Ticker

6/recent/ticker-posts

Interferensi dan Integrasi Bahasa: Dampaknya terhadap Kemampuan Berkomunikasi

 


Oleh Dwi Putri Rahmadhani dan Tressyalina. Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Padang Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.


Interferensi dan integrasi bahasa adalah fenomena yang umum terjadi dalam berbagai bentuk komunikasi, terutama dalam konteks antarbudaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak interferensi dan integrasi bahasa terhadap kemampuan berkomunikasi, serta strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan yang timbul dari fenomena ini.

Interferensi bahasa terjadi ketika unsur-unsur bahasa lain digunakan dalam bahasa tertentu, sehingga menghasilkan perubahan makna dan struktur kalimat. Contoh interferensi fonologis dapat dilihat dalam pengucapan kata-kata berupa nama tempat yang berawal bunyi /b/, /d/, /g/, dan /j/, seperti dalam kata Bandung, Deli, Gombong, dan Jambi, yang seringkali diucapkan dengan bunyi /mBandung/, /nDeli/, /nJambi/, dan /nGgombong/ oleh penutur bahasa Jawa.

Interferensi morfologis terjadi ketika afiks-afiks bahasa lain diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti dalam kata kepukul, ketabrak, kebesaran, kekecilan, kemahalan, sungguhan, bubaran, dan berdua, yang sebenarnya memiliki bentuk dasar berupa kosa kata bahasa Indonesia dengan afiks-sfiks dari bahasa daerah atau bahasa asing.

Interferensi sintaksis dan leksikal juga terjadi ketika struktur kalimat dan kosakata dari bahasa lain digunakan dalam bahasa Indonesia, seperti dalam contoh-contoh berikut: "Sini saiko," "Hari apakah antu kau sebenarnya nu maui," "Issengi deh, Tidak mauma dengarki," "Jangan maki katte," "Maui dulu pulang mandi, sebentarpi baru kesika poeng," "Apa nukana sumpaeng, tidak kudengarki," "Dimana anjo bagus liburan," "Porena anne. diaji mau," "Janganko sotta-sotta," dan "Apaji paeng".

Dampak interferensi dan integrasi bahasa terhadap kemampuan berkomunikasi sangat signifikan. Interferensi dapat menghasilkan kesalahan dalam berbahasa, seperti salah tafsir, kebingungan, atau bahkan konflik dalam pemahaman antar individu. Oleh karena itu, strategi yang tepat harus digunakan untuk mengatasi tantangan ini.

Strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi interferensi dan integrasi bahasa meliputi pendekatan multibahasa untuk pendidikan, penekanan pada pelestarian bahasa asli, kesadaran konteks budaya, dan penggunaan inovasi teknologi dalam komunikasi antarbudaya. Dalam pendidikan, guru harus memperhatikan kebiasaan bahasa siswa dan mengintegrasikan unsur-unsur bahasa lain ke dalam materi pelajaran. Dalam konteks budaya, kesadaran akan makna dan nilai-nilai bahasa yang berbeda sangat penting untuk mengurangi kesalahpahaman.

Dalam sintesis, interferensi dan integrasi bahasa adalah fenomena yang kompleks dan mempengaruhi kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu, strategi yang tepat harus digunakan untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi antarbudaya. Kata Kunci:

Interferensi

Integrasi

Bahasa

Komunikasi Antarbudaya

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS