Penulis:Khoirul Muhammad Fajri Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Fisip Unand
Birokrasi
politik merupakan sebuah struktur tatanan organisasi, bagan, dan pembagian
kerja pada pemerintah yang memiliki hierarkinya sendiri dan terdapat pada
sebuah lembaga. Birokrasi politik memiliki fungsi penting dalam tatanan
kehidupan masyarakat seperti pelaksanaan kebijakan publik, dimana kebijakan
tersebut dibuat oleh pemerintah dan dijalankan penuh oleh birokrasi. Kedua
yaitu birokrasi dapat memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, dalam hal
ini birokrasi menyediakan berbagai pelayanan kepada masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Ketiga yaitu birokrasi dapat menjaga
ketertiban dan keamanan di masyarakat. Dan yang terakhir birokrasi mengelola
sumber daya negara secara efektif dan efesien sehingga dapat digunakan dengan
baik oleh masyarakat.
Dalam
negara demokrasi, hubungan birokrasi dengan masyarakat sangatlah penting.
Dimana, lembaga-lembaga pada sektor publik memiliki tanggung jawab untuk
menyediakan fasilitas yang krusial dalam kehidupan masyarakat, fasilitas
krusial tersebut seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, dan infrastruktur
yang lebih baik. Oleh karena itu birokrasi memengaruhi kehidupan individu
maupun kolektif dari masyarakat. Dalam kaitannya birokrasi politik selalu
membutuhkan partisipasi masyarakat, hal ini bisa kita lihat dari beberapa
prespektif yang ada. Dari segi evektiftias kebijakan, birokrasi politik sangat
membutuhkan masukan dan partisipasi masyarakat agar kebijakan yang dibuat dapat
efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Segi akuntabilitas, partisipasi
masyarakat dapat membantu meningkatkan akuntabilitas birokrasi politik,
masyarakat dapat mengawasi kinerja birokrasi dan meminta pertanggungjawaban
atas kebijakan yang dibuat.
Saat
ini di Indonesia kondisi partisipasi masyarakat memiliki sebuah gambaran yang
kompleks, dengan kemajuan di beberapa aspek, namun dalam hal ini masih terdapat
tantangan yang signifikan. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperan
penting dalam proses birokrasi semakin meningkat. Hal ini juga didorong oleh
berbagai faktor, seperti pendidikan politik, akses informasi yang lebih luas,
dan juga pengaruh dari media sosial. Akses terhadap mekanisme partisipasi juga
semakin terbuka. Pemerintah telah membuka berbagai kanal partisipasi bagi
masyarakat, seperti musyawarah perencanaan pembangunan daerah (Musrenbang),
layanan pengaduan online, dan media sosial.
Partisipasi
masyarakat juga menunjukkan partisipasi aktif dalam berbagai bidang, seperti
penyusunan kebijakan, pengawasan kinerja apratur sipil negara (ASN), dan
pemberian pelayanan publik. Contoh partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai
bidang ini dapat kita lihat dalam proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) di beberapa daerah menunjukkan hasil yang positif,
seperti peningkatan alokasi anggaran untuk program-progarm yang berpihak pada
rakyat.
Namun
kondisi partisipasi masyarakat terhadap birokrasi di Indonesia memiliki
berbagai tantangan dan hambatan. Pada saat ini birokrasi di Indonesia
seringkali dipandang buruk oleh mayoritas masyarakat karena terdapat adanya
politisasi politik didalamnya, dalam hal ini kita bisa lihat dalam tubuh
birokrasi terdapat kepentingan partai politik, dan kepentingan partai politik
ini terkadang lebih diutamakan daripada memberikan pelayanan publik yang baik
kepada masyarakat. Selanjutnya tidak sinkronnya tuntutan kebutuhan masyarakat
dengan reformasi birokrasi juga menjadi penyebab birokrasi di Indonesia menjadi
suatu permasalahan, setelah era reformasi, masih terdapat ketidaksinkronan
antara tuntutan kebutuhan masyarakat dengan reformasi birokrasi, salah satu
tantangannya adalah ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan oleh masyarakat
dengan apa yang terjadi dalam birokrasi. Terkadang, birokrasi masih belum memenuhi
kebutuhan masyarakat secara efektif.
Untuk
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam proses birokrasi di Indonesia ini
diperlukan upaya-upaya dalam meningkatkan partisipasi publik terhadap birokrasi.
Meningkatkan partisipasi publik dalam birokrasi merupakan langkah penting untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Upaya pertama
yang dapat dilakukan yakni meningkatkan keterbukaan informasi, dalam hal ini
pemerintah harus menyediakan informasi yang mudah diakses dan dipahami oleh
publik melalui berbagai saluran seperti website, media sosial, dan layanan
informasi publik sehingga dapat meningkatkan transparansi dalam proses
pengambilan kebijakan dan pelaksanaan program pemerintah. dalam hal ini jika
kita lihat pemerintah Indonesia telah mengambil langkah bagus dimana terdapat
berbagai kebijakan untuk menciptakan ruang bagi masyarakat dalam pelayanan
publik. Salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk
melibatkan masyarakat dalam proses pelayanan publik ini adalah pengaduan dan
aspirasi melalui sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N)
– Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!). sistem pengaduan ini
akan menjadi ruang komunikasi dan aspirasi bagi masyarakat dan penyelenggara
pelayanan publik untuk saling berkomunikasi terkait pelayanan publik. Selain
sistem pengaduan tersebut masih banyak lagi kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap proses pelayanan publik seperti
survei kepuasan masyarakat (SKM), Forum Konslutasi Publik (FKP) dan lain
sebagainnya.
Selain
proses peningkatan keterbukaan informasi masih banyak lagi upaya yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan partisipasi publik dalam birokrasi. Mempermudah
akses pelayanan publik juga termasuk upaya meningkatkan partisipasi publik,
menyederhanakan prosedur dan persyaratan pelayanann publik dan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi juga
termasuk langkah - langkah dalam mempermudah akses pelayanan publik. Selain itu
pemberdayaan masyarakat sendiri juga termasuk dalam upaya penguatan partisipasi
masyarakat terhadap birokrasi, langkah - langkah yang dapat dilakukan adalah
peningkatan edukasi dan literasi masyarakat mengenai peran dan hak mereka dalam
birokrasi, dan membangun kapasitas masyarakat untuk berpatisipasi dalam
birokrasi melalui pelatihan dan pendampingan. Selain upaya dari pemerintah
kesadaran dari kita sendiri juga menjadi faktor penting dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik melalui partisipasi aktif. Oleh karena itu kita sebagai
masyarakat indonesia harus paham dan harus bersikap skeptis terhadap proses
pelayanan publik yang ada.
Penulis:
Khoirul
Muhammad Fajri
Mahasiswa
Departemen Ilmu Politik Fisip Unand
0 Comments