Ticker

6/recent/ticker-posts

Alih Aksara “Kitab Kematian”



Oleh : Lany Adila Putri Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Kematian adalah sebuah misteri yang selalu menjadi objek penelitian dan refleksi, telah tersirat dalam berbagai naskah dan kitab yang diwariskan melalui berbagai tradisi budaya.

Kematian menurut Islam, kematian adalah sesuatu yang pasti akan kedatangannya. Karena Allah telah menuliskannya dalam Al-Qur’an pada surat. Ali-Imran ayat 185 yang berbunyi “setiap yang bernyawa akan merasakan kematian”. Dari kutipan ayat tersebut, dapat diketahui bahwa atas izin Allah SWT, bahwa semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup (Cahyono, 2022).

Kematian biasanya dipandang sebagai akhir dari segalanya. Begitu banyak orang mencoba dan membangun upaya lari dari kematian dengan berbagai cara, namun pada akhirnya kita akan menghadapi kematian. Kematian ibarat anak panah lepas dari busurnya, yang akan terus mengejar sasarannya. Begitu ia mengenai sasarannya, saat itu pula kematian tiba. Kecepatan anak panah melebihi kecepatan makhluk, sehingga betapapun kencangnya makhluk berlari, anak panah itu akan tetap menemui sasarannya (Shihab, 2008).

Alih aksara, proses transkripsi satu bentuk tulisan ke dalam bentuk tulisan lain, memegang peranan penting dalam memahami teks-teks kuno, terutama dalam tradisi yang memegang teguh tulisan suci sebagai sumber pengetahuan dan kebijaksanaan spiritual.

Teks-teks kuno yang bertahan hingga saat ini sering kali ditulis dalam skrip yang telah punah atau tidak lagi digunakan secara luas, seperti aksara Lontar atau bahasa-bahasa klasik. Menerjemahkan dan mengalihaksarakan teks-teks ini memberikan akses ke pemahaman filosofis dan spiritual dari masa lalu.

Naskah yang berjudul Kitab Kematian berisi mengenai gambaran ketika menghadapi sakratul maut, gambaran mengenai keadaan setelah dikubur setelah meninggal, gambaran siksa di neraka setelah orang melakukan dosa di dunia, dan lain sebagainya. Informasi tentang kematian masih sangat jarang ditemui. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana keadaan manusia setelah mengalami kematian, yang bersumber dari naskah kuno.

Tujuan dari Alih Aksara

Menjadi sarana vital dalam memelihara warisan budaya dan kebijaksanaan leluhur. Dengan memperbarui dan menerjemahkan teks-teks tersebut ke dalam bahasa yang lebih modern dan aksesibel, menghidupkan kembali pengetahuan yang hampir hilang karena keterbatasan bahasa dan kehausan fisik naskah kuno. Ini juga membantu dalam mempromosikan pemahaman lintas. Alih aksara (alih aksara) adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam kajian filologi, alih aksara ini perlu dilakukan, karena teks-teks lama yang ditulis dalam huruf daerah sudah tidak dikenal atau tidak akrab lagi sekarang (Baried et al., 1994). Dalam melakukan alih aksara perlu diikuti pedoman yang berhubungan dengan pembagian kata, ejaan, dan pungtuasi. Diketahui teks-teks lama ditulis tanpa memperhatikan unsur-unsur tata tulis yang merupakan kelengkapan wajib untuk memahami teks. Hal ini berkaitan dengan gaya penceritaan yang mengalir terus, karena dulu teks dibawakan atau dibacakan pada peristiwa-peristiwa tertentu untuk dihayati dan dinikmati bersama-sama. Penulisan kata-kata yang tidak mengindahkan pemisahan serta penempatan tanda baca yang tidak tepat dapat menimbulkan arti yang berbeda, sedangkan prinsip ejaan adalah keajegan disamping mengikuti ejaan yang sudah dibakukan.


Deskripsi Naskah Kitab Kematian

Naskah ini diperoleh dari web digital naskah kuno yaitu khastara.perpusnas.go.id. Pemilik naskah ini adalah Bapak Yohanes Puguh Sasmito yang berdomisili di Surabaya. Hal ini terdapat pada naskah halaman 155. Tidak diketahui informasi mengenai pemilik naskah ini lebih lanjur, karena dari namanya, Yohanes, bahwa pemilik ini beragama Kristen. Naskah Kitab Kematian terdiri dari 157 halaman, menggunakan aksara Pegon (Arab Jawi) dan Arab.Bentuk teksnya adalah puisi jumlah baris perhalamannya terdiri dari 13 baris perhalaman. Ukuran naskah yaitu 21.5 x 16 x 2 cm.

Naskah Kitab Kematian ditulis menggunakan kertas daluang, karena dapat dilihat dari serat-serat pada pinggiran naskah yang agak sobek. Kondisi naskah Kitab Kematian kertasnya sudah rusak, berlubang, sobek, dan warna tintanya banyak yang buram. Warna kertasnya kuning kecoklatan, bahkan hitam di pinggirannya. Teks Kitab Kematian memiliki penomoran di dalamanya, yang mana dimulai nomor 1 pada halaman pada digitalisasi naskah.


Isi dari Kitab Kematian

Terdiri dari 5 pembahasan yang berbeda, yaitu

Sakratul Maut

Dalam Kitab Kematian, dijelaskan tentang sakratul maut, yaitu saat proses pengambilan nyawa seseorang dari tubuhnya. Jika orang tersebut beragama Islam, maka ruhnya diambil dari kaki hingga ke kepala. Namun, jika orang tersebut kafir, ruhnya langsung diambil dari kepalanya. Hal ini dikarenakan orang muslim, saat sakratul maut, sedang membaca kalimat tauhid, sehingga nyawanya diambil secara perlahan. Berbeda dengan orang kafir, malaikat maut langsung mencabut nyawa dari kepalanya tanpa basa-basi. Penjelasan mengenai sakratul maut terdapat pada halaman 5-11.

Terjadinya Kiamat

Dalam Kitab Kematian, dijelaskan tentang peristiwa kiamat yang meliputi malaikat Israfil meniup sasangkala pertama, menyebabkan kematian semua manusia, gunung-gunung runtuh, dan binatang-binatang mati. Setelah itu, hujan turun selama 1000 tahun. Kemudian, malaikat Israfil meniup sasangkala kedua, sehingga manusia bangkit kembali dalam berbagai bentuk seperti babi yang melintang, bulan, dan lain-lain. Penjelasan mengenai kejadian kiamat terdapat pada halaman 18-24.

Keadaan Manusia Setelah Dibangkitkan dari Kubur

Dalam Kitab Kematian, dijelaskan tentang gambaran ketika seseorang sedang berada di alam kubur. Bahwa jika orang tersebut kafir atau munafik, ketika ditanya oleh malaikat munkar dan nakir, tidak bisa menjawab pertanyaan, maka dia akan disiksa hingga jeritannya terdengar oleh semua makhluk kecuali manusia dan jin. Setelah itu malaikat akan mengatakan kepada tanah, himpitlah dia. Dan dihimpitlah dia hingga remuk sampai tulang-tulangnya. Penjelasan mengenai siksa kubur terdapat pada halaman 11-18.

Neraka

Dalam Kitab Kematian, menjelaskan tentang gambaran siksa di neraka. Diantaranya siksa untuk orang yang dahulu berzina, adalah dia akan disambut oleh ular yang berbisa kalajengking, sehingga akan mencabik-cabik tubuhnya. Ada juga yang perut dan mulutnya berkobar-kobar api neraka karena dahulu suka memakan harta anak yatim. Selain itu juga ada yang dipotong lidahnya karena dosan seorang khatib yang memerintahkan kebaikan namun melupakan dirinya sendiri. Ada juga yang lidahnya memanjang dan diberi kalung dari besi panas, menjerit-jerit karena tidak pernah bayar zakat. Penjelasan mengenai siksa neraka terdapat pada halaman 28-42.

Surga

Dalam Kitab Kematian, menjelaskan mengenai kenikmatan di surga, diantaranya keadaan di surga terdapat sungai-sungai yang airnya dapat berubah rasa dan baunya. Airnya yang terbuat dari susu dan anggur tidak memabukkan. Di surga memakai pakaian yang terbuat dari sutera. Selain itu juga terdapat perhiasan emas, dan mutiara. Bisa memakan makanan sesuka hati. Di surga juga mereka tidak akan merasa bosan, karena keadaanya sangat sempurna dan tidak akan ada apapun dan siapapun yang memunculkan rasa bosan itu. Penjelasan mengenai keadaan di surga terdapat pada halaman 77-98.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS