Oleh:Obral Chaniago.
Sumatera Barat.
Di duga pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di Daerah Sumatera Barat semakin melonjak dari kuota sebelumnya.
Pasalnya, diamati di sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di telusuri dari Kota Padang, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya, banyak terlihat antrian panjang kenderaan jenis tonase berat menunggu pengisian BBM di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada daerah terkait.
Alkisah, kenderaan truk yang antrian pada waktu menjelang akhir Bulan Nopember hingga awal Bulan Desember 2023, saat awak media ini bertandang ke semua daerah ini.
Sambil menyempatkan diri ngerumpi dan menyerap informasi dari para driver operator kenderaan truk pengangkut segala jenis komoditi, mengakuinya bahwa BBM yang di tunggu cepat habis di SPBU, sebut beberapa orang sopir yang sengaja tak dituliskan identitasnya.
Persoalan BBM terlambat datang, maka stok BBM jenis Solor di setiap SPBU cepat habis, katanya.
Sehingga bagi yang tidak sedang ngantri di SPBU bersangkutan, maka harapan memperoleh BBM Solar tak kebagian.
Akibat ini pula trik angkutan akan menjadi berkurang jumlahnya dari yang diharapkan, sebut sopir truk saat ngerumpi dengan awak media ini di salah satu rumah makan sebagai kedai nasi tempat perhentian sejumlah truk-truk sebagai pelanggan kedai nasi.
Ihwal ini dimungkinkan pemerintah melalui SKK Migas Pertamina jarang memantau kelapangan atas stok yang didatangkan.
Seberapa lama stok BBM jenis Solar bisa bertahan pada SPBU tersebut.
Sehubungan ini pula, masih pengakuan beberapa orang driver truk angkutan berat ditempat yang berbeda mengisahkan, bahwa para sopir sangat cemas kehabisan BBM jenis Solar dalam perjalanan. Jika BBM Solar kehabisan dalam perjalanan yang belum sampai ke tempat tujuan.
Terkadang, saat kehabisan BBM Solar di perjalanan, maka terpaksa lagi ngantri pada SPBU untuk menunggu kedatangan pasokan Solar sampai ke SPBU. Ini pun, kalau armada truk yang di-awakinya sudah sampai pada pengisian BBM di SPBU, dan atau sisa Solar yang telah menipis dilihat pada amper spido meter BBM kenderaan. Dari pada kehabisan Solar dalam perjalanan akan lebih bagus nongkrong beberapa jam di SPBU baik siang atau pun malam, ulas sopir truk yang lainnya pula mengisahkan.
Lain pula kisahnya yang dialami oleh sopir yang berbeda lokasi yang dikonfirmasi oleh awak media ini.
Bahwa, masih untung adanya teman sesama sopir truk mau membagikan Solar buat cadangan, sehingga perjalanan dapat dilanjutkan.
Namun, beda pula ceritanya dengan sopir truk yang satu ini, sambil tidur-tiduran ditempat lesehan lapau nasi sambil ngopi.
Menurut sopir yang satu ini, kehabisan Solar dalam perjalanan, perlu sekali membangun koneksi dengan penduduk yang mau membantu untuk mendapatkan Solar agar perjalanan sampai ke tempat tujuan.
Solar, Sering Kecewakan Sopir Truk
Karena Solar sering kecewakan sopir truk saat nyampai pada SPBU, maka para sopir truk tonase berat ini pun tak kehilangan akal.
Mumpung ada kesempatan di SPBU stok Solar sedang lumayan, maka di duga sopir dan pengisian BBM pada SPBU saling pengertian dengan cara, sopir men-stok Solar dalam galon buat cadangan kehabisan BBM Solar dalam perjalanan.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Perindag) Sumbar, Novrial menegaskan: persoalan BBM dilapangan, ini ranahnya Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), katanya ketika dikonfirmasi awak media ini padanya, Senin 4 Desember 2023.
Lanjutnya, "karena BBM merupakan perdagangan khusus, produsennya adalah pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina", imbuh Novrial.
"Sedangkan peranan Dinas Perindag Sumbar sebagai regulasi pemerintah di bidang perdagangan umum", pungkasnya.**(Obral Chaniago).
0 Comments