Ticker

6/recent/ticker-posts

Kacamata Konservasi Ekologi Dalam Budaya Thrifting Fashion: Solusi Atau Polusi?

 



Oleh: Fadilatul Rahmi Putri

Mahasiswa Departemen Biologi Universitas Andalas

 

Saat ini, siapapun pasti tidak asing lagi dengan fenomena 'thrifting fashion' atau tren berbelanja barang fashion bekas. Istilah ini telah merambah semua kalangan, bahkan tidak sedikit di antaranya yang menjadi penggemar setia gaya berbusana dengan menggunakan barang bekas (second-hand) ini. Sehingga thrifting fashion inipun menjamur mulai dari toko offline maupun online (E-commerce). Kelebihan harga yang terjangkau bukan satu-satunya daya tarik, namun barang thrift juga seringkali merupakan produk bermerek terkenal, menambah daya goda bagi siapapun yang melihatnya. Tak heran, permintaan terhadap barang thrift terus mengalami lonjakan pesat, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di kota-kota kecil yang turut merasakan gelombang popularitas ini. Namun, bagaimana sebenarnya dampak dari tren thrifting fashion ini terhadap perspektif konservasi lingkungan dan ekologi?

Pada dasarnya, budaya thrifting fashion bukanlah sekedar tren berbelanja, melainkan salah satu bentuk pelestarian pelestarian lingkungan yang diinterpretasikan sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan konservasi ekologi dan menginspirasi perubahan dari industri fashion. Mengapa demikian? Karena pada prinsipnya, thrifting adalah tindakan nyata dari konsumsi berkelanjutan dalam konsep Reduce, Reuse, dan Recycle (Kurangi, Gunakan Kembali, dan Daur Ulang). Dengan begitu, penggemar thrifting fashion tidak hanya mengurangi limbah industri fashion melainkan juga ikut andil dalam mengatasi masalah limbah fast fashion yang merajalela beberapa tahun terakhir ini.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sisi gelap tren thrifting fashion ini mulai terkuak dimana tren ini dinilai mulai menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Saat barang barang thrift ini tersebar dengan pesat dan tidak terkendali, hal ini malah menjadi bumerang dan membawa konsekuensi yang serius bagi konservasi ekologi. Hingga hari ini, kita tahu bahwa fashion thrift yang tersebar dan populer di Indonesia kebanyakan merupakan barang yang berasal dari luar negeri (impor). Padahal ketika mengimpor fashion thrift sama saja dengan kita membeli barang bekas dari negara lain. Yang lebih mengkhawatirkannya jika aliran impor barang thrift ini terus-terusan terjadi dengan cepat, barang bekas ini akan menjadi ancaman serius dalam bentuk limbah industri di Tanah Air. Dampak terberatnya adalah membuat Indonesia menjadi tujuan utama bagi limbah tekstil dari negara-negara produsen fast fashion. Alhasil, tren thrifting fashion tersebut bukannya menjaga lingkungan dengan konsep penggunaan berkelanjutan, tetapi jadi penyumbang limbah fashion juga.

Berbicara tentang kerusakan dari limbah industri tekstil thrifting fashion, masalah ini terbilang cukup serius mengingat limbah ini dapat merusak ekosistem dan berujung pada pengurangan kekayaan alam hayati di Indonesia. Dari segi ekologi, limbah industri tekstil dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap ekologi dan interaksi dalam ekosistem terhadap komponen biotik dan abiotik yang ada. Beberapa efeknya terhadap hal ini adalah mempengaruhi kesehatan organisme dimana ketika limbah tekstil ini mencemari lingkungan dan habitat organisme, bahan kimia beracun yang berasal dari limbah tersebut akan mengancam kehidupan organisme disana. Berawal dari zat toksik itulah muncul masalah seperti mengganggu fungsi fisiologis mereka dan mengacaukan siklus hidupnya.

Terlebih lagi, ketika produk thrift impor tersebut telah sampai di Indonesia dan akan didistribusikan, pasti melalui tahap pemilahan terhadap produk yang masih layak edar atau tidak sehingga limbah fashion yang tidak terjual ini juga turut berdampak pada pemanasan global dan peningkatan kandungan plastik di perairan. Distribusi produk thrifting secara besar-besaran di dalam negeri tidak hanya menciptakan tumpukan produk bekas yang berujung pada limbah industri. Melainkan akan meningkatkan transportasi baik darat, laut, maupun udara. Hal ini akan meningkatkan konsumsi sumber daya alam tak terbaharui dan meninggalkan jejak karbon dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Dari sanalah kita tahu bahwa budaya tren thrifting ini akan merusak lingkungan hayati dari segala arah dan di berbagai ekosistem. Jika fenomena ini terjadi secara berkelanjutan, resikonya adalah kita akan kehilangan organisme tersebut dan gangguan serius terhadap upaya konservasi organisme yang telah ada dan bukan tidak mungkin akan mengancam spesies yang status konservasinya terancam akan menjadi punah di kemudian hari.

Mengingat dampak fashion thrift yang cukup serius mengancam lingkungan dan ekologi, sudah saatnya kita bangun kesadaran untuk mengurangi dan meredakan laju limbah industri ini. Terdapat sejumlah solusi menarik yang dapat menginspirasi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan, mulai dari memahami budaya fashion yang lebih baik dan berkelanjutan. Langkah-langkah sederhana yang bisa kita terapkan termasuk meningkatkan kesadaran saat berbelanja, merawat, memperbaiki, dan mendaur ulang pakaian yang sudah tidak terpakai. Konsep berpakaian minimalis juga dapat diwujudkan untuk menghindari perilaku impulsif dan overconsumption yang menjadi pemicu penimbunan limbah industri tekstil. Sebagai konsumen yang bertanggung jawab dan bijak, kita dapat mendukung produk thrift lokal, memilih produk baru dengan konsep slow fashion, dan memberikan perhatian lebih pada kualitas daripada kuantitas. Barang lokal tak kalah bagusnya dibandingkan dengan produk impor berkonsep fast fashion, memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Dengan langkah-langkah sederhana inilah, kita dapat memainkan peran penting dalam konservasi lingkungan dan ekologi makhluk hidup, serta turut berkontribusi pada pelestarian sumber daya alam hayati di negeri kita. Mari bersama-sama menjaga keberlanjutan hidup di planet ini dengan memilih tindakan yang bijak dan berkelanjutan. Agar apa yang kita dapatkan saat ini dapat dirasakan anak cucu kita di masa mendatang.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS