Ticker

6/recent/ticker-posts

Pentingnya Komunikasi Politik di Era Digital

 


Oleh            : HARSIANA NIM                 : 2210839001 MATKUL       : SOSIOLOGI Politik 




Media sosial atau yang sering disebut oleh kaum milenial sekarang yaitu medsos menjadi fenomena yang makin mengglobal, yang keberadaanya makin tidak dapat di pisahkan dari cara berkomunikasi antara sesama manusia. Sebagai bentuk media baru, media sosial merupakan sebuah teknologi  informasi dan komunikasi dengan konteks sosial yang berhubungan dan didalamnya menyatukan beberapa elemen seperti: alat dan artefak teknologi, aktivitas, praktik, dan penggunaan dan tatanan serta organisasi sosial.

Hadirnya media sosial melahirkan peradaban baru dalam komunikasi politik termasuk munculnya beberapa terminologi baru seperti cyberdemocracy, cyberprotest, dan new public sphere untuk tautan gagasan, pemikiran, dan partisipasi politik. Fenomena komunikasi politik yang tak lagi terbatas pada ruang-ruang fisik dengan melimpahnya  informasi di dunia virtual, dan ini menjadi dianamika tersendiri bagi komunikasi politik yang digunakan oleh para actor politik. Kondisi itu tentunya menjadi sebuah tantangan bagi setiap partai politik, dimana politisi dan lembaga politik lainnya bisa sesegera mungkin melakukan inovasi untuk meraih dukungan politik dari kalangan muda yang sering disebut dengan generasi milenial atau masyarakat swing voters, dan seperti yang kita ketahui juga generasi milenial adalah aktor utama Indonesia masa kini dan masa depan.

Jika kita lihat berdasarkan Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII) pada tahun 2018, penggunaan internet di Indonesia akan mencapai  109 jutaan. Jumlah ini menjadi salah satu potensi baik bagi peserta pemilu baik secara lembaga ataupun individu dalam menjaring massanya melalui media baru. Saat ini perkembangan media online semakin pesat, terutama dalam memfasilitasi masyarakat dalam mengakses informasi dan jejaring sosial. Jejaring sosial inilah yang kemudian akan dimanfaatkan oleh para kandidat politik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat yang sudah melek akan media dan sering bersikap kritis terhadap suau permasalahan.

Kehadiran media sosial juga mempengaruhi bidang politik. Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa media sosial merupakan alat kampanye yang sangat efektif. Contohnya saja seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menggunakan media twitter untuk kampanye, dan dalam dua kali pemilihan presiden di Amerika Serikat Obama menang dengan perolehan suara yang tinggi. Strategi kampanye Obama dalam menggunakan media sosial ini menjadi fenomena yang baru dalam sejarah kampanye di Amerika, walaupun bukan menjadi orang yang pertama yang melakukan kampanye melalui internet, namun Obamalah presiden pertama yang sukses menggunakan jejraing sosial khususnya media sosial dalam aktivitas kampanyenya.

Media sosial merupakan teknologi yang bersifat praktis dan cepat sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh siapapun. Karena sifat kepraktisannya, media sosial pun menjadi pilihan bagi tokoh politik maupun pemerintah untuk menginformasikan sesuatu melalui media sosial. Penggunaan media sosial saat ini digunakan sebagai alat komunikasi  politik karena diaanggap cukup efektif. Di era demokratisasi, transparansi kebijakan pemerintah merupakan hal penting untuk meraih kepercayaan dari masyarakat.

Menurut Silih Agung Wasesa, kehadiran media baru berbasis digital membuat informasi politik tidak hanya semakin massif, tetapi juga terdistribusi dengan cepat dan bersifat interaktif. Dengan karakteristiknya itu tidak sedikit aktor politik di sejumlah negara memanfaatkan media sosial sebagi proses kampanye politik. Selain itu media baru mampu untuk menjaring pemilih muda dan biayanya pun terbilang cuckup murah.

Fenomena penggunaan media sosial tentunya memberikan peluang-peluang dibidang komunikasi politik baik bagi pemerintah maupun politikus. Namun tentunya diperlukan pemahaman dan pendekatan yang baik dan tepat, agar pemanfaatan media sosial sebagai komunikasi politik bisa tepat sasaran dan sesuai yang diharapkan. 

Untuk itu diperlukan pemahaman dan kajian dari berbagai aspek, terutama dari segi komunikasi antar budaya, psikologi komunikasi, dampak media dan lain sebagainya. Karean tak tertutup kemungkinan penggunaan media sosial yang “serampangan” atau ceroboh malah akan menjadi “boomerang” yang dapat merugikan pengguna media sosial itu sendiri dari sisi komunikasi politik. Komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”. 

Dengan berkembangnya internet, dunia komunikasi pun mengikuti arus perkembangan tersebut, termasuk dalam komunikasi politik. Proses interaksi penyampaian dan penerimaan pesan bisa terjadi melalui pemanfaatan suatu sarana atau media tertentu.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS