Oleh: Yuda Satria Amanda
Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas
Email: yudasatria082@gmail.com
Pendidikan politik menurut Kartini Kartono (1996:64) adalah suatu upaya pendidikan yang disengaja dan sistematis untuk membentuk individu agar mampu menjadi partisipan yang bertanggung jawab secara etis dan bermoral dalam pencapain tujuan politik. Pendidikan politik adalah suatu aspek dalam kegiatan politik yang memiliki peranan penting terhadap kehidupan bernegara terutama dalam penyelengaraan pemilihan umum. Jika terlaksana pendidikan politik yang benar dan optimal, tentunya akan berdampak langsung terhadap kualiats masyarakat sebagai seorang pemilih yang akan menentukan nasib negara Indonesia lima tahun kedepan.
Melansir dari laman website BBC News Indonesia, dalam pemilu 2024 generasi muda berusia 22-30 tahun akan mendominasi pemilih secara nasonal dengan porsi 56% atau sekitar 114 juta. Sebagian dari mereka akan menjadi pemilih pemula yang akan melaksanakan pemilu 2024 nantinya sebagai pemilihan umum pertama mereka. Fenomena itu menjadi sebuah concern, dimana dengan perkembangan teknologi informasi yang menyebabkan penyebaran berita palsu yang berakibat pada polarisasi dan ujaran kebencian menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh para pemilih muda ini. Pendidikan politik menjadi solusi terbaik dalam memberikan bekal bagi para pemilih muda dan pemula dalam menghadapi pesta politik Indonesia di tahun 2024 yang akan datang.
Pendidikan politik dapat berupa pendidikan konvesional yang dilaksanakan di sekolah-sekolah melalui pendidikan kewarganegaraan dan negara. Namun, pendidikan tersebut tentunya masih bersifat teoritis yang dalam pelaksankaannya tentunya tidak akan 100% sama seperti yang ada dalam buku. Tidak hanya itu, pendidikan politik yang bersifat konvensional memiliki kecenderungan yang besar untuk sulit dipahami oleh pemilih muda yang lebih memilih untuk menggunakan smartphone dalam mencari informasi pendidikan yang dapat membantu mereka. Tetapi, disisi lain dengan betapa luasnya jangkauan yang dimiliki internet mengakibatkan sulitnya untuk menyaring informasi dari berita bohong, SARA, dan juga konspirasi.
Salah satu media pendidikan terkait politik dan pemilu 2024 yang akan datang dapat diliat melalui platfrom Bijak Memilih. Bijak Memilih merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Abigail Limuria founder Co-founder dari What Is Up Indonesia dan Andhyta F. Utami Co-founder dari startup public policy yang bernama Think Policy id. Gerakan ini bertujuan dalam mengumpulkan, mengkurasi dan menyajikan informasi-informasi relevan, akurat dan mudah dicerna terkait pemilu 2024. Pengetahuan mengenai isu-isu strategis politik, seperti isu korupsi, hak sipil, pendidikan, kesehatan, serta krisis iklim dan kerusakan lingkungan tersedia melalui website Bijak Memilih.
Tidak hanya memberikan tentang gambaran dari isu-isu strategis yang harus diperjuangkan di pemilu 2024 mendatang, bijak memilih juga memberikan informasi tentang posisi partai politik yang ada tentang isu-isu tersebut, serta memberitahukan track record para partai yang ikut serta dalam kontestasi politik nantinya. Platform ini menjadi sebuah terobosan yang sangat diperlukan di tengah drama pemilu yang menyertai kehidupan kita. Dengan tampilan interface yang modern dan sederhana sehingga memudahkan para penggunanya untuk mengetahui hal-hal yang diinginkan.
Melalui gerakan Bijak Memilih diharapkan para pemilih memiliki kesempatan yang lebih luas dalam mengenali siapa yang akan mereka pilih nantinya. Penulis sendiri merasakan efek positif dengan kehadiran sebuah platform ini dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan hak pilih nantinya dalam menentukan masa depan bangsa dan negara Indonesia lima tahun kedepan. Semoga melalui Bijak Memilih akan menghadirkan para pemilih yang kritis dan siap dalam menggunakan hak suara mereka, serta menginspirasi gerakan-gerakan serupa lainnya.
Tentunya, Bijak Memilih tidak menjadi satu-satunya alternatif dalam meningkatkan kesadaran dan pendidikan politik. Mengikuti para influencer di instagram dan tiktok yang mengkurasikan informasi tentang fenomena politik di Indonesia juga menjadi alternatif yang paling dekat dengan kita. Seperti pepatah banyak jalan menuju roma. Terdapat berbagai cara bagi kita seorang pemilih dalam mendapatkan pendidikan politik yang kita inginkan. Jadi tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar dan mempersiapkan diri sebagai seorang pemilih yang kritis.
0 Comments