Dalam istilah minangkabau
perempuan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dimana perempuan dijuluki
sebagai bundo kanduang , memiliki tempat
yang sejajar dengan kaum laki-laki sebagai salah satu suku bangsa Indonesia
masyarakat minangkabau memegang falsafah yang sangat luhur. Falsafah tersebut
dalam bahasa minangkabau berbunyi “adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah”. Artinya menegakkan syarat agama dalam segala aspek kehidupan,
dimana seorang tokoh yang bernama Rohana menjadi kan falsafah sebagai basis
atau rujukan mengembangkan pendidikan bagi kaum perempuan. Menurut nya agama
harus ditegakkan dalam semua aspek dan agama tidak pernah membatasi perempuan
untuk dididik. Agama justru mendorong manusia untuk mempotensikan akalnya.
Dengan demikian, salah satu jalan yang harus ditempuh untuk mempotensikan akal
adalah melalui pendidikan. Dengan dasar tersebut menjadikan rohana sama sekali
tidak gentar dalam menghadapi berbagai masalah yang di hadapinya. Dengan
semangat yang kuat, akhirnya rohana bergerak dan terus melakukan
pembaruan-pembaruan dalam bidang
pendidikan bagi kaum perempuan. Melalui kerajinan amai setia [KAS] yang
didirikannya perempuan diajarkan untuk pandai menulis dan membaca karna dalam
adat minangkabau salah satu aturannya ialah derajat wanita lebih tinggi
daripada laki-laki.dimana bundo kanduang pernah menjadi rajo di istana
pagaruyuang dan itulah bukti bahwa perempuan di minangkabau memiliki kedudukan
yang sangat tinggi.secara makna bundo
kanduang adalah pemimpin wanita diminangkabau yang menggambarkan sosok
,perempuan bijaksana yang membuat adat minanangkabau lestari sejak zaman dahulu
.kini istilah ini sering dipakai sebagai kata ganti untuk perempuan yang sudah
berkeluarga secara umum .pada masa orde baru lembaga kerapatan adat minangkabau
mendirikan sebuah organisasi bundo kanduang untuk mengimbangi organisasi wanita
lain seperti himpunan mahasiswa karya peran bundo kanduang sangatlah penting dimulai
dari keluarga serta masyarakat sebagai
diri pribadi serta sebagai istri ,sebagai ibu maupun sebagai pemangku adat yang
menjadi tauladan dalam keluarga nya dan masyarakat selain itu bundo kanduang
juga bertanggung jawab atas rumah gadang ,harta pusako tinggi dan juga
lambing bagi kaumnya.
Kedudukan bundo kanduang dalam minangkabau:
1.
Limpapeh rumah nan gadang
[perempuan sebagai simbol dari runtuh bangunnya sebuah kaum]
2.
Amban paruak pagangan kunci
[perempuan yang memelihara dan menyimpan harta pusaka]
3.
Pusek jalo kumpulan tali
[perempuan sebagai pengatur kehidupan rumah tanggga]
4.
Sumarak dalam nagari [perempuan
miangkabau merupakan bagian dari masyarakat]
5.
Nan gadang basa batuah [gadang
dalam kaum, basa dalam suku, dan batuah dalam nagari].
Perempuan diminangkabau menganut sistem matrilineal dimana menurut
garis keturunan ibu.namun perempuan juga
memiliki keistimewaan ,hampir semua anak yang terlahir diminangkabau mengikuti suku ibunya .Jika
keluarga tidak ada keturunan perempuan maka biasa dikatakan garis keturunan keluarga tersebut terputus seorang perempuan diminangkabau akan bertindak sebagai bundo kanduang.Ahli
waris perempuan akan mendapatkan bagian harta pusaka yang paling banyak.namun
juga memiliki istilah-istilah dalam bahasa minang mengenai tentang matrilineal
diminangkabau.Bundo kanduang secara harfiah diartikan sebagai “ibu sejati”
merujuk kepadaa perempuan yang sudah menjalankan perannya sebagai seorang ibu
dalam adat dan budaya.bundo kanduang orang yang paling dituakan dan menjadi
contoh dan panutan.perempuan diminangkabau
juga harus mengenal apa itu
sumbang duo baleh .nah sumbang duo baleh adalah kode etik dalam kebudayaan
minang yang mengatur perempuan minang dalam bersikap dan bertindak didepan
umum.perempuan minang itu minimal tau tentang sumbang 12.
Sumbang duo baleh bagi
perempuan diminangkabau yaitu :
1.sumbang duduak /Duduk
Sumbang duduak maksudnya
adalah duduk yang sopan bagi perempuan minnang adalah bersimpuh bukan bersila macam laki-laki ,apalagi
mencangkung atau menegakkan lutut ketika duduk diatas kursi duduklah dengan
menyamping lalu rapatkan paha .jika
berboncengan jangan mengangkang .
2.Sumbang tagak/Berdiri
Maksudnya perempuan
dilarang berdiri didepan pintu atau ditangga ,jangan berdiri dipinggir jalan
jika tidak ada yang dinanti .sumbang berdiri dengan laki -laki yang bukan muhrim.
3.sumbang jalan/Berjalan
Maksudnya ketika berjalan
perempuan minang harus berkawan paling
kurang dengan anak kecil jangan berjalan tergesa- gesa apalgi mendongkak –
dongkak .Jika berjalan dengan laki-laki berjalanlah dibelakang jangan menghalangi
jalan ketika bersama dengan teman sebaya nya .
4.Sumbang kato atau
berbicara
Maksudnya berkatalah
dengan lemah lembut berkatalah sedikit
demi sedikit agar paham maksudnya ,jangan serupa murai batu atau serupa air
terjun .jangan menyela atau memotong perkataan orang lain dengarkanlah dulu sehingga
orang itu selesai berbicara berkata katalah dengan baik .
5.Sumbang caliak/Melihat
Sumbang caliak merupakan
norma kesopanan yang melarang perempuan
memandang sesuatu terlalu berlebihan ,suka melihat kekurangan orang lain ,dan
ketika berbicara dengan lawan jenis hendaklah menunduk kan pandangan sesuai
dengan ajaran islam.
6.Sumbang makan
Makan secukupnya dan pelan
–pelan dan dilarang makan sambil berdiri dan berjalan ,tidak berbicara saat makan kecuali sangat penting
,dan tidak boleh berbunyi sedang makan.
7.sumbang berpakaian
Sumbang berpakaian bagi
perempuan minang iyalah harus sopan dan sesuai juga dengan ajaran agama ,yaitu
menutup aurat dan berpakaian sopan dan
rapi serta tidak ketat .
8.Sumbang karajo/kerja
Sumbang kerja idealnya pekerjaan perempuan adalah pekerjaan yang ringan dan mudah .
9.Sumbang tanyo/bertanya
Dengarkan terlebih
dahulupenjelasan orang lain ,barulah bertanya dengan sopan ,tidaklah menguji
dan merendahkan .
10.Sumang jawek /menjawab
Ketika ditanyai,jawablah
dengan seperlunya dengan tepat .
11.Sumbang bagaua /Bergaul
Sumbang bargaul merupakan
sumbang yang tidak boleh bergaul tarlalu dekat dengan bukan muhrimnya.
12.Sumbang kurenah /
tingkah laku
Menjaga perasaan orang
lain ,jangan berkata berbisik-bisikmenutup hidung didekat keramaian dan tertawa
terbahak-hak.
0 Comments