Ticker

6/recent/ticker-posts

PELAKSANAAN KEGIATAN AKUATIK SEBAGAI PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI



Penulis: Rahma Syovianti

Nim: 21022095,PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Padang

E-mail: rahmasyovianti@gmail.com

Dosen pembimbing: Dr. Setiyo Utoyo, M.Pd.

Abstrak

Pentingnya perkembangan anak usia dini dalam menentukan kualitas sumber daya

manusia di masa depan tidak dapat diabaikan. Untuk mencapai sumber daya manusia

berkualitas, diperlukan rangsangan yang komprehensif dan proporsional kepada anakanak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Fokus pada pendidikan

anak usia dini memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan generasi penerus yang

berkualias. Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak usia dini adalah

pengembangan kemampuan motorik kasar, yang melibatkan gerakan tubuh menggunakan

otot-otot besar. Bermain merupakan salah satu cara yang efektif untuk merangsang

perkembangan anak usia dini, karena melalui bermain anak dapat mengembangkan

kognisi, sosial, dan emosi mereka. Selain itu, permainan akuatik seperti berenang juga

memberikan manfaat penting bagi perkembangan fisik dan motorik anak.

Kata kunci: perkembangan anak usia dini, sumber daya manusia, pendidikan, motorik

kasar, bermain, permainan akuatik, berenang

Abstract

The importance of early childhood development in determining the quality of

human resources in the future cannot be ignored. To achieve quality human resources,

comprehensive and proportional stimulation is needed for children so that they can grow

and develop optimally. The focus on early childhood education has a significant impact in

creating quality next generations. One important aspect of early childhood development is

the development of gross motor skills, which involve body movements using large muscles.

Playing is an effective way to stimulate early childhood development, because through play

children can develop their cognitive, social and emotional. In addition, aquatic games such

as swimming also provide important benefits for children's physical and motor

development.

Keywords: early childhood development, human resources, education, gross motor skills,

playing, aquatic games, swimmin

PENDAHULUAN

Pentingnya perkembangan anak usia dini dalam menentukan kualitas sumber daya

manusia di masa depan tidak dapat diabaikan. Untuk memastikan sumber daya manusia

berkualitas, perlu memberikan rangsangan yang komprehensif dan proporsional kepada

anak-anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini sejalan

dengan tujuan pembangunan nasional yang bertujuan menciptakan manusia yang utuh,

bukan hanya dalam hal kemajuan fisik, tetapi juga persiapan generasi penerus yang

berkualitas. Fasli Jalal (Buletin Padu, 2002:9) berpendapat bahwa tantangan yang dihadapi

adalah ketersediaan sumber daya manusia yang dapat menghadapi berbagai tantangan yang

ada. Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas

kehidupan bangsa Indonesia di tengah peradaban dunia. Secara umum, masalah mendasar

dalam pendidikan masih terkait dengan ketidakmerataan dan rendahnya kualitas hasil

pendidikan.

Pendidikan pada anak usia dini merupakan fase yang sangat berharga, yang hanya

terjadi sekali seumur hidup dan tidak dapat diulang. Pada fase ini, anak-anak mudah

menerima rangsangan dari lingkungan sekitar mereka. Perkembangan anak usia 0-4 tahun

memiliki proporsi yang sama pentingnya dengan perkembangan pada usia 4-8 tahun. Pada

usia ini, anak-anak usia dini biasanya sudah mampu memahami hal-hal di sekitar mereka.

Masa usia dini merupakan waktu yang ideal untuk mengembangkan aspek fisik, motorik

kasar dan halus, sosial emosional, bahasa, moral, dan agama. Untuk mengembangkan

aspek fisik dan motorik pada anak, perlu dimulai sejak dini agar mereka dapat memahami

apa yang diajarkan oleh orang tua. Melalui kegiatan gerakan dasar dan olahraga, anak-anak

usia dini diperkenalkan dengan berbagai gerakan seperti merangkak, berdiri, berjalan,

menendang, dan lainnya. Pengenalan fisik dan motorik, terutama motorik kasar, dapat

dilakukan melalui kegiatan berolahraga.

Ada berbagai cara untuk merangsang anak usia 0-5 tahun, salah satunya adalah

melalui bermain. Pada usia ini, pertumbuhan otak anak mencapai puncaknya, sehingga

rangsangan, perkembangan kognitif, sosial, dan emosi anak dapat mencapai tingkat

optimal.

Dalam mengembangkan aspek motorik anak, orang tua atau pengajar memiliki

banyak pilihan. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan anak dalam kegiatan di dalam

air. Anak-anak dapat bermain dengan bebas di dalam air dan aktif dalam berbagai

permainan dan gerakan. Namun, pengawasan yang khusus tetap diperlukan saat anak

bermain di dalam air.

Salah satu kegiatan yang bermanfaat bagi anak di dalam air adalah berenang atau

kegiatan akuatik. Berenang memiliki manfaat yang sangat penting bagi kesehatan dan

tubuh secara keseluruhan. Selain itu, berenang juga merupakan kegiatan rekreasi yang

menyenangkan, dan salah satu manfaatnya adalah membantu pertumbuhan tubuh anak.

Berenang adalah aktivitas yang dapat dinikmati oleh semua usia. Saat ini, berenang

juga telah menjadi kegiatan rekreasi keluarga dengan banyak fasilitas permainan yang

tersedia di tempat-tempat renang. Hal ini menjadi cara yang tepat untuk memperkenalkan

olahraga renang kepada anak-anak melalui bermain.

PEMBAHASAN

Kemampuan Motorik Kasar

Menurut Decaprio (2013: 18), motorik kasar merujuk pada gerakan tubuh yang

melibatkan otot-otot besar di dalam tubuh atau seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi

oleh tingkat kematangan individu. Sujiono (2010: 1.13) menyatakan bahwa gerakan

motorik kasar adalah kemampuan yang melibatkan koordinasi sebagian besar otot-otot

besar pada tubuh anak. Rahyubi (2012: 222) mendefinisikan aktivitas motorik kasar

sebagai keterampilan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar sebagai dasar

utama gerakannya.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motorik kasar

merupakan gerakan yang dilakukan oleh anak dengan melibatkan otot-otot besar di dalam

tubuhnya. Otot-otot besar ini menjadi dasar dari gerakan yang dilakukan oleh anak.

Kemampuan motorik kasar melibatkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.

Penting untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar agar anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal. Seefel (dalam Moelichatoen, 1999) mengelompokkan tiga

jenis keterampilan motorik anak, yaitu:

a. Keterampilan loko motorik: berjalan, berlari, melompat, meluncur. b.

Keterampilan non-lokomotor (menggerakkan bagian tubuh saat anak tidak berpindah

tempat): mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, menarik. c. Keterampilan

manipulatif (mengontrol dan berinteraksi dengan benda): menangkap, melempar.

Permainan dan Bermain

Makna dan pentingnya permainan dan bermain berbeda dalam konteks anak.

Permainan digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan anak pada lingkungan sosial,

memperkenalkannya pada masyarakat, serta mengajarkan penghormatan terhadap normanorma yang ada. Melalui permainan, anak dapat menguasai berbagai objek, memahami

karakteristiknya, dan memahami peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Bermain adalah istilah yang luas, mengacu pada kegiatan yang dilakukan untuk

kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya. Bermain dilakukan secara sukarela

tanpa ada tekanan atau paksaan dari luar. Bermain merupakan ungkapan alami yang

melibatkan aspek biologis, psikologis, dan sosial anak yang terkait dengan lingkungannya.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan sukarela, tanpa beban, dan

memberikan kesenangan serta kepuasan bagi anak. Selain itu, bermain juga memberikan

pengalaman dan pembelajaran bagi anak. Permainan dan bermain memiliki beberapa

fungsi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Fungsi bermain terhadap

sensorik motorik anak penting untuk mengembangkan otot-otot dan mengeluarkan energi

yang dimiliki. Aktivitas sensorik motorik sangat penting pada semua tahap perkembangan,

terutama pada bayi yang membutuhkan rangsangan visual, pendengaran verbal, sentuhan

taktil, dan gerakan kinestetik.

Bermain dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat permainan. Anak

dapat menggunakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk bermain, bahkan hanya

dengan menggunakan imajinasinya sendiri. Anak memiliki kebebasan dalam menjalankan

berbagai kegiatan dalam permainan tanpa adanya paksaan. Saat bermain, anak melakukan

berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk pengembangan dirinya, seperti mengamati,

mengukur, membandingkan, mengeksplorasi, dan meneliti. Anak seringkali tidak

menyadari bahwa melalui bermain, mereka sedang melatih kemampuan-kemampuan baru.

Beberapa ahli psikologi memiliki pandangan masing-masing tentang bermain: a.

Karl Groos berpendapat bahwa bermain adalah proses persiapan untuk mengambil peran sebagai orang dewasa. b. Lazarus menyatakan bahwa bermain membantu mengembalikan

energi yang hilang sehingga anak merasa segar kembali. c. Sciller dan Spencer berpendapat

bahwa bermain merupakan cara bagi anak untuk mengeluarkan energi berlebihan dan

melepaskan tekanan.

Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bermain

merupakan proses pembelajaran yang memberikan manfaat besar bagi anak, baik yang

disadari maupun tidak

Karakteristik

Berdasarkan definisi dan perspektif yang telah dijelaskan sebelumnya, bermain

memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: a. Bermain memiliki sifat simbolis. b.

Bermain menunjukkan keberagaman dan keceriaan. c. Bermain merupakan aktivitas yang

dilakukan dengan sukarela. d. Bermain memberikan kesenangan. e. Bermain memiliki

aturan yang mengikat. f. Bermain adalah aktivitas yang terjadi dalam satu episode.

Namun, tidak semua aktivitas dapat dianggap sebagai permainan, dan tidak semua

pengalaman yang memiliki makna melibatkan permainan. Setiap elemen tersebut berperan

dalam menentukan karakteristik dari permainan.

Seringkali, situasi bermain yang dilakukan oleh anak belum sepenuhnya dapat

dijadikan sebagai situasi pembelajaran. Anak-anak sering bermain dengan kegiatan yang

tidak terstruktur. Smith dan Noah (1998) mengungkapkan bahwa bermain dengan struktur

yang tidak jelas dapat berdampak negatif pada perkembangan anak karena kurangnya

pembelajaran yang didapat. Namun, dengan memperhatikan kebutuhan anak, bermain

dapat dijadikan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.

Dorothy, Roy, dan Simin (1977) mengidentifikasi beberapa jenis bermain, seperti

bermain bebas, bermain dengan bimbingan, dan bermain dengan arahan. Ada juga variasi

dalam jumlah anak yang terlibat dalam bermain, baik bermain sendiri, berdua, atau

berkelompok. Bentuk-bentuk bermain tersebut dapat diaplikasikan dalam pendidikan anak,

termasuk di tingkat pendidikan anak usia dini seperti taman kanak-kanak, sebagai kegiatan

pembelajaran.

Sebagai pendekatan pembelajaran, bermain harus memperhatikan semua aspek

yang terkait. Permainan yang direncanakan dengan baik akan menciptakan situasi yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, bermain membantu

anak mengembangkan kemampuan yang lebih terarah dan mendasar.

Perkembangan fisik pada anak melibatkan dua area koordinasi motorik yang

penting, yaitu gerakan yang dikendalikan oleh otot-otot besar (kasar) dan gerakan yang

dikendalikan oleh otot-otot kecil (halus). Perkembangan motorik merupakan aspek

pertumbuhan anak yang jelas terlihat, namun seringkali dianggap sebagai hal yang biasa.

Sander (2006) menjelaskan bahwa sebagian besar anak secara alami mengembangkan

kemampuan fisik minimal melalui aktivitas bergerak di sekitar rumah dan sekolah setiap

harinya. Namun, banyak anak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengasah

kemampuan fisik mereka sehingga mereka merasa tidak mampu terlibat dalam permainan

populer dan kegiatan fisik. Anak-anak yang tidak berpartisipasi secara fisik berisiko

mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati bermain aktif setiap

harinya memberikan manfaat yang tidak hanya meningkatkan perkembangan fisik dan

menjaga kesehatan anak, tetapi juga membantu melawan masalah kesehatan saat mereka

dewasa. Anak-anak membutuhkan banyak kesempatan untuk bergerak dengan bebas dan

percaya diri guna menjaga kesehatan dan kebugaran mereka. Mereka perlu menemukan

keseimbangan antara permainan fisik dan kegiatan yang lebih tenang. Permainan yang

penuh energi seringkali melibatkan interaksi dengan anak-anak lain, sehingga

mengembangkan keterampilan sosial mereka. Anak-anak belajar koordinasi motorik

melalui bermain aktif dan mengikuti aturan sederhana. Bermain aktif membantu mereka

menguasai keterampilan seperti menjaga keseimbangan, melompat, berlari, dan memanjat.

Para ahli merekomendasikan agar anak-anak menghabiskan setidaknya satu jam

setiap harinya untuk bermain aktif. Ketika otak anak berkembang, demikian pula

kemampuan fisik mereka untuk melakukan berbagai hal.

Permainan akuatik

Permainan akuatik atau permainan air sangat penting untuk anak usia dini, karena

dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik, koordinasi, kepercayaan diri, dan

kesadaran lingkungan anak-anak. Permainan kuatik yang melibatkan melempar bola,

mengumpulkan bola, dan melempar koin pada anak usia dini memiliki manfaat yangsignifikan dalam pengembangan motorik kasar mereka. Berikut adalah penjelasan lebih

lengkap mengenai manfaat permainan ini menurut para ahli perkembangan anak:

Perkembangan Keterampilan Membuang (Throwing Skills):

Permainan melempar bola melibatkan gerakan lengan, bahu, dan tangan yang

membantu anak-anak mengembangkan kekuatan dan keterampilan dalam membuang

objek. Saat mereka berlatih melempar bola dengan akurasi, mereka secara bertahap

meningkatkan koordinasi antara bagian tubuh yang berbeda dan mengembangkan

kemampuan mengontrol kekuatan dan jarak lemparan. Keterampilan membuang yang

berkembang dengan baik menjadi dasar penting untuk aktivitas olahraga dan kegiatan fisik

lainnya di masa depan.

Koordinasi Mata dan Tangan:

Saat anak-anak mengumpulkan bola atau melempar koin, mereka harus

mengarahkan gerakan tangan mereka dengan tepat pada objek yang ingin mereka capai.

Dalam proses ini, mereka juga harus mengkoordinasikan gerakan mata mereka dengan

gerakan tangan untuk mengikuti dan menangkap objek yang bergerak. Permainan ini

membantu mengembangkan keterampilan koordinasi mata dan tangan, meningkatkan persepsi spasial, dan memperbaiki kemampuan anak-anak dalam mengejar dan menangkap

objek.

Keterampilan Mengumpulkan (Gathering Skills):

Ketika anak-anak mengumpulkan bola atau koin, mereka harus menggunakan

keterampilan fine motor untuk memegang, meraih, dan memindahkan objek tersebut.

Gerakan tangan yang terampil dan koordinasi jari-jari penting dalam melakukan tugas ini.

Selain itu, anak-anak juga belajar mengontrol kekuatan dan presisi saat mereka meraih dan

memegang objek tersebut. Keterampilan mengumpulkan yang berkembang melalui

permainan ini akan membantu anak-anak dalam aktivitas sehari-hari, seperti makan dengan

sendok atau mengambil barang-barang kecil.

Keterampilan Permainan Sosial:

Permainan ini mendorong interaksi sosial antara anak-anak. Mereka belajar untuk

berbagi, berkomunikasi, dan bekerja sama saat bermain dengan teman sebaya mereka.

Anak-anak dapat bermain secara bergantian, saling melempar bola atau koin, atau bekerja

sama dalam mencapai tujuan bersama. Ini membantu mereka mengembangkan

keterampilan sosial, seperti memahami aturan permainan, mengontrol diri, menghormati

giliran, dan berbagi sumber daya.

Meningkatkan Keseimbangan dan Keterampilan Motorik Keseluruhan:

Saat anak-anak bermain permainan ini, mereka bergerak aktif, seperti melompat,

berlari, atau berjalan. Gerakan fisik ini membantu mengembangkan keseimbangan tubuh

mereka dan memperkuat otot-otot kaki dan tubuh secara keseluruhan. Anak-anak juga

meningkatkan keterampilan motorik kasar, seperti koordinasi tubuh bagian atas dan bawah,

kemampuan bergerak dalam berbagai arah, serta kecepatan dan kekuatan dalam melompat

atau berlari.

Dalam menerapkan permainan ini, penting untuk mempertimbangkan tingkat

perkembangan anak. Pastikan permainan tersebut disesuaikan dengan usia dan kemampuan

motorik mereka. Lingkungan permainan harus aman dan terhindar dari bahaya, dan

pastikan ada pengawasan dan bimbingan yang diperlukan. Selain itu, pilihlah bola atau

koin yang sesuai dengan ukuran dan keamanan anak-anak tersebut.

Pastikan selalu ada pengawasan dewasa yang memadai saat anak-anak bermain

dengan air, terutama jika mereka belum pandai berenang. Jangan biarkan anak-anak

bermain di air yang dalam tanpa pengawasan. Selain itu, pastikan juga bahwa semua

permainan air yang digunakan aman dan sesuai dengan usia anak-anak tersebut.

KESIMPULAN

Motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar di dalam tubuh atau

seluruh anggota tubuh anak. Kemampuan motorik kasar melibatkan koordinasi sebagian

besar bagian tubuh anak.Permainan dan bermain memiliki fungsi penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan kegiatan sukarela yang

memberikan kesenangan dan pengalaman belajar bagi anak. Bermain aktif membantu

mengembangkan kemampuan fisik, keseimbangan, koordinasi, dan keterampilan sosial

anak. Permainan akuatik membantu mengembangkan keterampilan motorik, koordinasi

mata dan tangan, keterampilan mengumpulkan, keterampilan permainan sosial,

keseimbangan, dan keterampilan motorik keseluruhan anak.

Saran yang dapat diberikan Penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan

kesempatan kepada anak untuk bermain aktif setiap harinya, minimal satu jam.Berikan

anak kesempatan untuk bermain dengan teman sebaya mereka untuk mengembangkan

keterampilan sosial. Sediakan lingkungan permainan yang aman dan sesuai dengan usia

anak. Bermain dengan air dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengembangkan

kemampuan motorik kasar anak. Namun, pastikan ada pengawasan dan tindakan keamanan

yang memadai.Dalam memilih permainan akuatik, pertimbangkan usia dan kemampuan

motorik anak serta pastikan benda-benda yang digunakan aman dan sesuai dengan ukuran

anak. Libatkan anak dalam permainan yang melibatkan gerakan lengan, bahu, dan tangan

untuk mengembangkan keterampilan membuang.Dorong anak untuk berpartisipasi dalam

permainan yang melibatkan gerakan tubuh secara keseluruhan untuk meningkatkan keseimbangan dan keterampilan motorik keseluruhan.Berikan pengawasan dan bimbingan

yang diperlukan saat anak bermain dengan air, terutama jika mereka belum pandai

berenang. Dengan memberikan perhatian yang tepat terhadap kemampuan motorik kasar

anak dan memberikan kesempatan yang cukup untuk bermain dan beraktivitas fisik, kita

dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal dalam aspek fisik dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics. (2018). The Power of Play: A Pediatric Role in

Enhancing Development in Young Children. Pediatrics, 142(3), e20182058.

American Heart Association. (n.d.). Physical Activity and Children. Retrieved from

https://www.heart.org/en/healthy-living/fitness/fitness-basics/physical-activityand-children

Australian Government Department of Health. (n.d.). Australia's Physical Activity and

Sedentary Behaviour Guidelines - Early Years (Birth to 5 Years). Retrieved from

https://www.health.gov.au/health-topics/physical-activity-and-sedentarybehaviour/physical-activity-0-5-years

Barnett, L. M., et al. (2016). Fundamental Movement Skills: An Important Focus. Journal

of Teaching in Physical Education,.

Decaprio, A. (2013). Perkembangan Anak. Jakarta: Kencana.

Dorothy, A., Roy, C., & Simin, M. (1977). Play, Games, and Sports in Cultural Contexts.

Champaign, IL: Human Kinetics.

Ginsburg, K. R. (2007). The Importance of Play in Promoting Healthy Child Development

and Maintaining Strong Parent-Child Bonds. Pediatrics, 119(1), 182-191.

Jalal, Fasli. (2002). Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Mewujudkan

Pembangunan Nasional. Buletin Padu, 9.

Moelichatoen. (1999). Pengajaran Motorik Kasar di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Universitas Terbuka.

National Association for Sport and Physical Education. (2019). Active Start: A Statement

of Physical Activity Guidelines for Children From Birth to Age 5. Reston, VA:

Author. 

Playgroup Australia. (n.d.). Why Play is Important. Retrieved from

https://www.playgroup.org.au/why-play-is-important/

Rahyubi, D. (2012). Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, 18(2), 222.

Ridgers, N. D., Stratton, G., & Fairclough, S. J. (2006). Physical Activity Levels of

Children During School Playtime. Sports Medicine, 36(4), 359-371.

Sallis, J. F., & Glanz, K. (2009). The Role of Built Environments in Physical Activity,

Eating, and Obesity in Childhood. The Future of Children, 19(1), 89-108.

Sander, R. (2006). Physical Development in the Early Years: Foundation for Motor Skills

and Movement. London: SAGE Publications.

Smith, P. K., & Noah, K. (1998). Developmental Psychology: A Student's Handbook. New

York: Psychology Press.

Sujiono, Y. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar

Anak Usia 4-6 Tahun di Tamfan Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 4(1),

1.13.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS