Ticker

6/recent/ticker-posts

Menjelang di bulan puasa masnyarakat minang mengadakan tradiai manjalang mintuo

 



Nama: Putri Ayuni (2110741004)

Jurusan: Sastra Minangkabau

Fakultas:ilmu budaya


Hallo sanak sadalonyo, jadi hari ini saya akan membahas tentang tradisi ada Minangkabau mengenai apa saja yang di lakukan oleh orang Minangkabau saat menyambut bulan suci ramadhan. Bulan suci ramadhan adalah bulan yang di tunggu-tunggu oleh umat islam,bulan ramadhan ini di laksanakan setahun sekali dan di sambut hari raya idul fitri. Umat islam sangat senang dalam bulan suci ramadhan ini di karenakan bisa menampung pahala yang banyak pada bulan suci ini. Termasuk masnyarakat Minangkabau yang sangat menanti-nanti bulan yang penuh berkah tersebut,kenapa? Ya karena masnyarakat minang akan membuat segala acara yang bersangkutan dengan kearifan lokal yang telah di pakai oleh nenek Moyang orang minang sendiri . Dari tradisi malamang,maulid nabi,memandang,balimau dan masih banyak lagi yang melakukan tradisi-tradisi unik khas Minangkabau yang ada di pulau sumatra Barat ini. 

Jadi saya mengambil salah satu kearifan lokal Minangkabau yaitu tradisi pada saat menyambut bulan suci ramadhan yaitu manjalang mintuo atau dalam bahasa Indonesia melihat mertua. Nah darisini kita tahu bahwa masnyarakat minang banyak melakukan tradisi tersebut,dan banyak juga dari masnyarakat daerah minang yang melakukan tradisi ini pas menyambut bulan suci ramadhan. Manjang mintuo sendiri ialah tradisi adat yang dilakukan oleh para menantu di setiap tahunnya dan dilakukan saat mertua masih ada di rumah yang damai artian masih ada di dunia yang terang-menerang ini. Maka tradisi manjalang mintuo ini masih berlaku pada saat ini. Balik ke topik awal tradisi Manjalang mintuo ini membawa apa saja? Apakah makanan atau membawa yang lainnya. 

Ok sebagai masnyarakat minang tradisi manjalang mintuo ini merupakan tradisi Kuno yang dilakukan oleh ibunya datuak katumangguangn dan datuak papatih nan sebatang ketika ibu dari suami kedua datuak itu masih hidup,dan meminta kepada menantunya untuk menbawakan sapuluik putiah (ketan putih) yang di bungkus daun pisang pada saat 1 ramadhan pada saat itu. Lalu ibu datuk itu membuatnya dan mengantarkanya ke mertuanya sambil berkata “mak iko sapuluik yang anak mintak ko lah awak bungkuih jo daun pisang mak,di cubit lah dulu”. Itu kata ibu datuk tersebut dam terjadi lah hari manjang mintuo pas penyembuhan bulan suci ramadhan. 

Jadi apa saja yang dilakukan oleh para menantu ketika acara tradisi manjalang mintuo itu berlangsung,apa saja yang akan di siapkan? Yang perlu di siapakah oleh para menantu adakah rantang besar atau menengah yang terbuat dari stainless atau besi. Tapi pada zaman dahulunya para menatu akan memakai baki yang bealaskan daun pelepah pisah supanya masakan tidak akan cepat basinya serta masakan lebih harum dan wangi. Akan tetapi pada zaman sekarang para menantu lebih memakai rantang yang telah di sebutkan tadi,dan para menantu sekarang lebih elit dan praktis soal masak memasak ini. Yang dalam artian lebih memilih membeli (katering) ketimbang memasak sendiri. Kalau di zaman dahulunya para ibuk-ibuku atau menantu bersusah payah dalam membuat makanan atau masakan yang di inginkan oleh mertua mereka ketimbang membelinya. Karna prinsip orang dulunya “lebih elok masak surang daripada mintak baek jo urang”. Maka masnyarakat Minangkabau pada dahulunya lebih baik susah-susah bekerja tapi hasilnya kita yang menikmati nya dan kita akan bangga terhadap hasil tersebut serta senang dalam mengerjakan apapun nantinya. 

Itu perkataan orang dahulunya,tapi pada zaman modrem sekarang serba canggih tak perlu susah-susah lagi ada uang langsung ada barang ibarat nya ada uang langsung ada barang uang kita inginkan. Tetapi ada juga kok ibuk-ibuk zaman sekarang yang menuat masakannya sendiri untuk mertuanya pada tradisi manjalang mintuo ini. Nah tradisi manjalang mintuo ini para menantu akan membawa makanan seperti  samba(lauk-pauk) sapuluik putiah,lapang baluwo,dan lapek. Lapek disini yaitu lapek nagosari atau lapek saagan atau bisa juga lapek bugih. Jadi makanan-makanan tersebut di satukan dalam rantang yang telah disiapkan tadi,rantang terdiri dari 5 tingkatkan atau 3 tingkatkan. 

Tingkatkan pertama itu meletakan samba,tingkatkan kedua meletakan nasi,tingkatan ketiga sayur- menyayur dan tingkatkan keempat lamang atau sapuluik putih tadi dan yang terakhir kue-mengkue. Maka rantang yang telah disusun rapi tersebut akan di satukan serta di jinjing menuju kerumah mertua,maka namanya di sebut manjlang mintuo. Dari sini sudah pahamkan sanak semuanya,pertanyaan terakhir sesampainya di rumah mertua ngapain saja? Nah kita akan membahas inti permasalahan terakhir pada tradisi manjalang mintuo ini. 

Adanya tradisi ini tujuan utamanya adalah silaturahmi dalam menyambut bulan suci ramadhan. Yang telah saya sebutkan tadi pada paragraf pertama,kalau tradisi manjalang mintuo ini bukan hanya mengantarkan makanan saja tapi kota harus menjalin kedekatan dengan keluarga bagian pihak suami. Bagi wanita yang telah menikah maka di anjurkan harus adil dalam membagi antara keluarga kita dan pihak keluarga suami itu sendiri. Yang dalam mamangan adat minang mengatakan Ingek di rantiang ka mancucuak, Tahu didahan ka maimpok. Dari sini kita tahu bahwa masnyarakat Minangkabau terutama para wanita yang telah menikah harus adil terhadap siapapun baik itu dalam keluarga suami ataupun keluarga dari pihak perempuan sendiri para wanita yang telah menikah kelak akan mendidik anak-anaknya menjadi suri tulisan yang di bangsawan baik di agama,adat dan negaranya. Ok balik lagi pembahasan awal manjalang mintuo ini harus di lakukan supaya mertua kita senang dan mendoakan keluarga anak laki-laki menjadi sakinah mawadah warohmah. Serta para mertua minang pasti akan terus memberikan pujiannya terhadap menantu nya dan tak lupa pula memberikan nasehat-nasehat yang positif terhadap menantunya prihal rumah tangga nya agar rumah tangga menantunya menjadi awet dan utuh sampai mereka menjadi kakek dan nenek. Makamya tradisi ini sangat perlu di jaga kelestarian nya,tradisi manjalang ini bukan hanya sekedar memberi tapi kita dapat menjalin tali persaudaraan yang kuat serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat. 

Ok kesimpulan yang saya dapat dalam tradisi kearifan lokal yaitu tradisi menjalang mintuo ini ialah. Bukan hanya di bulan suci ramadhan saja kita manjalang tapi di hari-hari biasa saja kita sudah membuat tali persaudaraan dengan keluarga semakin baik,tapi tradisi menjalang ini ada juga manfaatnya yaitu kita dapat memasakan masakan yang enak terhadap mertua kita atau bisa disebut ibu kita. Serta mendapatkan nasehat oleh orang yang telah makan asam garam dalam menjalani bahtera rumah tangga. Dan tak lupa pula kita dapat bertemu dengan keluar suami di bagian lainnya,contohnya adek ipar,etek bagian saudara laki-laki dan keluarga lainnya. Tak lupa pula kita mendapatkan doa yang baik yang di berikan oleh ibu mertua kita. Jadi sekian dulu penjelasan dari saya kalau ada kata atau penulisan yang salah tolong mohon di maafkan sekian dan terimakasih. 




Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS