Ticker

6/recent/ticker-posts

SILEK DI MINANGKABAU



Oleh: Loreza Tania Miranda*


Silat Minangkabau atau lebih  populer dengan sebutan “Silek Minangkabau” merupakan salah satu unsur kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang Minangkabau kepada generasi berikutnya sejak berada di bumi Minangkabau. Sejak dahulu, adat Minangkabau menjadikan silek warisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di dalam tatanan adat Minangkabau sangat rentan terjadi perkelahian baik dalam soal perebutan waris pusaka, maupun tapal batas adat nagari, sehingga penghulu pucuk pimpinan adat, serta kalangan ninik mamak pada umumnya menguasai silek sebagai seni bela diri di dalam masyarakat Minangkabau.

Sebelum melangkah keluar dari lingkungan tanah matrilinealnya mereka diajarkan seni bela diri di surau. Mereka belajar ilmu dunia dan akhirat, juga fisik dan batin dengan para tertua kaumnya. Setelah memasuki usia akil baligh, anak-anak di Minangkabau sudah beralih tempat tinggal dari rumah gadang ke surau. Pembelajaran silat tentu saja bukan hanya sebatas fisik dan bela diri, tetapi silat juga merupakan pertahanan diri merupakan modal untuk menjalani kehidupan duniawi. Orang yang tidak menguasai ilmu bela diri silat dalam hidupnya, dianggap tidak mempunyai keberanian untuk mengarungi dunia luar atau merantau.


    Ada Silek Karaton yang sudah berkembang di Minangkabau yang bertepatan di Padang.Silek ini bernama Merpati Putih, Merpati putih merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu keluarga Keraton yang diwariskan secara turun-temurun yang pada akhirnya atas wasiat Sang Guru ilmu Merpati Putih diperkenankan dan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuhkembangkan agar berguna bagi negara.


Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem  Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Amangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro (Sunan Amangkurat I Mataram Islam ) kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat I). Lalu setelah Grat ke tiga, R. Ay. Djojoredjoso ilmu yang diturunkan dipecah menurut spesialisasinya sendiri-sendiri, seni beladiri ini mempunyai dua saudara lainnya. yaitu bergelar Gagak Samudro dan Gagak Seto. Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan, sedangkan Gagak Seto ilmu sastra. Dan untuk seni beladiri diturunkan kepada Gagak Handoko (Grat IV). Dari Gagak Handoko inilah akhirnya turun temurun ke Mas Saring lalu Mas Poeng dan Mas Budi menjadi PPS Betako Merpati Putih. Hingga kini, kedua saudara seperguruan lainnya tersebut tidak pernah diketahui keberadaan ilmunya dan masih tetap dicari hingga saat ini di tiap daerah di tanah air guna menyatukannya kembali.

Silek Merpati Putih ini ada di Padang pada tahun  2001 dan di gurui oleh bapak Hasdian seorang pekerja juga di Semen padang,untuk Lokasi Merpati Putih ini juga ada di Semen Padang mereka juga bekerja sama.Perguruan Merpati Putih ini juga sering mendapatkan penghargaan atas juara yang mereka raih.Merpati Putih ini juga mendatangi sekolah sekolah untuk menunjukan penampilan mereka.Pada tahun 2017 mereka juga pernah melihatkan penampilannya Di SMA 14 PADANG.


   Aliran silat di Minangkabau banyak ragam dan jenisnya. Berikut ini merupakan 10 aliran silat di Minangkabau dengan rincian sebagai berikut:

1. Silek Tuo

Aliran silat yang paling tua yang berasal dari daerah Pariangan Padang Panjang yang berkembang di kabupaten Lima Puluh Kota. Gerakan aliran silek tuo ini terinspirasi dari binatang seperti harimau, buaya dan kucing. Dalam silek tuo dikenal prinsip tangkis jurus satu dan serang jurus dua.

2. Silek Kumango

Aliran silat yang dikembangkan oleh Syeikh Kumango dari Kumango Batusangkar kabupaten Tanah Datar. Silek kumango terkenal dengan jurus yang mematikan dikenal dengan sebutan kuncian kemanga. Dalam gerakan silek kumango ada sepuluh jurus inti yaitu ilak kida, ilak suok, sambuik pisau, rambah, cancang, ampang, lantak siku, patah tabu, ucak tangguang, dan ucak lapeh.

3. Silek Harimau

Aliran silat yang gerakannya terispirasi dari harimau yang cepat, tepat dan kuat. Silat harimau memiliki beberapa gerakan yang licah seperti menendang, memukul, mengunci, menahan, bertarung ditanah, dan menggunakan senjata. Silek harimau yang berasal dari Padang terutama di Minangkabau memiliki ciri teknik tangan terbuka dan meniru cakar harimau.

4. Silek Lintau

Aliran silek lintau yang berasal dari daerah Lintau yang lebih dikenal di negara Malaysia, Amerika, Belanda dan beberapa negara lainnya justru di daerah asalnya silek lintau tidak begitu di ketahui oleh masyarakat Lintau. Silat ini merupakan silat yang terkenal di Minangkabau dengan Gerakan langkah ompek (langka empat) dan ada juga dengan langka duo boleh (dua belas).

5. Silek Sitaralak

Aliran silat sitaralak yang dikembangkan oleh Ulud Bangindo Chatib dari kamang kabupaten Agam lalu berkembang ke wilayah Payakumbuh dan Sawahlunto. Silat sitaralak ini memiliki ciri khas menyerang disaat lawan akan menyerang.

6. Silek Pauah

Aliran silat pauh yang berasal dari kampung Pauah kota Padang. Silat ini merupakan silat termuda dan memiliki gerakan berupa gabungan dari beberapa aliran silat yang ada di Minangkabau.

7. Silek Sungai Patai

Aliran silat sungai patai berkembang di Nagari Sungai Patai Tanah Datar. Gerakan silat sungai patai ini dapat melumpuhkan lawan dengan sangat cepat.

8. Silek Luncua

Aliran silat luncur dikembangkan oleh Pakiah Rabun yang berkembang di daerah Alam Surambi Sungai Pagu kabupaten Solok. Gerakan silat luncur merupakan gabungan dari bela diri Aceh dan Minangkabau.

9. Silek Baruah

Aliran silat baruh berasal dari Bayang Pesisir Selatan. Silat baruh ini juga memiliki gerakan yang sama dengan silat sitaralak.

10. Silek Bungo

  Aliran silat bunga silat ini merupakan gerakan seni pencak silat bukan untuk bertempur namun hanya untuk peragaan di acara adat dan acara formal.

   Banyaknya ragam dan jenis dari silat di Minangkabau menjadikan seni bela diri satu ini sebagai ciri khasnya masyarakat Minangkabau. Silat dipelajari bukan saja oleh kalangan anak-anak muda saja, melainkan dari berbagai kalangan umur, dari yang muda hingga yang sudah tua dapat mempelajari seni bela diri satu ini. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya kita sebagai generasi penerus bangsa terutama yang berasal dari tanah Minangkabau untuk terus mempelajari dan melestarikan budaya yang ada agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi.






Penulis adalah: Mahasiswa Unand, Jurusan Sastra Minangkabau*

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS