Ticker

6/recent/ticker-posts

Penerapan Aliran Silek Tuo di paguruan kesenian Minang Sakti

 


Oleh : Hafizah Hardhiyyah Asrul

Mahasiswi Prodi Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, UNAND

Minangkabu merupakan sebuah suku yang mempunyai banyak seni tradisional, salah satunya seni bela diri yang dinamakan dengan Silek. Silek merupakan salah satu warisan jati diri,yang bisa disebut juga dengan keterampilan seni bela diri yang telah menjadi kebudayaan masyarakat Minangkabau. Silek ini berfungsi pertahanan diri dan pertahanan wilayah, dan juga sebagai pembentukan karakter masyarakat Minangkabau. Berbagai macam aliran silek yang ada di Minangkabau, salah satunya yaitu Silek Tuo yang menjadi aliran silek di perguruan kesenian Minang Sakti yang terletak di Lubuk Gajah, Kelurahan Pisang Lubuk Gajah, Kecamatan Pauh V, Kota Padang, Sumatera Barat.

 Perguruan kesenian Minang Sakti ini sudah berdiri sekitar 44 tahun yang didirikan oleh Djamaris rajo industan dan tokoh-tokoh masyarakat serta pegiat silek yang ada di Lubuk Gajah, Kota Padang. Beliau sudah banyak menciptakan beberapa karya dan juga mendulang prestasi yang membanggakan, baik tingkat daerah maupun tingkat provinsi Sumatera Barat dalam berbagai bidang kesenian Minangkabau, khususnya seni bela diri Silek Tuo. Dalam aktivitasnya Minang Sakti telah banyak mengambil peran kesenian didalam masyarakat dan pemerintahan, acara nagari maupun kepemudaan. Dalam ajang yang diadakan oleh pemerintah Minang Sakti telah mengikuti beberapa event pertunjukkan maupun festival. Minang Sakti dalam mengembangkan sayap nya dengan prestasi yang baik, membuat perguruan kesenian Minang Sakti ini menjadi salah satu lokomotif pergerakan kesenian Minangkabau di Kota Padang, Sumatera Barat.

Silat tradisional yang dinamakan aliran Silek Tuo ini turun dari lereng gunung merapi yang dibawa oleh tiga panglima pertama panglima kembang, panglima selempang merah, panglima selempang kuning beliau inilah yang membawa aliran Silek Tuo ke masayrakat dan dikembangkan sampai sekarang. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk belajar silek tuo, Pertama limau kapeh tiga macam, limau puruik tiga macam, limau paga tiga macam, ayam jantan satu ekor, galembong dua pasang, izin orang tua. Gerakan pokok yang terdapat pada silat tradisional silek tuo ini terdiri dari, Gerakan pokok atau ciri khas silat tradisonal Silek Tuo ini adalah 1) Gerakan Penghormatan 2)Gerakan Batang Sebanyak 12 rangkaian gerakan, sedangkan secara khusus ada pada gerakan penghormatan pada guru , penghormatan pada guru, penghormatan pada langit dan bumi serta orang-orang yang berada di sekitar tempat latihan, salam kalawan (kepada teman), ada juga gerakan maisi kaki, maisi dado, maisi tangan, dan salam penutup dan gerakan batang Silek Tuo.

Silek juga termasuk kedalam kategori olahraga tradisional masyarakat Minangkabau salah satunya olahraga silek tuo yang merupakan suatu aktivitas rutinitas generasi muda Minang setelah melaksanakan sholat di “surau” yang berarti musholla. Silek Tuo memiliki ciri khas dengan langkah mengacu pada alif, ba, ta dan seterusnya. Olahraga silek tuo merupakan olahraga tradisional masyarakat Minang Sumatera Barat yang diturunkan pada generasi muda untuk membela diri dan sebagai ajang silaturahim antar sesama masyarakat. Dalam pelaksanaan olahraga silek tuo seorang pesilat dituntut untuk bergerak statis dan dinamis serta koordinasi gerak yang baik agar mampu menyelesaikan segala aktivitas gerak dan teknik dalam olahraga silek tuo. Seiring dengan menguasai keterampikan teknik dan kemampuan fisik seorang pesilat juga harus memiliki norma dan nilai-nilai etika dalam olahraga tradisional silek tuo. Dengan beraktivitas olahraga tradisional silek tuo akan meningkatkan kemampuan biomotorik yang mana disetiap gerakannya mengandung komponen kebugaran yaitu kekuatan, kelincahan, koordinasi, daya tahan, kecepatan, dan kelentukan. Nilai-nilai dan aturan-aturan dalam olahraga silek tuo akan meransang pembentukan karakter generasi muda salah satunya bentuk kecintaan kepada Allah SWT, berjiwa kesatria, percaya diri, saling menghormati, berbudi luhur, pepatah Minang mengatakan lahia nyo silek mancari kawan, bathin nyo silek mancari tuhan. Menurut Admar Jas (2007:6) perguruan pencak silat dijadikan wadah mengumpulkan anak muda untuk pembinaan budi pekerti berdasarkan Adat dan Agama.

Olahraga tradisional silek tuo juga mengandung nilai-nilai pendidikan, kreativitas, religius serta olahraga disetiap pelaksanaannya. Namun saat ini generasi muda tidak memahami secara mendalam terhadap unsur, makna dan nilai kebugaran yang baik untuk pembentukan karakter dan perkembangan kemampuan biomotorik generasi muda. Maka perlu adanya suatu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang olahraga tradisional silek tuo kepada generasi muda. Sultan Sri Maharajo Dirajo yaitu seorang raja di Kerajaan Pariangan. Efrida (2013:140) mengatakan silek tuo merupakan silat paling tua dan memunculkan aliran-aliran silat baru sesudahnya. Silek tuo juga merupakan olahraga tradisional masyarakat Minangkabau, yang memiliki istilah gerak yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Silek tuo juga merupakan olahraga beladiri paling tua diantara olahraga beladiri lain yang ada di Sumatera Barat. Aliran silek tuo memiliki ciri khas yang biasa namun tidak mudah untuk diserang lawan.

Dari banyaknya aliran silek pada masyarakat Minangkabau silek tuo memiliki ciri-ciri yaitu tidak pakai “balabeh”. Efrida (2013:140) menjelaskan bahwa tidak memakai “balabeh” yaitu bila pesilat sudah berhadapan dengan pasangannya langsung melakukan serang tangkis. Jadi, dalam silek tuo memiliki ciri langsung serang setelah melakukan gerakan sambah pembuka main. Pemain silek menggunakan pakaian berwarna hitam, warna hitam ini memiliki makna bahwa setiap pemain silek harus memiliki sifat basa basi, timbang rasa. Jangankan membunuh, menciderai lawan saja mereka tidak mau. Pembentukan karakter pada makna baju dari setiap pesilat yaitu tenggang rasa antar sesama pemain.

Upaya mempertahankan Paguruan Silek Tuo Minang Sakti di Lubuk Gajah, Kelurahan Pisang Lubuk Gajah, Kecamatan Pauh V, Kota Padang, Sumatera Barat yang sudah didirikan pada 24 Agustus 1978 karena sebelumnya untuk pengembangan dan pelestarian budaya pada saat itu bersifat tertutup dan hanya bisa di pelajari pada sistem kekeluargaan saja, apalagi pada saat sekarang ini telah banyak beladiri-beladiri lain seperti taekwondo, karate, wushu, parkour yang datang dari luar akan menjadikan sebuah tradisi lokal pudar dan lama –lama akan hilang. Karena banyaknya komunitas-komunitas bela diri yang tidak berbau tradisional Minangkabau dan banyaknya para generasi muda sekarang yang tidak tau dengan seni bela diri Silek Tuo ini. Hal yang dilakukan oleh pemerintah saat ini ialah mulai dari pemerintah tingkat kecamatan sampai ke Dinas Kebudayaan Sumatera Barat sangat memperhatikan dan juga bekerja sama dengan perguruan kesenian tradisional Minangkabau, baik itu dalan bidang silek, tari, musik tradisional dan lain sebagainya, dalam upaya untuk melestarikan seni tradisi Minangkabau.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS