Ticker

6/recent/ticker-posts

IPSI : ALIRAN PENCAK SILAT YANG DIPERTANDINGKAN MASYARAKAT



Oleh : Aulia Hidayat, Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakulras Ilmu Budaya, Universitas Andalas.

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki banyak pulau. Berdasarkan inilah, Indonesia memiliki banyak ragam dan budaya karena di setiap daerah yang dipisahkan oleh lautan tersebut membentuk beragam kebiasaan serta aturan adat yang berlaku di daerah masing-masing. 

Dari adat yang sudah berjalan dari generasi ke generasi itulah setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Ciri khas inilah menjadi pondasi dasar di setiap daerah dalam membangun dan membranding daerah mereka terhadap wisatawan-wisatawan di luar daerah mereka sendiri. Mulai dari makanan, upacara-upacara adat, serta kesenian di kerahkan dalam upaya memperkenalkan daerah mereka kepada dunia luas. 

Adat dan kebudayaan memang tidak bisa dipisahkan, kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain dan hal-hal yang bersangkutan dengan adat biasanya berkaitan juga dengan kebudayaan di daerah setempat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adat istiadat adalah aturan tingkah laku yang bersifat abadi dan diwariskan secara turun-temurun sebagai warisan, sehingga keterpaduannya dengan pola tingkah laku masyarakat kuat. Adat berasal dari bahasa Persia dan berarti diadaptasi; Metode; menggunakan Upacara; persepsi Sedangkan itu berasal dari bahasa arab isti’adah yang berarti ajakan untuk kembali. 

Nilai dan norma tersebut masih terinternalisasi dan dipertahankan oleh masyarakat. Kebiasaan diwujudkan dalam berbagai pola perilaku yang merupakan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat setempat. Adat istiadat adalah bentuk budaya yang mewakili norma umum, nilai, tradisi, dan kebiasaan kelompok. Secara umum, tata krama digunakan untuk memandu sikap dan perilaku individu tertentu. Berbagai adat istiadat masih berlaku di Indonesia. Adat dapat dikatakan sebagai bagian dari identitas yang melekat dari generasi ke generasi. Kebiasaan adalah bentuk perilaku yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kini adat istiadat adalah tradisi yang coba kita lestarikan, agar kelak anak cucu kita tetap bisa melihat adat istiadat yang ada saat ini. Adat istiadat adalah kegiatan, kepercayaan atau upacara yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Salah satu contohnya  adalah adat dan kebudayaan Minangkabau. Adat Minangkabau adalah peraturan dan undang-undang atau hukum adat yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau, khususnya yang tinggal di Kerajaan Minang atau Sumatera Barat. Sampai batas tertentu, kurma Minangkabau juga digunakan dan berlaku untuk orang Minang yang tinggal di perantauan di luar wilayah Minangkabau. 

Kebudayaan yang saat ini masih berdar di masyarakat adalah dengan baraja Silek. Meskipun tidak diketahui secara pasti kapan orang Minangkabau mempelajari silat, namun beberapa literatur menyebutkan bahwa silat dijelaskan sebagai seni bela diri orang Minangkabau Sumatera Barat yang diwariskan secara turun-temurun. Mengapa? Karena bisa juga dikatakan orang Minangkabau suka merantau ratusan tahun yang lalu.

Namun sangat disayangkan bukti ilmiah juga kurang dalam pengetahuan ilmiah tentang asal usul silat. Bahkan, katanya, tradisi pencak silat diturunkan dan disebarkan secara lisan, dari guru ke murid, sehingga bukti tertulis tentang asal usul silat sulit ditemukan. Sejarah silat diceritakan melalui legenda yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain.


Misalnya, legenda Minangkabau menjelaskan bahwa Silat (Silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Para pendatang Minang kemudian membawa dan mengembangkan sutera ke seluruh Asia Tenggara. Juga dalam cerita rakyat tentang asal usul silat ala Cimande, yang menceritakan seorang wanita yang menirukan gerakan bertarung harimau dan monyet. Setiap daerah biasanya memiliki tokoh-tokoh pencak silat (prajurit) yang dapat dibanggakan seperti Prabu Siliwangi sebagai seorang pencak silat Pajajaran Sunda, Hang Tuah sebagai panglima Malaka, Gajah Mada Mahapatih Majapahit [rujukan?] dan Si Pitung dari Betawi.


Menurut sejarah, perkembangan pencak silat mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh para penyebar Islam di Nusantara pada abad ke-14. Saat itu Pencak Silat diajarkan bersamaan dengan pendidikan agama di Surau atau Pesantren. Anda dapat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam kebudayaan beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upacara adat mereka. Misalnya seni tari Randai yang tak lain adalah gerak Silek Minangkabau sering ditampilkan dalam berbagai pertunjukan dan acara adat Minangkabau.


Begitu pula dengan prosesi pernikahan adat Betawi yang juga memiliki tradisi “Palang Pintu”. Dengan kata lain, pertunjukan silat Betawi dikemas dalam sebuah lakon kecil. Bahkan, acara tersebut kebanyakan terjadi menjelang akad nikah, yaitu drama kecil yang melibatkan rombongan mempelai pria dalam perjalanan menuju rumah mempelai wanita saat bertemu dengan seorang pendekar (prajurit) desa setempat, yang juga disebut-sebut jatuh cinta dengan pernikahan tersebut. . tunangan Maka terjadilah tarik ulur di tengah jalan antara pendekar yang menuju pembatas jalan dan pemimpin mempelai pria, yang tentu saja dimenangkan oleh pengawal mempelai pria.


Secara fungsional, silo dapat dibagi menjadi dua bagian; 1. Panjago sendiri (pertahanan diri terhadap serangan musuh) dan dua paga parik di nagari (sistem pertahanan darat).


Karena dua hal tersebut, dahulu Minangkabau harus memiliki sistem pertahanan yang baik untuk dapat mempertahankan diri dan negaranya dari ancaman musuh sewaktu-waktu. Selain menjadi pencak silat, Silek juga menginspirasi atau menjadi dasar dari berbagai tarian dan tarian (drama Minangkabau).


Namun sekarang, karena perkembangan teknologi, dapat dikatakan bahwa penduduk desa jarang belajar seni bela diri. Apalagi di kota Padang misalnya, mungkin hanya di kecamatan Pauh, Kuranji dan Koto Tangah yang ada tempat belajar pencak silat. Apalagi dengan Pauhi bisa dibilang menjadi langka setelah kematian almarhum Syaf Gojo. Namun di Kuranji, kata dia, anak kampung yang belajar pencak silat di Perguruan Singo Barantai juga dilatih oleh salah satu gurunya bernama Zulhendri Ismet.


Kemudian, ketika olahraga Pencak Silat ada, otomatis anak-anak Nagari mempelajari olahraga kuno ini. Namun diperuntukan hanya untuk pertandingan, baik kejuaraan nasional maupun internasional di Sumbar. Sekaligus Randai bisa dikatakan sebagai tarian Minangkabau yang bisa dikatakan mengadopsi gerakan-gerakan silat.


Emral Djamal Dt Rajo Mudo (2007) pernah menjelaskan bahwa pengembangan gerakan silat menjadi sebuah seni merupakan strategi nenek moyang Minangkabau untuk selalu mengulang silat di masa damai sekaligus menyalurkan “energi” silat yang biasanya panas. . dan itu panas. Keras sehingga menjadi lembut dan tenang. Sementara itu, dari segi terminologis, kata pencak silat berarti silek (profesor silat) dalam arti mancak dan sutera.


Kata mancak atau disebut juga dengan bungo silek (bunga silat) terjadi dalam bentuk gerak tari silat yang dilakukan pada acara adat atau acara seremonial lainnya. Sedangkan silat adalah ilmu beladiri yang bertujuan khusus untuk membela diri. iPSI adalah salah satu organisasi yang menaungi pencak silat yang ada di Indonesia.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS