Ticker

6/recent/ticker-posts

Pandemi turun, polusi udara meningkat?

 


Nama : Vellin Putri Syafrina 

Pekerjaan: Mahasiswa Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Andalas


Polusi udara sudah sekian lama menjadi salah satu faktor yang dapat merusak alam. Bahkan dari WHO ( World Health Organization) memperkirakan hampir 7 juta orang yang meninggal setiap tahunnya  yang disebabkan oleh polusi udara. Data dari WHO juga menunjukkan 9 dari 10 orang menghirup udara dengan kadar polutan yang sangat tinggi bahkan melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh WHO.

Pandemi COVID-19 boleh jadi membawa banyak petaka bagi masyarakat diseluruh dunia baik dari sisi kesehatan maupun pertumbuhan ekonomi. Namun hanya pandemi yang mampu mengatasi kedua permasalahan  yang tak pernah teratasi terutama di ibukota  yaitu kemacetan dan polusi udara.  Selama pandemi, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial skala besar atau yang biasa disebut dengan PSBB yang diberlakukan sejak tanggal 2 april 2020, kegiatan ini menjadi salah satu penyumbang meningkatnya kualitas lingkungan dikarenakan kebijakan untuk dirumah aja membuat penggunaan bahan bakar untuk transportasi pun berkurang. 

 Ingat betapa cerahnya langit ibukota saat awal awal  pandemi pada tahun 2020 silam? Pemandangan langit yang biru menghiasi kota-kota besar yang biasanya ditutupi oleh asap polusi. Selama pandemi sejumlah pabrik berhenti beroperasi, kendaraan- kendaraan yang lalu lalang dijalanan juga dibatasi, hasilnya udara terbebas dari polusi. Sadarkah kamu, Meski pandemi mengguncang kehidupan manusia namun dibalik itu semua pandemi membawa dampak positif bagi lingkungan, terutama polusi udara menurun. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada September 2020, selama pandemi COVID-19, emisi ozon global dapat turun 30-50% untuk sektor industri, energi, pelayaran internasional, dan transportasi jalan, dan hingga 80% untuk sektor penerbangan. Tapi apakah setelah pandemi turun, kualitas udara masih baik?  Namun, setelah pandemi mereda, kegiatan pabrik dimulai, mobil motor kembali memadati jalan, polusi udara kembali terjadi. Asap-asap pabrik dan asap knalpot kendaraan kembali mengepul ke udara. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak diantara kita yang belum memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, dan mengurangi polusi udara.

Menginjak tahun kedua pandemi, aktivitas diberbagai  sektor ekonomi mulai meningkat seiring dengan perbaikan, pencegahan, penanganan perawatan, dan vaksinisasi telah dilakukan. Namun, pulihnya aktivitas publik dan kegiatan ekonomi justru membawa petaka bagi lingkungan, kualitas udara kembali menurun. Penurunan kualitas udara pasca pandemi menjadi tantangan yang besar. Seiring dengan terkendalinya pandemi, aktivitas manusia akan terus meningkat. Mobilitas masyarakat sudah tidak dibatasi lagi Akibatnya, kadar polutan dalam udara juga berpotensi turut bertambah. Satu tahun setelah penguncian pandemi dan pembatasan masal terkait pandemi covid-19, data satelit memperlihatkan polusi udara kembali ke kondisi awal. Aktivitas transportasi kembali meramaikan Jalan raya yang merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Sekitar 60 Persen Kontributor polusi udara di indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor. Asap kendaraan BBM mengandung gas beracun karbon monoksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida, dan timbal. Meredanya pandemi ibukota kembali dilanda kemacetan. Ditengah kemacetan, ratusan bahkan ribuan cerobong knalpot selain mengeluarkan suara yang menyebabkan kebisingan (polusi suara) juga menghasilkan asap (polusi udara). Secara umum, asap buang kendaraan yang keluar dari cerobong knalpot dapat menghasilkan zat yang sangat berbahaya  bagi kesehatan. Sekitar 60 Persen Kontributor polusi udara di indonesia disebabkan oleh kendaraan bermotor. Asap kendaraan BBM mengandung gas beracun karbon monoksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida, dan timbal.

Pencemaran udara merupakan masalah yang harus diperhatikan dan memerlukan perhatian khusus, khususnya untuk kota kota besar. Pencemaran udara yang ada dapat berasal dari asap kendaraan bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel lain. Pencemaran udara akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi terlebih pascapandemi, masyarakat akan semakin banyak menggunakan bahan- bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan pencemaran udara seperti motor dan mobil. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kualitas udara yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan, dan bahkan keseimbangan iklim global.

Hal yang cukup mengkhawatirkan dari polusi udara yaitu  pencemaran udara oleh suatu sumber polutan tidak hanya berpengaruh terhadap daerah terdekat saja, namun juga dapat menyebar ke daerah-daerah lain akibat dari pengaruh cuaca dan angin. Maka jagalah lingkungan kita dengan sebaik mungkin. Ancaman polusi udara akan terus meningkat disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya maka dari itu Gunakan lah kendaraan bermotor seperlunya dan menggunakan transportasi umum agar dapat mengurangi polusi udara. Penanggulangan pencemaran udara sangat perlu dilakukan. Hal ini karena, polusi udara akan terus menerus meningkat dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan Kalau bukan kita siapa lagi. Sikap abai terhadap lingkungan hari ini akan menjadi bom waktu yang suatu saat nanti akan meledak dan menyebabkan bumi rusak akibat ulah manusia itu sendiri.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS