Ticker

6/recent/ticker-posts

Wisata Batu Busuk

Foto dok  wisata batu busuk. 




Penulis ialah Alya Nuriqlima, mahasiswi Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh manusia, baik perorangan maupun berkelompok, dari satu tempat lain secara sementara dengan tujuan untuk mendapatkan keseimbangan, kedamaian, ketenangan, keserasian dan kebahagiaan jiwa.

Dari pusat kota sekitar 15 km menuju gerbang Kampus Universitas Andalas. Kemudian belok ke kiri menuruni jalan Batu Busuak, ikuti jalannya yang terbuat dari beton ini hingga bertemu dengan dua jembatan, satu jembatan gantung tua dan satu lagi jembatan baru.

Dulu, sebelum ada jembatan baru ini, jembatan gantung ini menjadi satu-satunya yang menghubungkan antara Kampung Kapalo Koto, Kelurahan Limau Manih dengan Kampung Batu Busuak Kelurahan Lambung Bukik. Jembatan gantung ini merupakan jembatan bersejarah, karena dibangun ketika pemerintahan Hindia Belanda. Kemungkinan telah berumur lebih dari 100 tahun.

Menurut cerita lisan masyarakat sekitar, penamaan Batu Busuak itu berasal dari batu yang mengeluarkan aroma tidak sedap. Di daerah ini dulunya ada terdapat sebuah batu berukuran cukup besar yang bernama Batu Puru. Batu tersebut mengeluarkan air yang busuk (berbau) yang menyengat seperti bau bangkai sehingga diberi nama daerah ini Bati Busuak.

Batu Busuk sejak dulu terkenal sebagai penghasil durian enak di kota Padang. Walau tidak ada data terbaru yang menunjukkan berapa sesungguhnya produksi durian dari kecamatan Pauh, durian sendiri menjadi komoditas penunjang wisata dan bahkan bisa menjadi atraksi wisata utama jika dikelola dengan baik sebagaimana kebun-kebun durian di tempat lain yang lebih dahulu menawarkan paket kunjungan agrowisata.

Paket wisata bermalam di pondok kebun ‘maunian durian’ dan menikmati kuliner berbahan dasar durian pada musim durian sudah mengemuka pada beberapa pertemuan dengan kelompok tani Patamuan Jaya maupun Bukit Tindawan

Kawasan Batu Busuak ini secara geografis rawan terjadi bencana alam, mulai dari banjir bandang, longsor hingga kemungkinan kebakaran hutan. Untuk itu bila berkunjung ke pemandian alam Batu Busuak harus selalu waspada dan melihat kondisi alam. 


Bila sudah ada awan gelap di atas kepala baiknya segera menepi dari sungai dan segera pulang. Satu lagi jangan buang sampah sembarangan, cukup tinggalkan jejak dan kegalauan saja.

Batu Busuak ini memang pantas untuk menjadi tujuan penjelajahan. Banyak hal menarik yang bisa ditemukan di sini. Mulai potensi sumber daya alamnya, panorama alamnya yang indah dan menawan hingga terdapat bangunan tua yang menyimpan nilai historis dan cerita rakyat yang bisa digali.

Sejak 2020 pengunjung pada akhir pekan baru terlihat, tapi jumlahnya tidak stabil, " bebernya. Bahkan pada tahap awal Lubuk Perahu dibuka dalam sehari tidak ada pengunjung yang datang. Namun, pihak Pokdarwis dan masyarakat setempat terus berusaha melayani pengunjung yang berdatangan serta menjaga keindahan lubuk perahu, hasilnya terlihat pada akhir tahun 2021, pemandian lubuk perahu mulai jadi destinasi pilihan masyarakat.

"Sejak akhir 2021 barulah pengunjung berdatangan dengan jumlah yang lumayan stabil," bebernya. Pada akhir tahun 2021 itu hampir rutin ada kunjungan 15-30 motor dalam seharinya, hal ini dihitung melalui uang retribusi yang dibayarkan pengunjung sebesar Rp 3 ribu per kendaraan roda 2.

Peningkatan jelas terlihat sejak awal tahun 2022 terlebih pada bulan Januari hingga tradisi mandi balimau jelang Ramadhan Maret lalu. Jumlah kunjungan pada awal tahun 2022 dalam rentang bulan Januari hingga Februari kunjungan perhari melebihi 35 kendaraan roda 2 ke lubuk perahu.

Puncak pengunjung datang ke lubuk perahu terjadi pada bulan Maret, saat wisata ini banyak di ekspos ke media sosial sehingga menimbulkan rasa penasaran di tengah masyarakat untuk mengunjunginya."Sejak awal Maret hingga jelang mandi balimau itu dalam sehari bisa lebih 100 karcis habis terjual," sebutnya.

Meski sudah mendapatkan apa yang sejak awal diharapkan saat membuka lubuk perahu untuk masyarakat luas, pihak Pokdarwis Batu Busuk mengaku masih menyesalkan beberapa hal.

Sehingga ia menilai masih banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh pihaknya untuk mempromosikan wisata di Batu Busuk. "Tentu untuk media sosial dan pelayanan pada pengunjung akan terus kami tingkatkan untuk kenyamanan pengunjung," bebernya.


Dampak Pengunjung Pemandian Lubuk Perahu untuk Masyarakat Setempat Kendati demikian melalui kunjungan wisatawan ke pemandian lubuk perahu banyak berdampak pada masyarakat setempat. Seperti peningkatan pada sektor ekonomi untuk masyarakat setempat dan yang berjualan di sekitar tempat wisata. "Bahkan masyarakat merasa terkejut dengan antusias pengunjung melihat objek wisata yang ada di batu busuk ini," jelasnya. Perasaan semacam ini dirasakan sekali masyarakat saat puncak kunjungan Februari-Maret 2022 kemarin.

Bahkan melalui kehadiran tempat wisata ini anggota Pokdarwis seperti pemuda yang tidak tamat sekolah serta tidak memiliki pekerjaan bisa terbantu dari pengelolaan wisata ini. Sebanyak 24 pemuda itu dibagi dalam 4 kelompok perbulannya, jadi ada 6 anggota bertugas sebagai penjaga karcis masuk bagi pengunjung setiap pekannya mendapatkan pembagian 40 persen dari uang karcis itu.

"Ekonomi masyarakat setempat memang tidak terlalu bagus jadi, keberadaan wisata ini banyak membantu. Bahkan bisa jadi sambilan bagi anak muda," jelasnya. Jadi dari 100 persen pemasukan karcis pengunjung tersebut juga dibagi oleh Pokdarwis, 40 persen untuk yang menjaga karcis. Sisa 60 persen lainnya kembali di bagi sebanyak 10 persen untuk masjid. "Kalau pemasukannya sepeti 2 bulan terakhir 10 persen itu bisa kami distribusikan juga untuk mushola dan anak yatim," terangnya.

Tercatat ada 1 masjid dan 2 mushola di kawasan Pokdarwis Batu Busuk ini. Serta 10 persen lagi untuk kegiatan kepemudaan seperti kelompok PKK, Kesenian, Majelis Taklim dan Bank Sampah. Sisanya sebanyak 40 persen itu masuk dalam maintenance tempat wisata dan khas Pokdarwis Batu Busuk.

Agar dampak ini bisa terus dirasakan oleh masyarakat, Syamsi berharap masyarakat juga bisa terus melakukan introspeksi dan beradaptasi dengan para wisatawan. Tujuannya menurut Syamsi agar pengunjung tidak bosan untuk datang kembali ke tempat Wisata Batu Busuk.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS