Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Gandang Tambua Di Daerah Pariaman


Oleh : Fadila Deliankar

Sastra Daerah Minangkabau

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Andalas

 

 

 


 

Minangkabau sebagai salah satu bagian dari kebudayaan (alam) Melayu, merupakan wilayah yang kaya dengan tradisi budaya. Tradisi budaya Minangkabau tumbuh dan berkembang sebagai tradisi budaya rakyat, yang berakar pada sistem kekerabatan matrilinial Minangkabau. Tradisi budaya ini sekaligus mencerminkan dinamika dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat Minangkabau, sesuai dengan falsafah adatnya Alam Terkembang Jadikan Guru, sekali aie besar, sekali tepian berubah. (Noni, 2008: 158)

 

Salah satu jenis kesenian tradisi yang ada di Minangkabau adalah Gandang Tambua , yang hidup dan berkembang di wilayah Pariaman. Hampir diseluruh nagari/desa di Pariaman memiliki kesenian

Gandang Tambua. Gandang Tambua merupakan salah satu kesenian tradisi yang paling populer di daerah Kabupaten Pariaman. Hampir seluruh kegiatan perhelatan yang di selenggarakan di Pariaman tidak bisa  lepas dari kesenian tradisi Gandang Tambua ini.

 

Sebagian masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman ada yang menamakan musik Gandang Tambua dengan gandang-gandang, gandang tasa dan ada pula yang menamakan dengan gandang tabuik, hal ini karena kesenian Gandang Tambua sering digunakan pada upacara ritual Tabuik yang diadakan setiap tahun di Pariaman (M. Kadir, 1993: 15).

 

Selanjutnya Asril (2003: 8), mengatakan bahwa di Kota Pariaman, ada bermacam penamaan atau sebutan bagi kesenian Gandang Tambua. Setiap desa memiliki sebutan yang berbeda-beda tergantung pada kebiasaan masyarakat desa pendukungnya, ada yang menyebut dengan Gandang Tambua, Gandang Tasa, dan Gandang-Gandang. Dalam kaitan ini di Desa Cubadak Aie, masyaraktnya menyebut music Gandang Tambua dengan istilah. Walaupun komunitas pendukung dan masyarakat memberi nama yang berbeda, namun masih merujuk pada objek yang sama yaitu Gandang Tambua. Gandang-gandang, dan gandang tasa merupakan varian nama yang yang nenunjukkan satu hal yang sama. Namun demikian hal ini tidak pernah menyebabkan multitafsir di tengah masyarakat tentang apa yang mereka maksud, baik ketika mereka membicarakan Gandang Tambua, Gandang- gandang, Gandang Tasa, hal tersebut akan merujuk pada satu orientasi yang sama, yaitu ensambel musik yang terdiri dari Tasa dan Tambua.

 

Gagasan dan pikiran masyarakat Pariaman diimplementasikan melalui kesenian Gandang Tambua, adapun gagasan yang bersifat budaya tersebut yaitu salah satu bagian dari kearifan lokal. Gagasan kultural seperti corak permainan, bentuk permainan, dan konsep-konsep tentang Gandang Tambua itu sendiri, merupakan konsep-konsep yang berdasarkan kearifan lokal masyarakat Pariaman.

Selain berfungsi dalam upacara Tabuik, Gandang Tambua juga digunakan dalam upacara adat dan agama. Dalam upacara adat, Gandang Tambua berperan untuk memeriahkan upacara seperti baralek (upacara pesta perkawinan), batagak rajo (pengangkatan penghulu), anak karaia (turun mandi), pengiring tari Galombang untuk menyambut tamu. Tradisi  Gandang Tambua juga dapat  ditemui pada acara adat seperti baralek (upacara pesta pernikahan), batagak rajo (pengangkatan penghulu), anak karayia (turun mandi), pengiring tari Galombang untuk penyambut tamu. Acara keagamaan  gandang tambua juga berperan untuk memeriahkan upacara seperti maulid nabi (peringatan kelahiran nabi muhammad s.a.w.), sunat rasul, khatam qur’an dan lain sebagainya. dari sekian banyak jenis repertoar dari gandang tambua, salah satu repertoar yang paling populer dimainkan adalah repertoar yang berjudul alihan anam, karena dianggap yang paling sederhana. durasinya cenderung pendek dan mudah dihafal oleh pemain. di pertunjukan  pada acara sapa-sapa tambua, perhelatan pernikahan dan bahkan pada acara perlombaan gandang tambua sekalipun tetap repertoar alihan anam lah yang paling sering dimainkan (bayu, wawancara, 27 februari 2021).

 

Kesenian tradisi Gandang Tambua pada umumnya biasa dimainkan berkelompok, enam orang pemain gendang dan ditambah satu orang pemain Tas, ada juga kelompok yang terdiri dari delapan atau 10 Gandang Tambua namun tetap memakai satu Tasa. Gandang Tambua dimainkan dengan cara dipukul dengan bantuan alat pemukul berupa kayu yang menyerupai stik. Setiap kelompok memiliki beberapa repertoar yang biasa dimainkan, di antaranya yaitu: Alihan Anam, Alihan duo baleh, kareta mandaki, siontong tabang, balam tigo gayo, matam manjompak, kudo manyipak dan masih banyak lagi jenis repertoar lainnya.

 

Gandang Tambua merupakan jenis musik yang berbunyi keras dan enerjik, dan cederung dimainkan dalam tempo cepat, sehingga pertunjukannya lazim disajikan di arena atau lapangan terbuka, baik dimainkan dalam posisi diam maupun untuk arak-arakan. Musik Gandang Tambua dengan bunyi yang keras tersebut, mampu mengangkat suasana kemeriahan dan kedalaman sebuah upacara. Pertunjukan Gandang Tambua memiliki nuansa bunyi yang heroik, bersemangat dan cenderung mendorong imajinasi penonton untuk turut bergerak seirama dengan ritme-ritme gendangnya.

Instrumen musik Gandang Tambua terdiri dari dua jenis alat musik yaitu tambua dan tasa. Secara tradisi, instrument Gandang Tambua dimainkan oleh tujuh orang pemain, yaitu enam orang pemain tambua dan satu orang pemain tasa. Dengan demikian, permain- an Gandang Tambua merupakan ansambel musik perkusi yang besifat ritmik.

 

Kesenian tradisi Gandang Tambua pada masyarakat di selenggarakan secara rutin setiap sekali seminggu oleh komunitas-komunitas Gandang Tambua yang ada di Pariaman dalam rangka upaya pelestarian kesenian tradisi. Penyelenggaraan rutin tersebut dinamakan “sapa-sapa tambua”3 oleh penggiat seni maupun masyarakat setempat. Acara sapa-sapa Tambua di selenggarakan setiap hari sabtu malam di tempat yang berubah-ubah tergantung kepada kesepakatan dari masing-masing komunitas Gandang Tambua yang ada di daerah Pariaman. Gandang Tambua tidak hanya dimainkan oleh kalangan tertentu saja, namun juga dimainkan oleh semua kalangan, baik itu laki-laki atau perempuan, anak-anak maupun dewasa, bahkan kakek- kakek lanjut usiapun ikut serta dalam kesenian tradisi Gandang Tambua. (Bayu, Wawancara tanggal 27 Februari 2021)

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS