Oleh ; ihsan Nur Rahmadhan
(Mahasiswa jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Universitas Andalas)
Indonesia adalah Negara yang kaya atau banyak memiliki tradisi, budaya serta
keseniannya yang terdapat dari sabang sampai maraoke dan telah diakui oleh mancanegara.
Dari zaman nenek moyang atau zaman leluhur kita sampai sekarang tradisi serta kesenian
yang ada di Indonesia masih dijaga serta di kembangkan, bahkan Negara lain juga sudah ada
yang mempelajari kesenian kita. Dari sudut pandang lain Negara asing menilai kesenian kita
itu indah serta memiliki makna tersendiri. Tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia memiliki
tradisi serta kesenian tradisionalnya yang masih bertahan hingga sekarang, contohnya
kesenian alat music tiup yang terdapat di Ngalau, Kota Payakumbuh Sumatera Barat.
Alat music tiup adalah sebuat alat music yang dimainkan dengan bantuan udara yang
dihembuskan dari mulut sehingga menimbulkan getaran dan bunyi. Alat music tiup yang
masih terkenal hingga saat ini di Kota Payakumbuh adalah Saluang. Alat music tiup Saluang
adalah alat music yang berbahan dari bambu atau Talang satu ruas yang panjang. Menurut
sejarah Saluang pertama kali dibuat oleh Si kalam pendudk asli daerah singgalang kisahnya
iya ingin mebuat bunyi-bunyian untuk mengisi waktu kosongnya. Namun ada juga yang
mengatakan bahwa asal munculnya Saluang ialah ketika dulu orang memasak Tungku yang
cara menghidupkan api tersebut dengan menghembuskan udara dari mulut dengan
menggunakan Talang sarueh, lalu karena sering meniup talang tersebut berbunyi lalu
dimodifikasi menjadi Saluang.
Saluang bagurau adalah salah satu hiburan yang terdapat di Ngalau, Kota
Payakumbuh, Sumatera Barat. Kesenian ini biasanya dilakukan minimal dua kali dalam
seminggu di Ngalau tersebut. Dalam kesenian ini terdapat peranan seperti Tukang Saluang,
Tukang Dendang, dan Tukang hoyak. Pada tanggal 14 Juni 2022 tepatnya hari selasa,
mahasiswa jurusan Sastra Daerah Minangkabau Melakukan penelitian terhadap Bagurau atau
Saluang Gurau. Narasumber yang di hadiri pada hari tersebut iyalah dari komunitas yang
bernama Talang Sarueh atau orang-orang disana menyebut dengan Lapiak Talang Sarueh.
Tidak hanya sekali saja Komunitas ini telah berhasil berulang kali membawa kesenian kita
keluar Negeri contohnya di Belanda, Malaysia, dan lain-lain. Pada pukul 21.00 WIB acara Saluang Bagurau pun mulai atau dilaksanakan. Untuk
tempat atau pementasan Saluang ini dilaksanakan di dalam warung atau orang minang
menyebutnya dengan Lapau. Ketika waktu acara berlangsung atau ketika pengamatan
ternyata dalam Acara Saluang Bagurau ini banyak pesan yang bermakna. Salah satunya
adalah ketika Tukang Oyak membacakan pantun minang banyak kalimat kiasan yang terucap
namun memilki arti. Bukan hanya itu saja, lirik dendang yang dibawakan oleh Tukang
Dendang ini juga menggunakan gaya bahasa minang klasik atau kiasan-kiasan yang sering
digunakan oleh orang tua. Para penonton atau penikmat bisa meminta lagu yang dia inginkan
serta boleh memilih siapa orang yang ingin menyanyikan lagu pilihannya tersebut. Terkadang
ketika dia meminta lagu kepada Tukang Dendang ia ingin menyampaikan pesan ke seseorang
atau orang lain yang juga sedang menikmati Saluang dengan cara meminta lagu dengan
sebuah judul tetapi lirik nya di ganti dengan keinginan kita. Cara kita meminta sebuah lagu
kepada Tukang Dendang iyalah cukup dengan menuliskan permintaan lagu pada kertas kecil
lalu buat sebuah pantun untuk pengantar lagu tersebut, lalu berikan kertas tersebut serta uang
sebesar 5000 kepada Tukang Hoyak. Setelah semuanya diserahkan kepada Tukang Hoyak
tunggu saja beberapa menit atau menunggu giliran lagu yang kita minta tadi untuk
dinyanyikan.
Saluang Bagurau ini biasanya dilaksanakan ketika pukul 21.00 sampai pukul 04.00
pagi hari. Gaya atau genre yang di tampilkan dalam saluang ini iyalah bergaya klasik. Pada
pukul 01.15 WIB kegiatan selanjutnya iyalah melakukan wawancara terhadap penonton atau
penikmat Saluang Gurau. Menurut narasumber, Saluang Bagurau adalah suatu hiburan yang
dilaksanakan pada malam hari yang memiliki tujuan penghilang rasa lelah ketika bekerja
keras mencari nafkah di siang hari. Menurut beliau Saluang Bagurau ini termasuk kesenian
yang telah lama ada dan hingga sampai saat ini masih ada. Sampai sekarang pun para
pengurus komunitas Talang Sarueh mencari penerus generasi agar kesenian kita ini tidak
lenyap atau hilang dan selalu berkembang sampai akhir hayat.
Namun cukup disayangkan ternyata masih banyak orang yang belum tau atau
mengerti tentang tradisi serta kesenian kita sendiri. Apalagi pada zaman sekarang banyak
yang memilih, meniru, serta mengerjakan budaya global dan terpengaruh dengan tradisi
budaya asing. Mereka lupa akan kekayaan negeri kita ini, bagaimana orang-orang dulu
berjuang mempertahankan keragaman, tradisi, kesenian kita agar tidak hilang, namun kita
sekarang yang hanya ditugaskan untuk mempertahankan serta mengembangkan nya saja tidak
mau. Harusnya kita tidak memiliki rasa gengsi dengan mempertahankan tradisi kita agar
tidak lenyap di Negara tercinta kita. Harapan besar di ucapkan oleh narasumber kepada mahasiswa jurusan Sastra Daerah
Minangkabau iyalah kita sebagai orang Minang yang sedang mempelajari lebih dalam
tentang kesenian, adat istiadat, serta tradisi minangkabau, harus bisa membawa atau
menunjukan kembali bahwa ini kekayaan kita, kita tidak boleh malu menunjukan kesenian
kita. Di Negara lain kesenian kita diakui kenapa di Negara kita sendiri kita malah tidak ingin
tau. Tunjukanlah kita bisa mempertahankan dan mengembangkannya kembali.
Dapat disimpulkan bahwa Salung Bagurau adalah suatu kesenian yang terdapat di
Luhak Nan Tigo salah satunya di Ngalau kota Payakumbuh. Tujuan dari Saluang Bagurau
iyalah untuk menghilangkan rasa lelah yang dirasakan ketika bekerja di siang hari.
0 Comments