Ticker

6/recent/ticker-posts

Hoyak Tabuik Pariaman

 

Oleh: Nadia Nasmita Ramadan Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas 


‘’Pariaman’’ adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota pariaman berjarak sekitar 56km dari kota Padang atau 25km dari Bandara Internasional Minangkabau.Kota Pariaman memiliki luas wilayah 1.328,79 km2 dan populasi 430.626 jiwa (Sensus Penduduk 2020). Minangkabau  banyak memiliki budaya maupun tradisi yang masih dijaga dan dilestarikan sampai sekarang ini salah satunya yang di Pariaman adalah tradisi Upacara Tabuik.


Apa yang dimaksud dengan upacara Tabuik ?

Tabuik adalah warisan budaya masyarakat di Pariaman dari sekitar dua abad yang lalu sampai sekarang masih dijaga kelestariannya. Tabuik adalah ritual atau tradisi turun temurun yang dilakukan  untuk mengenang kematian cucu nabi Muhammad SAW yaitu Hasan han Husein dalam perang di Padang Kerbala yang ditandai dengan usungan keranda tabuik sebagai symbol jasad Husan dan Husein. Tabuik diambil dari Bahasa arab ‘tabut’ yang bermakna peti kayu. Perayaan Tabuik diperingati atau dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 1-10 muharram.  Namun sudah 2tahun sejak pandemi covid-19  tidak ada upacara tabuik. Untuk tahun ini tabuik Kembali digelar.

Tabuik terdiri dari tujuh rangkaian. Rangkaian pertama pada tanggal 1 muharram yaitu mengambil tanah. Kemudian tanggal 5 menebang pisang dan hari ketujuh dilanjutkan mangarak jari-jari pada malam setiap harinya dan pada esok harinya dilangsungkan ritual maarak saroban.

Upacara tabuik merupakan sebuah perayaan tahunan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Pariaman dan juga luar negeri. Puncak perayaan tabuik selalu disaksikan puluhan ribu jiwa pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Sumatra Barat. Tidak hanya masyarakat lokal saja festival tabuik tetapi juga disaksikan oleh banyak turis dari luar negeri.

Menjelang maghrib Pantai Gandoriah adalah tempat titik pusat perhatian yang menjadi lautan manusia pada saat tabuik di arak menuju tepi pantai dan dilarungkan kelaut. Saat dibuang masyarakat berbondong-bondong memperebutkan tabuik karena berbagai kepercayaannya salah satunya sebagai penglaris dagangan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS