Ticker

6/recent/ticker-posts

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MASYARAKAT MINANGKABAU

Surau foto dok. 


Oleh : Ihsan Nur Rahmadhan 

(Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau)


Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak ragam suku, bahasa serta agamanya. Indonesia memiliki beberapa macam agama diantaranya adalah, Islam, Kriten, Katolik, Hindu, dan buda, namun di Negara kita ini atau Indonesia masyarakatnya paling banyak menganut agama Islam. Agama dapat diartikan sebagai system yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada tuhan dan tata kaidah yang berhubungan dengan budaya. Seperti yang sama-sama kita ketahui Mayoritas masyarakat Indonesia banyak menganut agama Islam dikarenakan, Agama islam adalah agama terakhir yang berpegang dengan kitab Al-quran sebagai agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya. Walaupun banyak perbedaan antar umat beragama masyarakat Indonesia bisa saling mneghargai satu sama lain, seperti yang di jelaskan dalam kitab Al-quran surat Al-kafirun ayat 6  yang artinya untukmu agamamu, dan untukku agamaku. Salah satu masyarakat di Indonesia yang terbanyak menganut agama Islam adalah masyarakat Sumatera Barat.

Minangkabau adalah salah satu suku yang menganut agama Islam terbanyak di Indonesia. Semua ajaran serta Adat Istiadatnya sealur atau sejalan dengan ajaran kitab Al-quran. Seperti dalam pepatah Minangkabau mengatakan Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, yang artinya adat berpegang teguh terhadap aturan, dan aturan berjalan sesuai dengan ajaran Kitab Allah (Al-quran). Orang minang terkenal dengan Adat istiadatnya yang tegas, karena mereka sudah diajarkan untuk membiasakan hidup beradat sejak dini agar ketika dewasa mereka bisa menjadi orang-orang yang berpendidikan tinggi, dan berbudaya. Dalam pepatah Minang mengatakan Ketek Taraja-raja, Gadang Tabaok-Tabok. Selain itu orang Minang sejak kecil juga sudah diajarkan untuk tidur di luar Rumah atau biasanya orang-minang menyebut Lalok Ka Suarau untuk ajaran ini hanya dilakukan oleh orang Laki-laki suku Minangkabau. Makna dari kata Lalok Ka Suarau iyalah, lelaki Minangkabau sudah diajarkan sejak kecil untuk memahami serta mendalami ilmu agama islam agar mereka bisa menjadi calon pemimpin yang baik dan dapat di contoh oleh keluarga barunya atau anak dan istrinya nanti. Untuk perempuan Minangkabau juga diajarkaan pula tentang agama contohnya seperti menenrangkan serta membiasakan diri untuk tidak melakukan perilaku tercela untuk wanita, orang minang biasanya menyebutkan sifat tercela itu iyalah Sumbang Duo Baleh. Makna dari kata Sumbang Duo Baleh adalah dua belas sifat tercela yang harus di jauhkan oleh para kaum wanita Suku Minangkabau. Sifat tercela yang harus di hindari oleh kaum wanita suku Minangkabau ini bersangkutan dengan ajaran Al-quran agar wanita memiliki harga diri yang tinggi serta beradab, karena yang sama-sama kita ketahui bahwa wanita di Minangkabau adalah salah satu harta warisan yang tertinggi dan tak akan tergantikan posisi nya didalam rumah Gadang. Wanita di Minangkabau di juluki sebagai Bundo Kanduang.

Begitulah pentingnya pendidikan agama Islam bagi suku Minangkabau, karena tanmpa agama atau ajaran Islam maka mereka akan tersesat juga dari hukum adat yang telah ada dari zaman nenek moyang. Seperi pepatah orang Minang mengatakan :

Adaik ba ulua jo bapatuik

Makanan banang siku-siku

Kato bana indak baturuik

Engeran batin nan baliku

Pepeatah ini dapat diartikan, jangan pernah menjauhkan diri dari kebenaran. Siapa yang melakukannya, ini menandakan mereka menjauhkan diri dari keimanan serta memiliki rasa tqwa yang sangat kecil. 

Banyak masyarakat Minang yang tidak mengetahui serta mempermasalahkan tentang pendidikan Islam ini, contohnya seperti orang-orang berfikir kitab allah yang mana? Karena kitab allah itu ada empat macam namun seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa Al-quran adalah kitab terakhir serta kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya maka dari situlah orang-orang Minang menganut agama Islam. Biasanya orang-orang yang bukan beragama Islam, tidak dianggap sebagai orang Minang dan biasanya akan di usir dari perkampungan.

Ada beberapa pantun Minang yang menjelaskan serta cara-cara melakukan perbuatan yang berkaitan dengan agama Islam, contohnya seperti berikut :

Buang siriah buang bidak

Buang puluik buang tingkalang

Kato nan bana dipatidak

Sandi iman nan nyato kurang

Pantun tersebut dapat diartikan, jangan pernah menjadi orang yang suka membalikan kebenaran walaupun berbuat jujur itu pahit, karena kebaikan itu lebih baik dan lebih suci di mata allah.

Anak urang kampuang Ilalang

Nak lalu ka kampuang Baso

Malu jo sopan kok nyo ilang

Abihlah raso jo pareso

Pantun ini dapat diartikan sebagai menjaga perilaku sopan serta memiliki rasa malu dalam situasi apapun, kerena itu adalah termasuk ke dalam sifat terpuji yang di senangi oleh allah serta manusia.

Lamo hiduik banyak diraso

Jauah bajalan banyak diliek

Jikok iman kurang di dado

Di siko umaik mangko ka sasek

Pantun ini dapat diartikan yaitu, jika iman dan taqwa di hati kita telah hilang maka akan tersesat dalam menjalankan hidupnya.

Jikok bakato indak manyingguang

Kok bapambari jo randah hati

Jadi panutan dek urang kampuang

Sumarak urang sanagari

Pribahasa diatas menjelaskan, ketika seseorang memiliki ilmu agama yang sangat luas dan tinggi, maka mereka akan memiliki tutur kata yang baik, serta berperilaku sopan dan santun sehingga terpandang baik di masyarakat sekitarnya.

Walaupun harimau didalam paruik

Kambiang juo nan bakaluakan

Pepatah ini dapat diartikan sebagai jika memiliki rasa emosi yang sangat tinggi cukup tahan dengan rasa kesabaran karena allah lebih mencintai hamba-hambanya yang memiliki rasa sabar.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan isalm sangat penting bagi suku Minangkabau karena orang-orang Minangkabau menjunjung tinggi adat istiadatnya yang sesuai dengan ajaran kitab allah. Jika orang-orang Minang melanggar serta menentang ajaran Islam maka orang-orang tersebut dianggap tidak memiliki atau tidak beradat lagi.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS