Ticker

6/recent/ticker-posts

Hilangnya Kepercayaan Masyarakat Minang Terhadap “Sumbang Nan Duo Baleh”



Oleh :

Lezia Maharani

Penulis merupakan Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau, Angkatan 2020, Universitas Andalas

 

Sumbang nan duo Baleh merupakan perilaku atau perbuatan yang tidak salah tetapi janggal bagi orang Minang, sumbang nan duo Baleh ini adalah warisan budaya ada sejak dulunya. Sumbang ini terdapat dari Tambo dan semacam nilai adat yang di anut secara turun temurun berupa nasehat ayah yang sering diberikan kepada anak perempuannya. Masyarakat minang jika melakukannya maka akan dianggap aneh oleh orang lain dan biasanya akan ditegur oleh orang lain. Jika melanggar aturan ini akan berakibatkan hukuman malu, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga keluarga dan mamak. Karena seorang wanita Minang adalah simbol yang terhormat dan harus dijaga, malu seorang wanita identik dengan malu suku atau indentik dengan malu kaumnya sendiri. Hina atau mulianya sebuah kaum tergantung wanita, Tuak parang bisa badamai, tikam bunuah dibari maaf, rabuik rampeh dilimaui. Tapi kok padusi diagiah malu, jando digungguang urang Tabang, gaduh tapakiak didalam samak, Mako tatutuiklah segala pintu damai, tasintak sagalo kaum, jago suku, bangun Dubalang, disiko nan cadiak kabapakaro, nan Batak kamalalahan, nan kayo tahun Jo harato, pendeknyo, malu mastu tabangkik. Kama hanyuik kama dipinteh, walau ka dalam lauik basah. Dima hilang Dima dicari, bia KA suduik-suduik bumi. Tak lalu dandang di Asia, di gurun kaditajakan di nan lagian, dan dibatin dilalukan.

Maksudnya :

Hina mulianya suatu kaum tergantung oleh wanita. Kalau berperang bisa berdamai, kasus pembunuhan bisa diberi maaf dan seterusnya. Akan tetapi kalau wanita yang sudah malu, akan membuat malu kaum dan suku. Maka semua unsur akan ikut terlibat menyelesaikannya.

 

Sumbang ini diterapkan sejak zaman dulu dan sampai sekarang, tetapi sekarang sudah tidak dipercayai lagi bahkan sudah hilang, Sumbang nan duo yaitu :

1. Sumbang duduak (Duduak)

Sumbang duduk ini bagi perempuan adalah bersimpuh, ketika duduk diatas kursi, duduklah dengan menyamping, rapatkan paha. Tetapi sekarang sumbang ini sudah jarang dilakukan orang Minang sekarang duduk bersila macam laki-laki bahkan menegakkan lutut, dan jika berbonceng ada yang mengangkang.

2. Sumbang tagak (berdiri)

Jangan berdiri dijalan jika tidak ada yang dinanti, tidak boleh berdiri ditangga, tetapi sekarang banyak yang berdiri berdua dengan lelaki yang bukan muhrim.

3. Sumbang jalan

Ketika berjalan perempuan harus berjalan, tetapi sekarang banyak orang yang berjalan tergesa-gesa apalagi mendongkrak-dongkak, jangan menghalangi jalan ketika berjalan dengan teman sebaya, ketika berjalan dengan lelaki berjalanlah dibelakang.

4. Sumbang karajo

Dalam melakukan pekerjaan serahkanlah pada lelaki. Perempuan hanya mengerjakan yang ringan-ringan saja, tetapi sekarang malah sebaliknya banyak pekerjaan berat-berat yang dilakukan oleh perempuan sementara lelaki hanya duduk diam saja.

5. Sumbang pakai

Baju yang dipakai longgar, serasikan dengan warna kulit dan kondisi yang tepat agar rancak dipandang mata. Tetapi sekarang banyak yang menggunakan baju seksi, baju yang kurang bahan, seperti mahasiswa sekarang memakai baju kemeja panjang tangan banyak yang bagian sebelah bawahnya dimasukin ke dalam dan bagian sebelahnya lagi dilepas, pada bagian kerahnya sengaja tidak dipasangkan gewang baju dilepas begitu saja, katanya mengikuti gaya tren berpakaian sekarang.

6. Sumbang makan

Ketika makan jangan sampai beradu sendok dengan gigi. Tetapi sekarang bagi perempuan banyak yang makan dipintu, makan sambil main hp atau makan sambil Vidio call dengan teman, bahkan makanannya hanya untuk difoto saja tetapi tidak dimakan (mubazir).

7. Sumbang caliak

Kurang tertib jika seorang perempuan suka melihat pandangan lawan jenis alihkan pandangan ke yang lain atau menunduk kebawah, tetapi sekarang banyak yang sengaja keluar rumah hanya untuk melihat lawan jenis (Katanya cuci mata) dan matanya melihat kesamping padahal wajahnya menghadap kedepan.

8. Sumbang kato (Berkata)

Ketika seseorang berbicara jangan memotong pembicaraan orang, berkatalah langsung pada intinya, tetapi sekarang banyak sengaja memotong pembicaraan orang padahal tidak ada yang ingin dibicarakan, dan sekarang banyak seperti murai batu atau serupa air terjun.

9. Sumbang bertanya

Bertanyalah dengan baik-baik, simak dulu dengan baik baru bertanya tetapi sekarang banyak yang berkata hanya untuk bertele-tele bahkan sudah dijelaskan sebelumnya masih sengaja bertanya-tanya, dan yang ditanyakan itu tidak masuk akal, hal yang tidak seharusnya dipertanyakan malah ditanyakan berkali-kali.

10. Sumbang Kurenah

Jagalah kepercayaan orang lain, jika bercanda secukupnya saja dan diagak-agak agar tidak tersinggung orang lain, tetapi sekarang banyak yang sengaja bercanda hanya untuk menyakiti orang lain, seperti bercanda yang menyangkut kekurangan seseorang, bercanda yang hanya mengumbarkan jeleknya fisik seseorang atau mengumbar aib orang lain.

11. Sumbang bagaua (Bergaul)

Jangan bergaul dengan anak kecil apalagi ikut bermain dengannya. Dan bergaul dengan sesama jenis, tetapi sekarang banyak yang bergaul dengan lawan jenis bahkan bergaul dengan lelaki jika hanya diri saja yang perempuan.

12. Sumbang jawek (Menjawab)

Jawablah hanya sekedar yang dijawab tinggalkan yang tidak perlu tetapi sekarang banyak yang menjawab asal-asal saja bahkan dijawab tidak sesuai dengan pertanyaan dan bertele-tele.

Hal ini sudah jarang dilakukan bahkan telah hilang, semua ini teralih karena mudahnya akses informasi yang telah memberikan perubahan perempuan atau gadih Minang saat ini, mereka lebih suka bermain gedget, dari pada menghafal dan mengingat sumbang nan duo Baleh agar mereka tetap menjadi perempuan terhormat dan bermartabat. Kurangnya kontrol dari keluarga dan orang lain yang menjadi pendorong maraknya prilaku sumbang dan salah tersebut.

Mereka sangat mudah menemukan semua itu melalui gadget canggih yang ada ditangannya. Seperti Facebook, WhatsApp, Ig, Tweeter, Line dan lainnya. Anak gadih Minang saat ini lebih mengetahui, menerima dan mencontoh nilai-nilai baru, tren-tren baru terkait dengan gaya hidup, mode, makanan, tokoh idola dan lain sebagainya. Maka dengan hal inilah yang membuat hilangnya sumbang nan duo Baleh.  

 

 


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS