Ticker

6/recent/ticker-posts

TRADISI BALIMAU PADA MASYARAKAT MINANG DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG, SUNGAI PISANG



Oleh: Sintia Hermayulita

Mahasiswa jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas


 Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kemajemukan ini terlihat dari berbagai suku bangsa. Suku bangsa adalah pembeda suatu golongan sosial dalam sistem sosial. Suku bangsa menurut Kamus Besar bahasa Indonesai (KBBI) adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lainnya berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan. Menurut (Utami, 2018:2) Indonesia merupakan salah satu negara dari sekian banyak negara di dunia dengan ribuan gugusan pulau yang terdapat di dalamnya, dari sekian banyak gugusan pulau yang ada, di dalamnya terdapat berbagai macam suku bangsa dengan kebudayaan yang berbeda dari masing-masing suku bangsa tersebut.

Dari sekian banyaknya suku bangsa yang terdapat di Indonesia, salah satunya adalah etnis Minangkabau. Minangkabau merupakan suatu suku bangsa yang erat dengan adat dan budayanya, hal ini terlihat pada falsafat hidup masyarakat Minangkabau “adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. Artinya adat bersendi kepada agama, agama bersendi kepada al-qu’an. Dari falsafah tersebut agama yang dimaksud adalah agama islam dan al-qur’an merupakan hukum tertinggi yang mengatur dalam ajaran adat Minangkabau. Dari makna yang ada tergambar bahwasanya adat dan agama saling bergandeng dan saling sejalan. Hal ini terlihat pada penerapan adat dan tradisi yang selaras dengan syariat islam.

Menurut A.A Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki, serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama islam, Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung, menyatakan bahwa Minangkabau adalah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kemudian penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur (A.A Navis, 1984: 1).

Di Minangkabau terdapat banyaknya tradisi-tradisi yang tersebar diberbagai daerah-daerah, salah satunya di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Sungai Pisang. Kecamatan Bungus Teluk kabung merupakan sebuah kecamatan di Kota Padang, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari dua wilayah nagari yaitu Bungus di bagian utara dan Teluk Kabung di bagian selatan. Dan Sungai Pisang merupakan daerah yang berada di kelurahan Bungus Teluk Kabung Selatan. Dari banyaknya tradisi-tradisi yang ada di Minangkabau, salah satunya adalah tradisi balimau.

Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok sosial yang telah dilaksanakan secara turun-temurun sampai saat ini. Setiap tradisi tentu meiliki tujuan yang baik untuk menciptakan masyarakat yang berperadaban. Menurut Mursal Esten (1999: 22) tradisi merupakan suatu sistem yang menyeluruh, yang terdiri dari cara aspek yang pemberian arti terhadap laku ujaran, laku ritual dan berbagai jenis laku lainnya dari manusia atau sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang lain.

Balimau adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Minangkabau khususnya daerah Sungai Pisang untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun yaitu sehari menjelang masuknya bulan puasa, upacara balimau ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan juga sebagai kegembiraan memasuki bulan penyucian diri.

Balimau bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat Minangkabau sendiri disebut limau. Limau yang biasa digunakan adalah limau parut, limau nipis atau biasa disebut jeruk nipis, limau kapas yang disertai wangi-wangian, biasanya dipakai ke wajah dan tangan atau semacam luluran. Bagi masyarakat, pengharum badan ini dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam dalam pikiran seseorang, sedangkan untuk pengharum rambut masyarakat Minangkabau menggunakan wangi-wangian saat berkeramas. Bagi masyarakat Minangkabau pengharum rambut ini dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa (Utami, 2018: 3). 

Tradisi balimau bertujuan untuk kebersihan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa. Tardisi balimau ini telah berlangsung berabad-abad lamanya dan juga merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas. Proses pelaksanaan upacara balimau pada masyarakat Minangkabau dilaksanakan pada waktu sore hari yang diikuti oleh masyarakat Minangkabau di daerah tersebut dengan dipimpin oleh ketua adatnya. Dalam pelaksanaan tradisi balimau, masyarakat Minangkabau khususnya daerah Sungai Pisang perlu mempersiapkan hal-hal untuk melaksanakan upacara balimau ini,

Bahan-bahan yang digunakan untuk memprsiapkan upacara balimau ini yaitu limau parut, limau nipi atau jeruk nipis, limau kapas dan juga daun pandang. Limau (jeruk nipis) diiris tipis, bunga rampai dan daun pandan diiris tipis-tipis beserta akar-akaran (akar wangi). Setelah sebuah bahan tercampur, kemudian dimasukkan dalam wadah dan setelahnya diletakkan dalam carano. Carano merupakan wadah berupa dulang berkaki yang terbuat dari Loyang atau logam kuningan yang dikenal di Minangkabau. Carano tersebut dihias se indah mungkin menggunakan daun kelapa.

Tata cara pelaksanaan tradisi balimau, limau yang telah selesai dibuat sebelum digunakan limau tersebut diarak keliling kampung dan berakhir di titik lokasi yang telah ditentukan sebelumnya, barulah limau tersebut diguanakan. Penggunaan limau tersebut harus didahului oleh pemimpin atau ketua adat beserta jajarannya. Setelah itu barulah limau tersebut dibagikan kepada masyarakat untuk digunakan saat balimau. Setelah persiapan dan pelaksanaan upacara balimau selesai selanjutnya dilakukan penutupan dengan masyarakat yang saling bermaaf-maafan satu sama lain dan memberi nasehat kepada setiap masyarakat.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS