Ticker

6/recent/ticker-posts

Guru Besar Agronomi Unand Padang, Prof. Musliar Kasim: Petani Sumbar Harus Mulai Kembali Tanam Padi Sabatang

Guru Besar Agronomi Unand Padang, Prof. Musliar Kasim foto Ocha
  


Padang, 

Porsentase penduduk Sumatera Barat (Sumbar)  lebih banyak berstatus sebagai petani tetapi tidak memiliki lahan pertanian areal sawah untuk bisa bercocok tanam padi sebagai bahan pangan untuk konsumsi setiap hari. 


Dengan demikian, harga beras di pasaran terus merangkak naik dari tahun ke tahun. 


Dan, masyarakat seperti ini tetap saja terbebani dengan biaya beli beras karena tidak memiliki lahan pertanian sawah untuk menanam padi sebagai bahan pangan utama. 


Terkait ini pula, sedangkan luas lahan sawah seyogianya di Sumbar tidak ada yang bertambah bahkan sawah semakin lama menjadi berkurang akibat kebutuhan masyarakat bikin beragam jenis bangunan. Pada umumnya buat kebutuhan lokasi bangunan lebih banyak penduduk menggunakan lahan sawah menjadi lokasi bangunan rumah serta jenis bangunan yang lainnya. 


Selain itu pula tak dipungkiri masyarakat beralih status lahan sawah menjadi areal perkebunan komoditi kelapa sawit, misalnya. 


Nah, jika diamati, fenomena seperti ini dengan semakin sempitnya berkurang lahan sawah akan berpengaruh kepada berkurangnya produksi yang dihasilkan sehingga harga beras semakin melambung yang takkan pernah turun-turun lagi. 


Namun, berkaca pula dari program pemerintah nyaris tak ada lagi pencetakan sawah baru baik melalui program Transmigrasi Lokal mau pun program Transmigrasi Nasional. 


Tentang fenomena ini, awak media ini,  menjumpai Guru Besar Agronomi Universitas Andalas (Unand) Padang,   Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS, pada Senin 10 Januari 2022.


Selain sebagai Guru Besar Agronomi Unand Padang, Prof.Musliar Kasim, sekarang menjabat sebagai Rektor Universitas Baiturahmah (Unbrah), dan ketika mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Prof. Musliar Kasim menduduki jabatan Wakil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) RI. 


Terkait tentang produksi padi, menurut Prof. Musliar Kasim, sebenarnya produksi tanaman pangan jenis padi sawah masih bisa ditingkatkan walau pun luasan areal pertanian untuk menanam padi sawah belum bertambah, katanya. 


"Namun, hasil produksi padi sawah masih bisa di tingkatkan seperti dengan program menanam padi sabatang, " imbuhnya. 


Masih terkait tentang meningkatkan produksi padi sawah dengan program tanam padi sabatang bisa memacu hasil produksi padi menjadi 8 ton padi per hektar sawah. 


Dicontohkan pada tahun 2004 yang lalu ada program dari mantan Gubernur Sumbar masa Gamawan Fauzi, ujarnya. 


"Sedangkan hasil produksi padi sawah rata-rata nasional hanya 4-4, 5 ton per hektar," ungkapnya.


Saat itu, pak Gamawan Fauzi mencanang melalui Dinas Pertanian Sumbar, dimasa itu mantan Kepala Dinas Pertanian Sumbar, Ir. Djoni.


Ketika itu mantan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi mensupport petani agar mau menanam padi sabatang dengan memberikan insentif. 

Dan, untuk membunuh gulma padi atau rerumputan dengan jerami padi bekas penenan padi, sambungnya. 


"Jika terkait dengan program Transmigrasi Lokal (Translok) di Sumbar tidak ada lagi lahan yang dapat di konversi untuk pencetakan sawah baru," tambahnya pula. 


Karena di Sumbar lahan berstatus tanah ulayat dan lahan telah menjadi peruntukkan masyarakat tertentu," pungkasnya.(Obral Caniago).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS