Ticker

6/recent/ticker-posts

Sastra lisan Minangkabau berkonstribusi pada bidang pariwisata

 


Oleh : Fauziah Risky Nasution 

Mahasiswa Universitas Anda, Sastra Minangkabau



Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan diwariskan secara turun temurun, disebarkan secara lisan dan diakui sebagai milik bersama. Sastra lisan merupakan bagian dari tradisi yang berkembang di tengah masyarakat yang menggunakan bahasa sebagai media utama. Setiap daerah pastinya memiliki sastra lisan masing masing,seperti di daerah sumatera barat memiliki sastra lisan yaitu legenda malin Kundang,siapa sih yang tak kenal dengan Malin Kundang,cerita Malin Kundang ini sangat terkenal didalam negri maupun luar negri.cerita yang menceritakan tentang anak durhaka ini sangat lekat di ingatan masyarakat ,maka tak heran jika Malin Kundang ini sangat terkenal dan bagaimana tidak, karena cerita Batu Malin Kundang itu dahulunya hanya sebatas cerita lisan atau cerita rakyat disampaikan melalui mulut ke mulut saja. Akan tetapi, karena adanya ide kreatifitas dan inovatif dari masyarakat khususnya di Kota Padang daerah Pantai Air Manis, yang mana lansung membuatkan kisah Malin Kundang tersebut menjadi seperti nyata, dan hasilnya mereka ciptakan sebuah batu yang berbentuk manusia dengan posisi bersujud yang sangat sesuai dengan cerita Batu Malin Kundang tersebut. Maka oleh itu, cerita lisan Batu Malin Kundang tersebut telah memberikan kontribusi yang sangat besar kepada masyarakat Kota Padang yang khususnya di daerah Pantai Air Manis pada bidang parawisata dan ekonomi. Ditambah lagi pengelolaanya juga dilakukan secara professional dan sangat baik, yang mana pengelolaan tempat tersebut tidak hanya dikelola oleh masyarakat setempat, tapi juga dibantu dengan baik dan sangat dominan oleh pihak Pemko Padang. Sehingga terciptalah suatu tempat parawisata yang sangat terkenal dan sangat populer, serta memberikan manfaat besar pada sektor ekonomi bagi masyarakatnya dan itu merupakan hal yang bersumber dari sebuah cerita lisan atau sastra lisan Batu Malin Kundang.

Selain batu Malin Kundang ada juga sastra lisan  tentang Ikan Larangan disalah satu sungai tempat pemandian yang ada di daerah Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Konon didalam ceritanya berisikan tentang larangan untuk mengambil ikan yang ada di pemandian tersebut dan pemandian tersebut dinamai oleh masyarakatnya adalah pemandian Lubuk Lukum. Memang dikawasan pemandian tersebut banyak memilki ikan-ikan besar yang mana menambah estetis dari pemandian tersebut. Setiap pengunjung dapat melihat dan menikmati keindahan dari pemandian tersebut dengan dilengkapi ikan-ikan yang sangat banyak didalamnya. Akan tetapi, menurut cerita lisannya, ikan-ikan tersebut tidak boleh diambil ataupun dipancing untuk dijadikan makanan. Menurut cerita-cerita dari masyarakat setempat, bahwasanya jika ada yang mengambil ikan yang ada didalam sungai tersebut, maka akan menerima akibatnya sendiri. Akibatnya adalah pelakucakan mengalami sakit perut yang sangat perih sehingga membuat perut dari pelakunya tersebut akan menjadi sangat besar dan konon adapula kabarnya yang meninggal, karena ikan-ikan tersebut sudah di berikan mantra-mantra oleh orang pandai di lingkungan masayarakat sekitarnya.

Dari hasil ide kreatifitas dan inovatif oleh masyarakat yang membuat cerita lisan seperti Ikan Larangan di pemandian Lubuk Lukum tersebut, memberikan manfaat dan kontribusi kepada masyarakat pada bidang Parawisata dan tentunya pada sektor ekonomi masyarakat setempat. Karena dengan adanya hal yang demikian, membuat para masyarakat setempat dapat memajukan ekonominya seperti berjualan makanan, usaha menyewakan pelampung, serta menjualkan makanan untuk ikan-ikan yang ada disungai tersebut. Itulah yang mungkin hal yang sangat besar memberikan kontribusi kepada masyarakat setempatnya.dan masih banyak lagi sastra lisan yang bisa berkontribusi pada bidang pariwisata untuk masyarakat luas.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS