Prof.Dr.H.Asasriwarni Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar
*_A. Dalil Rujukan :_*
Rasulullah SAW Bersabda Sbb :
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
*Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya* (HR. Muslim No. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib Bin Sinan Radhiyallahu ‘Anhu).
*_B. Beberapa Pelajaran Yang Terdapat Dalam Hadits Tetsebut Di Atas Adalah :_*
Seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT hendaknya melazimkan kesabaran dalam tiga kondisi, yakni :
*1. Bersabar Di Atas Ketaatan Hingga Ia Melaksanakannya :*
Melaksanakan ketaatan butuh kesabaran, karena pada umumnya fisik kita ingin bermanja-manja dan hawa nafsu mendorong untuk melakukan perbuatan sia-sia. Sebagaimana Firman Allah SWT berikut ini :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
*Dan perintahkan lah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya* (QS. Thaha Ayat : 132)
Bersabarlah dalam ketaatan, niscaya Allah SWT akan menumbuhkan nikmat iman dengan sebab kesabaran. Jika nikmat dalam melaksanakan perintah Allah SWT telah diraih, maka ketaatan tidak akan lagi menjadi beban atau penggugur kewajiban, tapi ketaatan akan menjadi kebutuhan dan sumber kebahagiaan bagi setiap hambaNya. Sebagaimana seseorang yang telah melaksanakan shalat untuk menggugurkan kewajibannya. Bisa jadi ia merasa berat pada awalnya, tapi jika ia jujur dalam niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menumbuhkan iman dalam dirinya, sehingga shalatnya akan menjadi kebutuhan dan sebab kebahagiaannya. Demikianlah akidah Islam dan Iman yang akan meningkat dengan sebab ketaatan yang bertambah.
*2. Bersabar Untuk Meninggalkan Larangan :*
Sebagian orang mengira bahwa meninggalkan larangan lebih mudah dari pada melaksanakan perintah, karena melakukan sesuatu butuh usaha lebih besar daripada meninggalkan sesuatu. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Setan senantiasa menghiasi larangan dengan keindahan dan perkara yang disukai oleh hawa nafsu. Berkaitan dengan hal itu, sebagian kaum salaf mengatakan sbb :
أَعْمَالُ الْبِرِّ يَفْعَلُهَا الْبِرُّ وَالْفَاجِرُ وَلَا يَقْدِرُ عَلَى تَرْكِ الْمَعَاصِى إِلَّا صَدِّيْقٌ
*Amal kebaikan bisa dilakukan oleh orang yang baik maupun fajir (jahat), namun hanya orang yang jujur saja yang mampu meninggalkan maksiat* (Qaa’idah Fi Ash-Shabr, hal. 3)
Di antara contoh kesabaran dalam meninggalkan larangan adalah kisah Nabi Yusuf 'Alaihi Salam yang memilih tidak berzina karena ketaqwaanya kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang perkataan nabi Yusuf ‘Alaihi Salam di bawah ini :
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
*Yusuf berkata, Wahai Rabb-ku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh* (QS. Yusuf Ayat : 33)
*3. Bersabar Dalam Menghadapi Takdir Allah SWT :*
Takdir Allah SWT ada yang disukai ada pula yang tidak disukai. Sedangkan orang yang beriman dalam menyikapi takdir Allah SWT tidak lepas dari dua perkara, yaitu syukur dengan takdir yang ia sukai dan sabar menerima dan menghadapi takdir yang tidak disukainya, seperti : sakit, musibah kehilangan anggota keluarga dan harta benda atau buruknya sikap manusia kepadanya.
Tidaklah Allah SWT menghendaki suatu musibah atau kesempitan menimpa seorang hamba, kecuali ada hikmah kebaikan untuk dirinya, dan Allah SWT lebih mengetahui kebaikan untuk hamba-Nya daripada dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT di bawah ini :
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
*Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi bisa jadi engkau tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui* (QS. Al-Baqarah Ayat : 216)
*_C. Merealisasi KesabaranTerhadap Takdir Allah SWT Dapat Dilakukan Dengan Cara :_*
1. Menjaga lisan dari
mengumpat dan
mengeluh
2. Tidak melakukan
hal-hal yang
menunjukkan
penentangan terhadap
ketetapan Allah SWT
atas dirinya, seperti :
memukul-mukul
wajah, merobek-robek
baju dan yang
semisalnya.
Hendaknya seseorang yang ditimpa musibah bersabar dan menghibur dirinya dengan janji Allah SWT yang berupa pahala tanpa batas. Sebagaimana Firnan Allah SWT berikut ini :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
*Hanya orang-orang yang bersabar yang disempurnakan pahalanya tanpa batas* (QS. Az-Zumar Ayat : 10)
Semoga kita termasuk
orang-orang yang Allah SWT teguhkan di atas kesabaran, baik untuk menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan menerima setiap takdir yang telah Allah SWT tetapkan.
*_D. Tema Hadits Yang Berkaitan Dengan Al-Qur'an :_*
*1. Firnan Allah SWT :*
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
*Dan perintahkan lah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya* (QS. Thaha Ayat : 132)
*2. Firnan Allah SWT :*
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
*Hanya orang-orang yang bersabar yang disempurnakan pahalanya tanpa batas*(QS. Az-Zumar Ayat : 10)
*_E. Munajat Dan Hal Yang Seharusnya Selalu Kita Ingat Adalah :_*
*1. Munajat Kepada Allah SWT :*
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik...
*Maha suci Engkau ya yAllah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu*
*2. Hal Yang Harus Kita Ingat dan Tunaikan :*
ﺑَﻠِّﻐُﻮﺍ ﻋَﻨِّﻰ ﻭَﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔً
*Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”*
*(HR.Bukhari)*
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
ﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻫُﺪًﻯ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍْﻷَﺟْﺮِ ﻣِﺜْﻞُ ﺃُﺟُﻮْﺭِ ﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻘُﺺُ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺃُﺟُﻮْﺭِﻫِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻭَﻣَﻦْ ﺩَﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ ، ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺈِﺛْﻢِ ﻣِﺜْﻞُ ﺁﺛَﺎﻡِ ﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻘُﺺُ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺁﺛَﺎﻣِﻬِﻢْ ﺷَﻴْﺌًﺎ
*Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.*
*(HR.Muslim)*
Dakwah di jalan Allah SWT merupakan amal yang sangat mulia, ketaatan yang besar dan ibadah yang tinggi kedudukannya di sisi Allah SWT. Hal ini mengacu kepada Firman
Allah SWT di bawah ini :
ﻭَﻟْﺘَﻜُﻦْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِۚ ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
*Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung* (QS.Ali-Imran Ayat : 104)
Selamat beraktivitas...
Baarakallahufiikum...
Semoga hidup kita semakin bermanfaat dan berkah, aamiin YRA
0 Comments