Ticker

6/recent/ticker-posts

Pengikisan Bahasa Minangkabau Saat ini



Oleh; Suci Mulia

Sumatera Barat. Sebenarnya bahasa Minangkabau ini juga memiliki beberapa ragam bahasa, karena disetiap daerah di Minangkabau mempunyai bahasa yang berbeda pula, tetapi perbedaan tersebut hanya terdapat pada dialeknya saja.

Namun, jika membahas bahasa Minangkabau dapat dilihat masalah apa saja yang melandanya. Seperti memudarnya bahasa Minangkabau, tidak itu saja masyarakat juga lebih mengedepankan bahasa lain pada bahasa aslinya. Bahasa Minangkabau seperti kehilangan jati dirinya sendiri. Kenapa tidak, dilihat dari aspek didikkan oleh seorang ibu ke anaknya lebih mementingkan bahasa lain dari pada bahasa Minangkabau, jika terus menerus seperti itu bahasa Minangkabau akan hilang kata demi katannya.

Bahkan kata panggilan saja mengalami pergeseran yang signifikan, seperti paggilan untuk orang tua yang perempuan dari “mandeh, amak, one” berubah menjadi “mama, ibu, bunda, umi, mami, mom” bahkan perubahan tersebut sering dijumpai pada sebuah keluarga. Namun hal tersebut terjadi tidak terlepas dari pengaruh budaya. Tetapi sebagai masyarakat bagaimana cara menyeimbangkannya lagi agar bisa menerima kebudayaan dan tidak mempengaruhi eksistensi keaslian bahasanya, dan juga bagaimana mewarisi bahasa tersebut dengan baik agar tidak terjadi pergeseran dalam bahasa daerah ini.

Fenomena bahasa juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa tidak, karena sebagian orang lebih menggunakan beberapa bahasa, seperti bahasa gaul, bahasa Indonesia, dan bahkan bahasa yang digunakannya bahasa Indomi (Indonesia-Minang). Fenomena tersebut terjadi terus berlanjut dari generasi ke generasi, dan berefek pada pengikisan bahasa asli Minangkabau. Contohnya saja tidak banyak dari orang asli Minangkabau yang mengetahui bahasa daerahnya tersebut, dan bahkan dari orang dewasapun sudah melupakannya kata demi kata.

Dalam dunia pendidikan pun demikian, hal tersebut dapat dilihat dari mata pelajaran BAM ( Budaya Alam Minangkabau) sudah tidak ada lagi diajarkan disekolah dasar, sehingga pengetahuan seputar budaya alam Minangkabau ini sudah tidak diketehui lagi oleh anak-anak sekolah dasar. Padahal usia anak-anak Sumatera Barat. Sebenarnya bahasa Minangkabau ini juga memiliki beberapa ragam bahasa, karena disetiap daerah di Minangkabau mempunyai bahasa yang berbeda pula, tetapi perbedaan tersebut hanya terdapat pada dialeknya saja.

Namun, jika membahas bahasa Minangkabau dapat dilihat masalah apa saja yang melandanya. Seperti memudarnya bahasa Minangkabau, tidak itu saja masyarakat juga lebih mengedepankan bahasa lain pada bahasa aslinya. Bahasa Minangkabau seperti kehilangan jati dirinya sendiri. Kenapa tidak, dilihat dari aspek didikkan oleh seorang ibu ke anaknya lebih mementingkan bahasa lain dari pada bahasa Minangkabau, jika terus menerus seperti itu bahasa Minangkabau akan hilang kata demi katannya.

Bahkan kata panggilan saja mengalami pergeseran yang signifikan, seperti paggilan untuk orang tua yang perempuan dari “mandeh, amak, one” berubah menjadi “mama, ibu, bunda, umi, mami, mom” bahkan perubahan tersebut sering dijumpai pada sebuah keluarga. Namun hal tersebut terjadi tidak terlepas dari pengaruh budaya. Tetapi sebagai masyarakat bagaimana cara menyeimbangkannya lagi agar bisa menerima kebudayaan dan tidak mempengaruhi eksistensi keaslian bahasanya, dan juga bagaimana mewarisi bahasa tersebut dengan baik agar tidak terjadi pergeseran dalam bahasa daerah ini.

Fenomena bahasa juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa tidak, karena sebagian orang lebih menggunakan beberapa bahasa, seperti bahasa gaul, bahasa Indonesia, dan bahkan bahasa yang digunakannya bahasa Indomi (Indonesia-Minang). Fenomena tersebut terjadi terus berlanjut dari generasi ke generasi, dan berefek pada pengikisan bahasa asli Minangkabau. Contohnya saja tidak banyak dari orang asli Minangkabau yang mengetahui bahasa daerahnya tersebut, dan bahkan dari orang dewasapun sudah melupakannya kata demi kata.

Dalam dunia pendidikan pun demikian, hal tersebut dapat dilihat dari mata pelajaran BAM ( Budaya Alam Minangkabau) sudah tidak ada lagi diajarkan disekolah dasar, sehingga pengetahuan seputar budaya alam Minangkabau ini sudah tidak diketehui lagi oleh anak-anak sekolah dasar. Padahal usia anak-anak 


dasar tersebut bagus untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana budaya dari daerahnya, baik dari budaya bahasanya ataupun adat istiadatnya.

Disayangkan sekali, bahwa sedikitnya pengetahuan anak remaja di Minangkabau ini tentang bahasanya sendiri. Padahal bahasa Minangkabau ini adalah salah satu bentuk warisan dari leluhur terdahulu. Namun, hal tersebut bisa di atasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara membukukannya dalam bentuk kamus, baik itu cetak maupun online. Agar tidak menghilang begitu saja.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS