Ticker

6/recent/ticker-posts

ADA TIGA PERKARA YANG DAPAT MEMBINASAKAN UMAT MANUSIA


Oleh  : Prof.Asasriwarni MH


*_A.  Dalil Rujukan  :_*


Dalam kitabnya yang berjudul _"Nashaihul ‘Ibad_ ,  Syekh Nawawi menjelaskan, Abu Hurairah atau yang bernama asli Abdurrahman ibn Shakhr berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda sbb :


عَنْ عبد الله بْنِ عُمَرَ رضي الله -عنهما- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ، وَثَلَاثٌ مُنَجِّيَاتٍ، وَثَلَاثٌ كَفَّارَاتٌ، وَثَلَاثٌ دَرَجَاتٌ، فَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ: فَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ، وَأَمَّا الْمُنَجِّيَاتُ: فَالْعَدْلُ فِي الرِّضَى وَالْغَضَبِ، وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَخَشْيَةُ اللَّهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ، وَأَمَّا الْكَفَّارَاتُ: فَانْتِظَارُ الصَلَاةِ بَعْدَ الصَلَاةِ، وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ، وَنَقْلُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ، وَأَمَّا الدَّرَجَاتُ: فَإِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلامِ، وَالصَلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ"


*Ada tiga perkata yang menyelamatkan (penyelamat manusia dari siksa Allah), ada tiga perkara yang dapat membinasakan (mengantarkan manusia pada kebinasaan), ada tiga perkara yang dapat meninggikan derajat (derajat manusia di akhirat), dan ada tiga perkara yang dapat menghapus dosa*.


*Tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa Allah itu yang : _Pertama_ adalah takut kepada Allah, baik ketika berada di tempat sepi maupun ketika berada di tempat ramai. Menurut Syekh Nawawi, takwa kepada Allah di tempat sepi adalah paling tingginya derajat. _Kedua_,  berpola hidup hemat dan sederhana, baik saat tidak berkecukupan maupun saat berkecukupan. Artinya, menurut Syekh Nawawi, sederhana dalam hidup dengan tidak berfoya-foya dan ridha dengan hal itu. Sedangkan perkara yang _ketiga_, selalu berlaku adi, baik saat rela maupun di saat marah. Arti dari marah dan rela tersebut, menurut Syekh Nawawi, bersikap marah kepada hal yang dimurkai Allah dan bersikap rela dengan apa yang diridhai Allah*


*_Sementara itu, TIGA HAL YANG DAPAT MEMBINASAKAN   adalah sangat kikir, senantiasa menuruti hawa nafsunya, dan membanggakan diri sendiri_* 


*Kemudian, tiga hal yang dapat meninggikan derajat manusia di akhirat, yaitu : membudayakan ucapan salam, suka memberikan makanan kepada tamu dan orang yang lapar, dan sholat malam. Adapun tiga hal yang dapat menghapus dosa, yang _pertama_ adalah menyempurnakan wudhu di pagi hari yang dingin. _Kedua_, melangkahkan kaki untuk melaksanakan sholat berjamaah. _Ketiga_, menunggu tibanya waktu sholat yang kedua usai mengerjakan sholat yang pertama, sehingga ada hubungan emosial juga dengan masjid* (HR. Thabrani).


*_B. Sikap Bakhil Yang Dipatuhi :_*


Pada awalnya seorang Qarun mungkin berpikir bahwa dengan menghitung-hitung harta dan tidak membagikan hartanya dengan siapapun sebagai langkah tepat menuju kebahagiaan.  Namun apa yang terjadi, Qarun justru ditelan bumi, karena kekikirannya.


Tidak sampai pada kekikiran semata, sikap yang demikian juga dapat mengundang datangnya kesombongan. Sebagaimana Allah SWT berfirman di bawah ini :  


قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُ ۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِىٓ‌ۚ أَوَلَمۡ يَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَهۡلَكَ مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ قُوَّةً۬ وَأَڪۡثَرُ جَمۡعً۬ا‌ۚ


*Qarun berkata : Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ?* (QS. Al-Qashshash Ayat : 78).


Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita agar gemar bersedekah baik dalam kondisi lapang dan sempit. 


Mungkin pada masa umat Rasulullah SAW,  orang yang kikir tidak dihukum sebagaimana Qarun mengalaminya. Tetapi, ingatlah apa yang Allah SWT jelaskan di dalam Al-Qur’an berikut ini : 


وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرً۬ا لَّهُم‌ۖ بَلۡ هُوَ شَرٌّ۬ لَّهُمۡ‌ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ‌ۗ


*Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat* (QS. Ali Imran Ayat : 180).


Oleh karena itu, ikutilah syariat yang telah Allah SWT  anugerahkan kepada kita dengan mengamalkan segala perintahnya untuk berzakat, sedekah dan membantu sesama.


Rasulullah SAW bersabda : 


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَة


َ(وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرٗا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرّٞ لَّهُمۡۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ)


*Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Barangsiapa yang diberi harta oleh Allah -Azza wa Jalla-, lalu ia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya akan berubah pada hari Kiamat menjadi seekor ular berkepala putih (kerana banyak racunnya) serta memiliki dua titik hitam di atas matanya atau dua taring, lalu memakan dengan kedua tulang rahangnya (taringnya) pada hari Kiamat, lalu menyatakan, ‘Akulah harta simpananmu, akulah harta simpananmu’.” Kemudian baginda membaca ayat ini :*


*Dan jangan sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka dari kemurahanNya, menyangka bahawa keadaan bakhilnya itu baik bagi mereka. Bahkan dia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalungkan (disiksa) dileher mereka  apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat kelak.”  (QS: Ali Imran: 180)*  (HR Bukhari No : 4199)


Oleh karena itu, jauhilah kekikir karena hal itu bukan jalan keselamatan, sebaliknya justru jalan cepat menuju kebinasaan.


*_C. Hawa Nafsu Yang Diikuti :_*


Dalam masalah ini, Ali bin Abi Thalib berkata :  *Barang siapa yang dikuasai oleh hawa nafsunya, dia telah sesat*


Hal inilah yang dialami oleh Qabil (Putra Nabi Adam), yang tega membunuh saudaranya demi mendapatkan pasangan yang diinginkan hatinya, meski itu melanggar syariat yang berlaku kala itu.


Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya dia tega  membunuh saudaranya. Maka jadilah dia seorang di antara orang-orang yang merugi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat berikut ini : 


فَطَوَّعَتۡ لَهٗ نَفۡسُهٗ قَـتۡلَ اَخِيۡهِ فَقَتَلَهٗ فَاَصۡبَحَ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ


*Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi* (QS. Al-Ma’idah Ayat : 30).


Begitu buruknya mengikuti hawa nafsu, sampai-sampai Allah SWT berfirman bahwa mereka yang terpedaya olehnya dengan menggunakan kalimat telah mengambil hawa nafsu sebagai tuhannya. Seperti yang Allah  SWT firmankan dalam ayat berikut ini :


أَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ ۥ هَوَٮٰهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيۡهِ وَڪِيلاً


*Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.  Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya ?*

(QS. Al-Furqan  Ayat : 43).


*_D. Bangga Kepada Diri Sendiri (Ujub) :_*


Sesungguhnya berbangga diri, suka memperlihatkan kelebihan, kepangkatan, status sosial, garis keturunan, keunggulan, kekaguman terhadap diri, mempertontonkan nikmat karena kesombongan, semuanya adalah sifat-sifat tercela yang muncul akibat kelabilan kemanusiaan sekaligus pertanda kekeroposan dan kevakuman kepribadian seseorang. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT berikut ini  :


إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ 


*Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi suka membanggakan diri* (QS. Luqman Ayat  : 18)


Termasuk kategori berbangga diri ialah suka mempertontonkan perbuatan maksiat, suatu perangai tercela yang membuat penyandangnya terancam Su’ul-Khotimah (kondisi yang buruk ketika tutup usia). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT berikut ini :


كَلا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ ، وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ ، وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ ، وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ ، فَلا صَدَّقَ وَلا صَلَّى ، وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى ، ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى ، أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى ، ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى 


*Sekali-kali jangan. Apabila nafas telah sampai di kerongkongan, dan dikatakan: “Siapakah yang dapat menyembuhkan?”. Orang itu yakin bahwa sesungguhnya sudah saatnya berpisah (dengan dunia), dan betis kiri dengan betis kanan telah bergandengan erat. Kepada Tuhanmulah pada hari itu penghalauan. Dia (sebelumnya) tidak percaya dan tidak mengerjakan shalat, tetapi selalu mendustakan dan berpaling. Kemudian pergi kepada keluarganya dengan berlagak sombong. Celakalah engkau (hai orang kafir), kemudian celakalah engkau*(QS.  Al-Qiyamah Ayat : 26-35)


Selanjutnya  Al-Qur’an menggambarkan keadaan orang-orang yang berbangga dan membusungkan dada dengan nengatakan :  


وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالا وَأَوْلادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ 


*Mereka berkata: “Kami lebih banyak memiliki harta dan anak- anak (dari pada kamu)dan kami sekali-kali tidak akan diazab* (QS   Saba’ Ayat : 35)


Lalu Allah SWT  menyanggah dengan anggapan, bagwa mereka itu :


لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا 


*Harta benda dan anak-anak mereka tidak akan dapat menghindarkan mereka sedikit pun dari azab Allah* (QS.  Ali Imran Ayat : 116)


Demikuan juga dengan popularitas (ketenaran nama) merupakan penyakit mematikan yang sering diburu oleh kaum pemburunya  fatamorgana meskipun dengan cara-cara yang melanggar agama dan moral. Orang yang mencari ketenaran nama akan menjadi tawanan bagi angan-angannya sendiri karena selalu ingin dilihat oleh para penggemarnya. Berkaitan dengan hal itu,  Rasulullah SAW bersabda sbb :


” مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَلْبَسَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ ” رواه أبو داود وابن ماجة


*Barang siapa memakai baju ketenaran /popularitas, maka Allah akan memakaikan kepadanya baju kehinaan kelak di hari kiamat* (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS