Ticker

6/recent/ticker-posts

Gerakan Pemuda Peduli Piaman gagas *Padang Pariaman Baghundiang*.

 



Padang Pariaman - Munculnya ide  "Padang Pariaman Baghundiang" dilatar belakangi oleh semangat dan karya dalam keikutsertaan pemuda mencapai perkembangan pembangunan di Kabupaten Padang Pariaman, dalam ruang lingkup musyawarah dan mufakat. Kata "Baghundiang" itu sendiri, sebuah hal yang sangat terpenting dan terpatri kuat pada masyarakat minang. Kalimat itu sudah menjadi kebiasaan dan tradisi ditengah masyarakat, terutama ketika akan memulai suatu pekerjaan besar dan dalam setiap pengambilan keputusan.



Dalam kehidupan sehari - hari, kata "Baghundiang" ini dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan bersama. Kalau ditelusuri dalam filosofi dan budaya minangkabau, istilah "Baghundiang" juga banyak digambarkan dalam ungkapan dan kata pepatah. Diantaranya seperti "Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakaik" yang artinya "Kesepakatan yang dicapai melalui musyawarah dan mufakat", kemudian "Kok bulek lah buliah digolongan, kok picak lah bisa dilayangan" yang artinya "Kalau sudah ada kesepakatan, boleh disampaikan kepada publik atau diumumkan". Pepatah Minang ini menjadi salah satu filosofi berdemokrasi masyarakat minang, dari dahulu sampai saat sekarang dimana pun mereka berada. 


Oleh sebab itu, sudah saatnya pemuda menjadi promotor dan pelanjut semangat "Baghundiang" dalam melahirkan sebuah inovasi yang efektif dan efesien. Sebagaimana disebutkan dalam kata-kata motivasi, Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan saya siapa lagi?


Adalah pemuda millenial Ilham Rahman, salah seorang inisiator Gerakan Pemuda Peduli Piaman (GP3) yang mau menjadi penggerak. Ia merasa terpanggil untuk menggaungkan istilah "Baghundiang" ini dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Padang Pariaman. Khususnya pembangunan sumberdaya manusia, baik dari sektor Agama, Pendidikan, Sosial maupun Adat dan Budaya melalui kegiatan Webinar yang bertajuk *Padang Pariaman Baghundiang*. 


Ketika dihubungi via telepon Minggu (4/10), Ilham Rahman yang putra Sungai Limau ini menjelaskan. Kegiatan dialog dan diskusi yang akan dilaksanakan melalui video confrence dan zoom meeting ini, bertujuan mengembalikan tradisi "Baghundiang" dalam setiap gerak pembangunan di kabupaten Padang Pariaman. 


"Kami akan menghadirkan Tokoh-tokoh Piaman Laweh, Birokrat, Budayawan, Alim ulama, Kaum Milenial, Aktivis, Akademisi/Dosen, Organisasi/Komunitas, Pengusaha Piaman dan terkhusus untuk para calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman".


"Salah satu dari mereka, sudah dapat dipastikan menjadi tampuk pimpinan di kabupaten Padang Pariaman. Kita minta kesediaan mereka untuk berbagi informasi dan berdiskusi dalam menentukan arah pembangunan Padang Pariaman kedepannya", ujar Ilham Rahman.


"Harapan kami sebagai kaum milenial, hasil diskusi ini nantinya akan menjadi salah satu acuan dan menambah referensi bagi calon kepala daerah dalam membuat kebijakan. Sehingga dapat menghasilkan sebuah keputusan yang berdampak dan bermanfaat bagi kemajuan perkembangan Padang Pariaman, tanpa menghilangkan tradisi dan kearifan lokal", tukas Ilham menutup pembicaraan. (AS)

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS