Hidrogel dari Bawang Dayak dan Kayu Manis: Harapan Baru untuk Penderita Diabetes
Tim mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas berhasil mengembangkan hidrogel herbal inovatif dari kombinasi ekstrak bawang dayak (Eleutherine bulbosa) dan kayu manis (Cinnamomum burmanni). Inovasi ini berpotensi menjadi terapi topikal alami untuk membantu penyembuhan luka pada penderita diabetes melitus.
Penelitian ini dilakukan oleh Anisa Oktavia sebagai ketua tim, bersama Putri Nabila, Nurul Annisa Fitri, dan Atina Zahrotul Ummah di bawah bimbingan Prof. Dr. Dra. Refilda, M.S. Riset tersebut merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) 2025 yang didanai oleh Direktorat Belmawa, Kemendikbudristek RI.
Ulkus diabetikum, atau luka kronis akibat diabetes, merupakan komplikasi serius yang dialami hingga 15% penderita diabetes di Indonesia. Luka jenis ini sering sulit disembuhkan dan dapat berujung amputasi. Melihat kondisi tersebut, tim mahasiswa Unand berusaha mencari solusi berbasis bahan alam lokal yang aman, terjangkau, dan efektif.
Bawang dayak, tanaman khas Kalimantan, diketahui kaya senyawa fenolik dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan antibakteri. Sedangkan kayu manis mengandung sinamaldehid dan eugenol, senyawa aktif yang mampu mempercepat regenerasi jaringan kulit serta menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Dari perpaduan dua bahan herbal ini lahirlah riset bertajuk “Optimasi Formula Hidrogel Kombinasi Ekstrak Bawang Dayak dan Kayu Manis untuk Terapi Ulkus Diabetikum dengan Uji Antioksidan dan Antibakteri.”
Kedua bahan diolah melalui proses ekstraksi etanol 70%, kemudian diformulasikan menjadi hidrogel topikal yang nyaman digunakan pada kulit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kombinasi 40% ekstrak bawang dayak dan 60% ekstrak kayu manis memiliki kandungan fenolik tertinggi (246,89 mg GAE/g), dengan aktivitas antioksidan sangat kuat (IC50 1,31 μg/mL) serta daya hambat signifikan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Selain itu, karakter fisik hidrogel yang dihasilkan juga memenuhi standar farmasetika: pH sekitar 5 (aman untuk kulit), bersifat homogen, dan mudah menyebar, sehingga nyaman digunakan. Hidrogel ini tidak hanya membantu menekan infeksi, tetapi juga mempercepat proses regenerasi jaringan kulit pada luka diabetikum.
Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia mampu mengubah kearifan lokal menjadi solusi ilmiah global. Tim berharap hasil riset ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk fitofarmaka nasional yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan alam negeri sendiri.
Hidrogel kombinasi bawang dayak dan kayu manis bukan sekadar produk herbal, melainkan simbol kebangkitan sains berbasis bahan alam Indonesia — sains yang berpijak pada akar budaya dan kearifan lokal.
Dari laboratorium Kimia Universitas Andalas di Limau Manis, Padang, lahir semangat baru: bahwa anak muda Indonesia mampu menciptakan inovasi yang menyembuhkan, menginspirasi, dan membanggakan bangsa.
































0 Comments