Kota Sorong, Papua Barat Daya – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Papua Barat melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) serta Audit Aset Organisasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan dan tata kelola organisasi ke depan. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (23/8/2025), bertempat di Hotel Mamberamo, Jalan Samratulangi, Kelurahan Klasur, Distrik Sorong Kota.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya sekaligus Ketua DPW PPNI Papua Barat, Dr. Naomi Netty Howay, S.KM, M.Kes. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan struktural dalam menjaga keberlangsungan organisasi serta mempersiapkan masa depan profesi keperawatan yang lebih solid dan profesional.
“Kami ingin memastikan bahwa aset-aset organisasi PPNI di wilayah Papua Barat benar-benar terdata, termanfaatkan secara optimal, dan transparan. Ini bukan semata-mata tentang inventaris, tetapi juga bagaimana kita menata rumah besar perawat agar generasi ke depan memiliki fondasi yang kuat,” ungkap Dr. Naomi.
Kegiatan Monev dan Audit Aset ini turut menghadirkan dua narasumber dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI yang memiliki peran strategis dalam pengelolaan keuangan dan aset organisasi, yakni:
- Dr. Ns. Aprisunadi, M.Kep, Sp.Kep, MB, M.A.B – Bendahara Umum DPP PPNI
- Fajar Tri Asih, S.Kep, Ns, MM, M.Kep – Bendahara I DPP PPNI
Dalam paparannya, Dr. Aprisunadi menyampaikan pentingnya manajemen aset yang akuntabel sebagai pondasi profesionalisme dan keberlanjutan organisasi.
“PPNI bukan hanya organisasi profesi, tetapi juga harus menjadi institusi yang kuat secara manajemen dan transparan dalam pengelolaan asetnya. Ke depan, semua wilayah harus memiliki data aset yang jelas, terintegrasi dengan sistem keanggotaan (SIMK), serta dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan kapasitas perawat,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Papua Barat memiliki potensi besar sebagai pionir pembentukan wilayah yang solid dalam sistem organisasi PPNI. Audit ini bukanlah semata-mata penilaian administratif, tetapi juga evaluasi sejauh mana pengurus wilayah memahami, mengelola, dan memaksimalkan kekuatan aset organisasi.
“Gedung, perlengkapan, sistem informasi, hingga SDM adalah aset. Bahkan ketika anggota membutuhkan tempat untuk menyampaikan aspirasi atau pengembangan profesional, organisasi harus hadir. Kita ingin perawat di Papua Barat tidak lagi mencari ke tempat lain, karena rumahnya sudah disiapkan dengan baik,” jelasnya.
Selain aspek administratif dan manajerial, kegiatan ini juga membuka wacana untuk menjadikan aset organisasi sebagai pusat pelatihan bagi perawat, khususnya dalam mempersiapkan SDM unggul yang siap bekerja di luar negeri secara legal dan profesional. Ini menjadi bentuk keseriusan PPNI dalam memberikan manfaat nyata bagi anggotanya.
Melalui kegiatan ini, DPW PPNI Papua Barat Daya memperlihatkan komitmen kuat dalam melakukan pembenahan internal, sebagai bagian dari proses reformasi organisasi yang bertumpu pada prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme.
(TK)
0 Comments