Oleh:petri Yanti
Jurusan sastra Minangkabau fakultas ilmu
budaya universitas Andalas
Minangkabau dikenal dengan adat istiadat
dan tradisi yang beragam,begitu pula dengan adat perkawinan yang memiliki
ketentuan masing-masing pada setiap daerah.adat perkawinan diminangkabau
berbeda-beda pada tiap-tiap daerah karena dilakukan berdasarkan adat istiadat
masyarakat tersebut.
Setiap daerah memiliki cara yang berbeda
dalam melangsungkan upacara perkawinan tetapi memiliki tujuan yang sama untuk
mempersatukan laki-laki dan perempuan untuk membina sebuah keluarga.Dipesisir
selatan tepatnya dinagari tiga sepakat indrapura,kecamatan pancung
soal.perkawinan dinagari indrapura secara adat sama hal nya dengan daerah lain
namun sedikit ada perbedaan dalam melakukannya.Di nagari Indrapura suku Malayu terbagi tiga yaitu malayu
kcik,malayu Gdang dan malayu tngah.
diindrapura mempelai lak-laki memakai
Suntiang pada proses iring-iringan ,keduanya memakai Suntiang keliling
kampung.arak arakan keliling kampuang bertujuan untuk memberi tahukan kepada
masyarakat kampung bahwa kedua mempelai telah sah menjadi pasangan suami istri
dan status sosial pun sudah berubah menjadi sumando bagi mamak rumah ,menantu
bagi mertua dan mendapatkan gelar sumando .marapulai basuntiang pakaian adat
indrapura terbilang unik hanya ada di indrapura.di daerah lain sumatra barat
marapulai tidak memakai Suntiang melainkan memakai saluak.Tradisi marapulai
basuntiang merupakan tradisi yang dilakukan saat melaksanakan pesta perkawinan
yang telah memenuhi ketentuan hukum adat masyarakat dikenagarian
indrapura.tradisi ini sangat unik diminangkabau karena umunya anak Daro yang
memakai Suntiang tapi dalam adat perkawinan indrapura marapulai juga memakai
Suntiang.asal usul tradisi basuntiang berawal dari penyerangan kerajaan
majapahit ke daerah indarapura dizaman gajah mada pada abad ke 14m.
Jika
diperhatikan dengan cermat ternyata Suntiang yang dipakai marapulai tidak sama
dengan Suntiang anak daro motif Suntiang marapulai lebih besar,ukuran tingginya
lebih pendek dan jauh lebih singkat.sedangkan Suntiang anak daro motifnya lebih
halus ukuran lebih tinggi dan juga lebih besar dari Suntiang marapulai.makna
yang terkandung dalam tradisi basuntiang adalah bahwa seorang laki-laki
tersebut sudah menyumando kepada pihak perempuan indrapura serta
mendeskripsikan pelaksanaan tradisi tersebut.tradisi marapulai basuntiang
merupakan tradisi yang dilakukan saat melangsungkan pesta perkawinan yang
memenuhi hukum adat masyarakat kenagarian Indrapura.
Kenagarian indrapura yang Terletak di
pesisir selatan bagian ujung yang dikenal dengan daerah rantau
Minangkabau.Tradisi unik dikenagarian indrapura ini marapulai memakai Suntiang
dengankan di nagari lain marapulai memakai suluak.itu terjadi karena adanya
peperangan meperubutkan kerajaan indojati (indrapura-indropuro) pada peperangan
yang terjadi masyarakat indrapura menyambut dengan tari dan anak daro tidak
disangka tertarik salah satu pihak lawan kepada seorang anak Daro.mereka pun
dinikahkan setelah adanya kesepakatan antara raja Adityawarman dengan Ninik
mamak Indrapura yang mana Adityawarman harus memakai suntiang apabila ingin
menikah dengan anak perempuan indrapura.adityawarman. menyetujui kesepakatan
itu,pada saat pesta perkawinan dilaksanakan marapulainya memakai Suntiang.
Tujuan orang minangkabau menikahkan
Adityawarman dengan perempuan Indrapura agar dia tidak merajai nagarinya.
Setelah pernikahan dan pesta perkawinan selesai dilaksanakan maka Adityawarman
telah sah sebagai sumando orang Minang. Dengan demikian maka derajat
Adityawarman sama dengan perempuan yang telah dinikahinya (turun satingkek
tanggo), maka dia tidak bisa lagi berbuat sesukanya dikarenakan dia telah
menjadi sumando.
Tradisi basuntiang memiliki makna
tersendiri bagi masyarakat setempat yaitunya dengan mamakai Suntiang yang berat
pada marapulai menandakan akan mulainya babak barudalam kehidupan
mereka.suntiang yang besar dan berat dulunya menandakan bahwa sebagai laki-laki
yang sudah memiliki keluarga akan memiliki tanggung jawab yang besar tanggung
jawab seorang suami tidak hanya memberikan nafkah kepada istri akan tetapi juga
bertanggung jawab dalam mendidik,membimbing dan menjadi tauladan bagi anak
kemenakan.
Menurut adat indrapura mengapa marapulai
harus memakai Suntiang saat resepsi seperti hal nya dengan anak daro karena ini
sudah terjadi sejak zama dahulu.suntiang memiliki arti sendiri yaitunya suntiag
yang dipakai oleh perempuan melambangkan bahwa beban yang ditanggung saat sudah
menjadi istri.itu yang menjadi alasan kenapa Suntiang harus dipakai juga oleh
laki-laki saat resepsi karena bermakna seorang laki-laki juga harus tau
bagaimana beban berat yang dihadapi perempuan setelah menjadi seorang istri.
Makna dan nilai yang terkandung didalam
tradisi basuntiang ialah nilai adat dan agama serta perubahan dimasyarakat
dengan pelaksanaan tradisi basuntiang terlihat dari Suntiang yang mana dulunya
Suntiang berasal dari kerajaan sedangkan sekarang tidak dan kurang nya
keingintahuan generasi muda terhadap tradisi.
Tradisi marapulai memakai Suntiang di
kenagarian Indrapura kecamatan pancung soal kebupaten pesisir selatan untuk
menghargai arwah ninik mamak dan Datuak yang terdahulu,karena marapulai
dikenagarian inderapura ini tidak memakai saluak pada saat acara resepsi
pernikahan dilaksanaka.karena Suntiang adalah bentuk kemegahan dan identitas
diri sebagai urang sumando bagi mamak rumah.pengantin laki-laki memakai yang
digunakan saat arak-arakan turun dari rumah Bako yang disebut juga dengan turun
Bako.turun Bako ini mempelai dibawa kerumah bako untuk dirias menggunakan
pakaian pengantin.arak-arakan kedua pengantin diiringi dengan badiki(berzikir)
atau dengan menambuh rabana yang merupakan musik tradisi turun
temurun.Memainkan musik rabana dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Makna dan Nilai yang terkandung dari Basuntiang
1.Makna basuntiang dari segi proses yaitu
melambangkan keterkaitan kerja sama antara komponen yang satu dengan komponen
yang lain yaitu antara mamak dengan anak kemenakannya dan antara keluarga
dengan kaumnya.
2.Makna dari segi waktu yaitu menggambarkan
hari pelaksanaan perkawinan tersebut sehingga bila dilihat dari waktu maka kita
sudah tahu kapan pelaksanaan hari yang bahagia itu.
3.Makna dari aktor yaitu melambangkan orang
yang akan dipakaikan dan yang akan dikawinkan.
4.Makna dari peralatan yaitu semua
peralatan melambangkan tentang perkawinan yang digelar (dilaksanakan)
0 Comments