Ticker

6/recent/ticker-posts

Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Bioreduktor pada Pembuatan Nano-TiO2 untuk Aplikasi Tabir Surya Berkinerja Tinggi

 



Dokumentasi pengambilan limbah kulit pisang dan biosintesis nanopartikel TiO2 (Dokumen Pribadi)

Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang dihasilkan dari berbagai sumber, diantaranya hasil buangan rumah tangga, pedagang pisang goreng, dan lain sebagainya. Kulit pisang sejatinya masih bisa dimanfaatkan lagi sebagai bahan pakan ternak ataupun pupuk tanaman. Namun, kenyataannya kulit pisang masih belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat (terutama pedagang pisang goreng) dan hanya dibuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah (TPS). “Jumlah kulit pisang yang dihasilkan dalam sehari bisa mencapai 20 sikat pisang, 2 keranjang besar, bahkan ada yang mencapai setengah karung beras dan biasanya kulit pisang ini langsung dibuang ke TPS”, ujar Pak Ari, Pak Iqbal, dan Pak Angga selaku pedagang pisang goreng di sekitaran Pasar Baru, Padang.

Limbah kulit pisang yang cukup banyak dan mengingat kandungan kimia yang terdapat dalam kulit pisang terutama metabolit sekundernya, menjadikan kulit pisang dapat dimanfaatkan lebih baik lagi, salah satunya dalam hal sintesis nanomaterial dimana limbah kulit pisang berperan sebagai bioreduktor dan capping agents dalam sintesis nanopartikel TiO2 yang nantinya dimanfaatkan sebagai bahan aktif tabir surya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, limbah kulit pisang dapat berperan sebagai bioreduktor, yaitu ditinjau dari waktu sintesis yang diperlukan lebih singkat (berkisar 20 menit), sementara sintesis TiO2 tanpa ekstrak limbah kulit pisang berlangsung selama 105 menit. Adapun peranan ekstrak limbah kulit pisang sebagai capping agents berhasil mengontrol ukuran partikel, yaitu diperoleh ukuran kristal TiO2 sebesar 12 hingga 14 nm, sementara TiO2 tanpa ekstrak limbah kulit pisang sebesar 16 nm.

Nanopartikel TiO2 yang diperoleh dengan pemanfaatan limbah kulit pisang ini diaplikasikan sebagai bahan aktif tabir surya, yaitu dengan cara pengombinasian antara sabun-Zn dan TiO2. Berdasarkan pengukuran Sun Protection Factor (SPF), terbukti bahwa nano TiO2 hasil biosintesis menggunakan ekstrak limbah kulit pisang dapat meningkatkan nilai SPF menjadi 2 hingga 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan sabun-Zn saja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim PKM-RE dari Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Andalas tahun 2023 yang diketuai oleh Angga Syaputra, serta Restu Rahmi Tazkiya dan Shafinna Hana Fadhia sebagai anggota, dan dibawah dampingan Ibu Dr. Diana Vanda Wellia, M.Si. berhasil memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bioreduktor dan capping agents dalam biosintesis nanopartikel TiO2 dan menunjukkan karakteristik TiO2 yang sangat baik dalam aplikasi tabir surya berkinerja tinggi.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS