Dokumentasi
pengambilan limbah kulit pisang dan biosintesis nanopartikel TiO2
(Dokumen Pribadi)
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang)
yang dihasilkan dari berbagai sumber, diantaranya hasil buangan rumah tangga,
pedagang pisang goreng, dan lain sebagainya. Kulit pisang sejatinya masih bisa
dimanfaatkan lagi sebagai bahan pakan ternak ataupun pupuk tanaman. Namun,
kenyataannya kulit pisang masih belum dimanfaatkan dengan optimal oleh
masyarakat (terutama pedagang pisang goreng) dan hanya dibuang begitu saja ke
tempat pembuangan sampah (TPS). “Jumlah kulit pisang yang dihasilkan dalam
sehari bisa mencapai 20 sikat pisang, 2 keranjang besar, bahkan ada yang
mencapai setengah karung beras dan biasanya kulit pisang ini langsung dibuang
ke TPS”, ujar Pak Ari, Pak Iqbal, dan Pak Angga selaku pedagang pisang goreng
di sekitaran Pasar Baru, Padang.
Limbah kulit pisang yang cukup banyak dan mengingat
kandungan kimia yang terdapat dalam kulit pisang terutama metabolit
sekundernya, menjadikan kulit pisang dapat dimanfaatkan lebih baik lagi, salah
satunya dalam hal sintesis nanomaterial dimana limbah kulit pisang berperan
sebagai bioreduktor dan capping agents dalam sintesis nanopartikel TiO2
yang nantinya dimanfaatkan sebagai bahan aktif tabir surya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, limbah kulit
pisang dapat berperan sebagai bioreduktor, yaitu ditinjau dari waktu sintesis
yang diperlukan lebih singkat (berkisar 20 menit), sementara sintesis TiO2
tanpa ekstrak limbah kulit pisang berlangsung selama 105 menit. Adapun peranan
ekstrak limbah kulit pisang sebagai capping agents berhasil mengontrol
ukuran partikel, yaitu diperoleh ukuran kristal TiO2 sebesar 12
hingga 14 nm, sementara TiO2 tanpa ekstrak limbah kulit pisang
sebesar 16 nm.
Nanopartikel TiO2 yang diperoleh dengan
pemanfaatan limbah kulit pisang ini diaplikasikan sebagai bahan aktif tabir
surya, yaitu dengan cara pengombinasian antara sabun-Zn dan TiO2.
Berdasarkan pengukuran Sun Protection Factor (SPF), terbukti bahwa nano
TiO2 hasil biosintesis menggunakan ekstrak limbah kulit pisang dapat
meningkatkan nilai SPF menjadi 2 hingga 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
sabun-Zn saja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim PKM-RE dari
Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Andalas tahun 2023 yang diketuai oleh
Angga Syaputra, serta Restu Rahmi Tazkiya dan Shafinna Hana Fadhia sebagai
anggota, dan dibawah dampingan Ibu Dr. Diana Vanda Wellia, M.Si. berhasil
memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bioreduktor dan capping agents
dalam biosintesis nanopartikel TiO2 dan menunjukkan karakteristik
TiO2 yang sangat baik dalam aplikasi tabir surya berkinerja tinggi.
0 Comments