Ticker

6/recent/ticker-posts

Pengembangan musik tradisional minangkabau dalam tantangan modernisasi


Pengembangan musik tradisional minangkabau dalam tantangan modernisasi 

Oleh : Sigit pamungkas,  Mahasiswa Universitas Andalas jurusan sastra minangkabau. 


Kebudayaan di Negara Indonesia sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya termasuk musik tradisional. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat pada era globalisasi ini. Perkembangan ini dipastikan menyentuh, bahkan melahirkan orientasi baru pada semua bidang kehidupan manusia termasuk pertunjukan kesenian musik tradisional Minangkabau. Tulisan  ini  menjelaskan kondisi  sastra  musik tradisional Minangkabau ketika  berhadapan  dengan perkembangan teknologi  media. Selain  itu,  juga  dijelaskan pemanfaatan  perkembangan  teknologi  serta media  di  era  digital  ini  oleh  para pelaku sastra  musik tradisional Minangkabau dalam  proses kreatif  mereka untuk keberlanjutan tradisi tersebut. Metode yang digunakan yaitu studi literatur, studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian terkait musik tradisional Minangkabau. Untuk itu, pengembangan musik tradisional yang cenderung mengarah kepada penyesuaian keperluan apresiasi masyarakat masa kini yang dinamis dan perilaku yang serba cepat, maka pertimbangan pengembangan musik tradisional mengarah pula kepada penempatan dinamika musikal sebagai dasar disain dramatik penggarapan musik itu sendiri. Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan, perubahan ini terjadi karena faktor masyarakat yang memang menginginkan perubahan dan perubahan kebudayaan terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-unsur globalisasi ke dalam kebudayaan Indonesia. Unsur globalisasi masuk tak terkendali merasuki kebudayaan nasional yang merupakan jelmaan dari kebudayaan lokal yang ada di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke. Menghadapi kemajuan teknologi tersebut, manusia dituntut untuk mampu secara  efektif dan kritis menggunakan serta beradaptasi dengan berbagai kebaharuan yang muncul. Kemajuan teknologi dan informasi saat ini telah membawa perubahan yang positif bagi  kehidupan manusia. Namun, disaat yang sama, dampak negatif juga muncul sehingga menjadi tantangan baru diberbagai bidang kehidupan manusia, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. 

Begitupun dengan musik tradisional Minangkabau dalam perjalanannya melintasi berbagai generasi dan masyarakat. Ada yang hidup dan berkembang dengan baik, menantang atau mengikuti perkembangan zaman, namun ada pula yang telah berakhir dan punah meninggalkan nama tanpa ada pewarisnya. Bahkan ada pula yang diibaratkan hidup segan mati tak mau. Sejauh ini, jenis-jenis musik tradisional Minangkabau yang sangat umum dikenal oleh masyarakat secara lebi luas berdasarkan cara memainkannya, misalnya: musik tradisi pukul (perkusi), musik tradisi tiup, musik tradisi gesek dan musik tradisi petik. Selanjutnya seperti musik tradisional saluang dendang, bahwa musik ini menggunakan alat musik tiup saluang (flute), musik tradisional gandang tambua, musik ini menggunakan alat musik pukul 9perkusi) gandnag (drum), musik tradisional rabab painan, musik kaba (bercerita) ini menggunakan alat musik rabab (lute). Secara umum itulah sebutan untuk musik-musik tradisional Minangkabau lainnya. Minangkabau adalah salah satu suku di Sumatera Barat yang kaya akan alat musik tradisional Minangkabau. Menurut Nursantara (2006) musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu berasal. Abdi (2006) mengemukakan musik daerah ini diwariskan kepada generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan yang diwarisakan mencakup berbagai nilai budaya, meliputi adat istiadat, sistem kemasyarakataan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, dan sistem kepercayaan. Alat musik menjadi instrumen yang dibuat untuk menghasilkan suara, pada prinsipnya segala sesuatu yang menghasilkan suara dengan cara tertentu serta cara memainkannya sesuai pada tempat daerah itu berasal. Alat musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Begitu juga dengan alat musik tradisional Minangkabau yang memiliki ciri khas dari daerah lain, seperti saluang, talempong, bansi dan lainnya. Keunikan alat musik Minangkabau bisa dilihat dari cara memainkannya. Tidak semua orang bisa memainkan alat musik tradisional, kecuali orang-orang yang punya keahlian di bidangnya dan tetap mempertahankan keahlian tersebut. Agar tidak mengalami kepunahan, generasi saat ini harus mengetahui alat-alat musik tradisional lokal (Minangkabau) dan cara memainkannya melalui koleksi yang terdapat di pusat informasi (Putri, & Nelisa, 2018).  Di Minangkabau, musik-musik tradisional Minangkabau diistilahkan dengan bunyi-bunyian yang mesti dihormati dalam konteks keramaian atau aneka upacara masyarakat sebagai media pemeriah suasana helat. Pernyataan ini tertuang dalam aturan tradisi Minangkabau yang dikenal dengan Undang-undang Nan Sambilan Pucuak (Undang-undang yang sembilan pucuk), salah satunya berbunyi tunduak kapado sakalian bunyibunyian (tunduk kepada sekalian bunyi-bunyian). Artinya, dari dahulu nenek moyang Minangkabau telah mempunyai konsep bahwa, musik itu bunyi, bunyi itu musik. Apa yang ada di alam bisa dijadikan dan diolah menjadi musik. Segala yang ada di alam merupakan guru dan tanda yang bisa dipelajari. Hal ini terlihat dari falsafah adat Minang, yakni alam takambang jadi guru (Syahputra, 2017). Sebagai contoh, jika diamati sebuah talempong (alat musik pukul tradisional Minangkabau), salah satu ciri musik tradisional Minangkabau, pengembangan imajinasi dapat terarah pada bentuk desainnya, fungsinya, warna suaranya, suasana suara yang ditimbulkannya, dan sebagainya. (Desfiarni, 2012). Manusia Minangkabau yang lahir pada paruh awal abad 2d 20-an, mayoritas mampu berdialog tentang seni-seni yang hidup di lingkungannya secara intens dan konseptual. Namun sekarang telah berbalik arah, generasi pengganti yang lahir pada paruh akhir abad 20- an ini terletak kemustahilan baginya untuk berdiskusi tentang seni tradisional. Jangankan itu, bahkan sebagian besar para penggerak seni-budaya pun tidak sanggup berbicara tentang seni budaya tradisional Minangkabau secara konseptual, sehingga seni budaya itu mengalami kemunduran dalam kehidupan masyarakatnya. Era globalisasi dan komunikasi yang telah masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan, di satu sisi membawa kemudahan bagi gerak kehidupan, di sisi yang lain berdampak pada kemunduran bahkan kepunahan bagi beberapa unsur dan aspek kebudayaan. Saat ini arus globalisasi (teknologi, informasi dan komunikasi) mengakibatkan terjadinya perubahan sosial pada masyarakat, dimana individu-individu dalam masyarakat melakukankan penyesuaian perilaku dan tindakan berdasarkan ciri globalisasi tersebut, akan tetapi penyerapan konsep-konsep globalisasi itu dilakukan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal sehingga berdampak pada kemunduran. Pada konteks seni Menurut Soedarsono muncul bentuk-bentuk baru dan fungsi baru akibat kebutuhan dan kreativitas manusia. Sehingga akhirnya seni pertunjukan berkiblat pada uang (money value) yang akan mengarah kesekularisasi, vulgarisasi dan imitasi yang berlebihan. Selera pasar dan variatifnya pilihan hiburan mengakibatkan terjadinya kekalahan bagi seni pertunjukkan local. Pengaruh perkembangan teknologi saat ini pada aktivitas manusia memang sangat besar dalam kehidupan, perkembangan teknologi telah memberi pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Tidak saja orang dewasa kebutuhan terhadap produk teknologi sampai anak-anak pun menjadikan produk teknologi sebagai kebutuhan pokok. Salah satu produk teknologi adalah media internet, internet saat ini sangat efektif dalam penyampaian informasi dibandingan dengan media lainnya. Peralihan media-media penyampai informasi pada media internet semakin pesat, biak dalam dunia sehari-hari maupun dunia lainnya sehingga sudah menjadi kebutuhan pokok pada saat ini. Perkembangan teknologi inilah yang menjadikan media internet sebagai pilihan banyak dijadikan sebagai media penyampai karya seni pada penikmatnya oleh para seniman sehingga pencapaian tujuan karya dapat dinikmati oleh penikmat. Dampak perkembangan teknologi ini sangat mempengaruhi media pertunjukan pada seni, jika para seni atau pencipta seni itu bisa memanfaatkan dengan baik maka akan sangat menguntungan sebagai media pertunjukan baru.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS