Ticker

6/recent/ticker-posts

Perguruan Silat Ragawaru Sebagai Wadah Prestasi

 


Oleh : Natasya harifa 

Perguruan Silat Ragawaru Sebagai Wadah Prestasi

Silat Minangkabau atau populer dengan sebutan Silek Minangkabau merupakan salah satu unsur kebudayaan yang diwariskan  oleh nenek moyang Minangkabau kepada generasi berikutnya sejak berada di bumi Minangkabau. Di dalam tatanan adat Minangkabau sangat rentan terjadi perkelahian baik dalam  persoalan warisanan  maupun batas adat suatu nagari, sehingga dengan itu penghulu pucuk pimpinan adat, serta kalangan niniak mamak pada umumnya menguasai silek sebagai seni bela diri di dalam masyarakat Minangkabau.

Silat  dalam kebudayaan orang Minangkabau merupakan jati diri, yang melekat dalam kehidupan sehari-hari mereka, terutama bagi kaum laki-laki. Seorang anak sebelum pergi merantau, harus mempelajari silek secara matang. Bagi orang Minangkabau seni bela diri silat pada masa lampau merupakan persiapan mental dan fisik sejak dini. Sebelum melangkah keluar dari lingkungan tanah Minangkabau mereka diajarkanseni bela diri di surau. 

Mereka belajar ilmu dunia dan akhirat, juga fisik dan batin dengan para tertua kaumnya. Setelah memasuki usia baligh anak laki-laki di Minangkabau harus beralih tinggal dari rumah gadang ke surau. Belajar silat bukanlah hanya tentang sebatas fisik dan bela diri saja, namun melainkan silat juga merupakan pertahanan diri modal untuk menjalani kehidupan duniawi. Bagi masyarakat Minangkabau tujuan dari belajar bela diri silat selain untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan parik paga dalam nagari guna adalah untuk mempertahankan negeri.

Secara fungsinya silat dibedakan menjadi dua, yakni sebagai panjago diri (pembelaan diri dari serangan musuh) dan parik paga dalam nagari (system pertahanan negeri). Itulah sebabnya orang Minangkabau dahulu  harus memiliki system pertahanan yang baik dalam mempertahankan diri dan negerinya dari ancaman musuh kapan saja. Orang yang mahir bermain silat dinamakan pandeka (pendekar).

Salah satu perguruan silat yang ada di Sumatera Barat yang terletak di Kota Sawahlunto yang bernama perguruan silat Ragawaru. Perguruan ini berdiri sejak tahun 2005 dan sampai sekarang masih aktif. Ragawaru itu artinya adalah raga artinya adalah raga tubuh sementara waru itu adalah daun waru. Daun waru tersebut adalah segala obat untuk mensucikan seluruh tubuh, jadi raga tubuh untuk mensucikan segala tubuh yang ada di dalamnya. Jadi Ragawaru ini ada pula lima orang pendirinya, jadi yang lima orang pendiri ini berbeda-beda pula silatnya.

Perguruan silat ini merupakan termasuk ke dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Perguruan ini membawa dan mengarjarkan silat kepada masyarakat sekitarnya, terutama kepada anak-anak masyarakat tersebut. Apalagi masyarakatnya pun sangat mendukung kegiatan tersebut dan memasukkan anak-anak mereka dalam pembelajaran tersebut. Tanggapan masyarakat terhadap silat ini juga sangat mendukung karena IPSI RAGAWARU sudah banyak membawa anak muridnya ke jenjang prestasi, baik tingkat O2SN maupun tingkat nasional.

Perguruan silat ini juga sudah banyak mengikuti kompetisi dan meraih kurang lebih tiga puluh mendali dari hasil anak-anak yang ikut dalam pertandingan. Penghargaan dalam pertandingan tersebut berupa mendali emas, perak dan perunggu. Aliran yang ada di silat Ragawuru adalah ada aliran Salimbado, aliran Luncuah, aliran Kayu Batang Tarandam dan aliran Asad. Adapumn faktor yang mempengaruhi faktor perkembangan silek yaitu adanya faktor adaik salingka nagari, maksudnya wilayah dan masyarakat Minangkabau memiliki hak dan wewenang untuk mengembangkan  dan melestarikan kebudayaan sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

Seperti perumpamaan lahia silek mancari kawan, bathin silek mancari Tuhan, yang menjadi filosofi aliran silek di Ranah Minang. Selanjutnya yaitu silek merupakan sebagai hasil karya dan kreasi sebuah kebudayaan yang mengandung unsur estetis pada gerakan meskipun silek itu sebuah bela diri. Silek ini juga akan cepat berkembang ketika di saat pertunjukan atraksi seni dalam berbagai kegiatan kesenian dsn kebudayaan.

Biasanya sasaran silek itu dikelola oleh tetua silat tersebut dan pemuda yang ada di daerah tersebut. Silek biasanya dilakukan pada malam hari setelah Isya, namun di perguruan ini kegiatan ritinnya dilakukan pada sore hari hingga menjelang maghrib telah selesai. Jika ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa lingkah sikat di Minangkabau sederhana saja. Jadi boleh juga dikatakan bahwa silat ini adalah kombinasi dari ilmu beladiri local, ditambah dengan beladiri yang dating dari kawasan Nusantara.

Ada disebutkan dulu pertama kali silat ini ada namanya silat cimpago, jadi silat cimpago ini ada tujuh pendekar lalu tujuh pendekar ini mempunyai ilmu kesaktian maksudnya adalah mereka memiliki ilmu kebatinan namun ilmu kebatinan itu adalah bahwa mereka memang betul-betul  ada dan dalam Al-Qur’an pun juga ada disebutkan bahwasanya ada pepatah ‘silek mancari kawan, batin dakek ka Tuhan. Yang dikatakan dengan batin dakek ka Tuhan tadi adalah itu adalah dimana disana lebih sering mengkaji dimana lebih sering ke surau untuk belajar dan mengaji, itulah silat-silat orang pada dahulunya. 

Jadi yang tujuh pendekar tersebut berpisahlah mereka, sehingga mereka menelusuri wilayah nusantara hingga seluruh Indonesia. Dari sanalah nantinya silat ini akan menyebar luas, kebanyakan orang menyebutkan bahwasanya silat Cimpago ini berasal dari Sumatera Barat namun ada juga orang lain menyebutkan bahwa silat Cimpago ini dari Jawa. Namun setelah ditelusuri silat Cimpago ini lebih kebanyakan dominan ke Minangkabau dan tradisinya memang benar-benar dari Minangkabau. 

Namun kalau di perguruan silat Ragawaru ini memang ada dari pecahan-pecahan perguruan-perguruan yang dari silat-silat Cimpago tersebut. Sebenarnya silat ini bukan hanya sekedar tempat ajang prestasi saja, namun juga untuk melindungi diri, untuk menjaga diri dan jika lebih banyak lagi untuk di dalami sebenarnya silat ini sangatlah banyak kajian-kajiannya, agar lebih terbuka kajinya. 

Mempelajari silat ini tidak boleh asal-asal saja harus ada yang mendampinginya agar bisa dikaji, kalau secara tradisional ada pula silat langkah tiga dan ada pula silat ilmu dalam atau ilmu batin. Silat ini tidak boleh asal saja dilakukan karena susah mengendalikannya dan jangan sampai kita yang dikendalikan karena itu sangatlah berbahaya dimana tantangannya bisa saja nyawa kita sendiri, mati ataupun menjadi gila itulah silat tradisional.

Selain itu silek tidak hanya sebagai alat untuk bela diri, tapi juga mengilhami atau menjadi dasar gerakan dalam berbagai tarian dan randai. Sementara itu,jika dipandang dari sisi istilah, kata pencak silat di dalam pengertian para tuo silek adalah mancak dan silek. Kata mancak dikatakan juga sebagai bungo silek yaitu merupakan gerakan-gerakan tarian silat yang dipamerkan di dalam acara-acara adat. Kata silek sendiri adalah suatu seni pertempuran yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, sehingga gerakan tersebut berupaya harus cepat, tepat, dan melumpuhkan lawan.

Pada dasarnya silek di Mingkabau ini memiliki guru tuo yang dimana guru ini ini bersedia melatih anak silek tersebut dan itu pun bertahan sampai kini. Pada dasarnya silek Minangkabau meniru pada alan, yang dimana pituahnya mengatakan alam takambang jadi guru, adapun pola silek ini mengutamakan kekuatan anggota tubuh yang dinamakan staralak dan kekuatan kaki yang dinamakan tarajang dan kekuatan tangan yang dinamakan tangkok.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS