Ticker

6/recent/ticker-posts

Kontribusi Penyandang Disabilitas Mendukung Konservasi Alam





Penulis: Afifah Putri

Mahasiswa Departemen Biologi, Universitas Andalas


Seluruh manusia tentu mendapatkan haknya untuk menggunakan, menjaga, dan mengikuti kegiatan konservasi terhadap lingkungan sekitarnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat maupun kelompok organisasi pecinta alam tertentu. Jika melakukan konservasi terhadap lingkungan masing-masing secara pribadi tentunya bukan hal yang sulit, tetapi untuk mengikuti kegiatan formal berkelompok seperti organisasi bukan hal yang mudah untuk sebagian orang, karena beberapa organisasi tersebut tidak bersifat inklusif terhadap teman-teman penyandang disabilitas. Banyak dari penyandang disabilitas yang memiliki latar belakang ilmu kehutanan, biologi, lingkungan maupun kecintaan terhadap alam seperti Mathew Townsend, seorang penyandang autisme, yang tidak dapat bergabung dengan organisasi tertentu. Sehingga pada akhirnya ia mendirikan organisasi bernama Nature Freedom yang bersifat inklusif. 

Disabilitas adalah setiap orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik sehingga memiliki keterbatasan dan hambatan untuk berpatisipasi secara penuh dalam berinteraksi secara sosial. Namun bagi Mathew Townsend, autisme bukanlah penghalang untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap alam walaupun ia juga kehilangan pendengarannya saat berusia 18 bulan. Mathew yang sangat paham dengan kesulitan seorang disabilitas akhirnya memutuskan untuk menciptakan ruang yang inklusif demi rekan seperjuangannya. Ia mendedikasikan organisasi yang didirikannya untuk membantu penyandang lain dalam tumbuh dan berkembang dalam tantangan konservasi.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh teman-teman difabel agar dapat berkontribusi dengan lingkungan. Misalnya dengan menghasilkan kerajinan tangan anyaman bambu ataupun rotan sebagai produk ekonomi kreatif yang memiliki harga jual tinggi di pasaran. Banyak kegiatan industri kreatif yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada orang banyak. Selain itu dengan hal-hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan pembagian sampah organik maupun anorganik, menanam tanaman di sekitar rumah, menjadi adopter untuk adopsi bibit pohon tertentu, dan juga ikut dalam mengedukasi masyarakat dengan menyebarkan informasi seperti dalam bentuk tulisan, novel, puisi, pantun, komik, maupun poster dengan media tertentu, lomba, maupun publikasi mandiri. Tentu saja untuk hal-hal yang umum dan mudah dilakukan bukanlah hal yang sia-sia untuk konservasi alam. Justru dari tindakan kecil kita sehari-hari, kita bisa menjaga alam ini menjadi lebih baik lagi secara perlahan-lahan. 

Konservasi adalah upaya untuk melestarikan alam dimana manusia dapat memanfaatkan hasil sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, yang berarti tidak hanya dilakukan oleh kelompok pecinta alam tertentu saja tetapi seluruh manusia yang menggunakannya. Tetapi akan lebih adil lagi jika terdapat organisasi yang inklusif, agar semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat berkontribusi dengan alam.

Ada juga kegiatan yang bernama Plushindo bersama teman-teman Tuli, mereka membuat boneka satwa liar yang diproduksi. Dimana boneka-boneka ini dapat digunakan sebagai media belajar untuk anak-anak dalam memahami satwa liar yang ada. Sehingga anak-anak tersebut akan merasa terhibur dan semakin tertarik untuk memahami konsep konservasi secara umum. Untuk membuat boneka tentu saja tidak mudah, tetapi dengan usaha dan niat untuk mengajarkan konservasi tersebut, dengan pelatihan untuk menjahit boneka-boneka tersebut juga dapat diproduksi. 

Ada pula hal lain yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan menyebarkan informasi mengenai konservasi seperti melaksanakan diskusi kawasan cagar budaya yang inklusif, dimana diskusi tersebut dapat diwakilkan oleh beberapa teman-teman difabel dari yayasan disabilitas tertentu yang berkunjung ke Kantor Balai Konservasi Borobudur. Hal lain yang dapat dilakukan adalah seperti melakukan kampanye kepada masyarakat mengenai konservasi. Banyak aksi nyata yang dapat diwujudkan oleh teman-teman difabel untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap alam, seperti melakukan reboisasi, baik pada acara atau kegiatan tertentu, maupun pada hari-hari besar seperti momentum Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Dunia. Perlunya semangat dan niat dari dalam diri untuk membuat dunia kita menjadi lebih hijau lagi dan meningkankan kepedulian terhadap sumber daya yang kita butuhkan agar dapat digunakan seperlunya dan sebaik-baiknya.

Dari banyaknya kegiatan yang bisa dilakukan oleh penyandang disabilitas, sebenarnya tidak ada yang bisa dijadikan hambatan untuk bersosialisasi dengan alam. Karena alam adalah miliki kita bersama yang harus kita jaga sepenuh hati, dengan tidak menggunakan kekayaan alam dengan berlebihan dan tetap mengedukasi diri dan sesama untuk mengenal hewan atau tumbuhan liar yang langka, menjaga lingkungan, dan menjaga sumber daya alamnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS