www.jurnalissumbar.id
Kota Padang bakal
diramaikan puluhan ribu orang dari seluruh Indonesia pada 2020 nanti. Hal itu
menyusul diselenggarakannya beberapa perhelatan nasional yang berpusat di
ibukota Provinsi Sumatera Barat itu.
“Sedikitnya ada tiga
agenda nasional yang akan berpusat di Padang pada 2020 nanti. Ada Penastani,
Harganas dan Penastani Nasional serta beberapa agenda yang diselenggarakan
Pemko Padang sendiri,” kata Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah di Jembatan Siti Nurbaya, Sabtu (29/6/2019).
Disela acara Festival
Biduak Keluarga dalam rangka menghitung mundur menuju satu tahun Harganas 2020,
Mahyeldi menyebut, setidaknya akan hadir 80 ribu orang dari luar daerah untuk
dua kegiatan itu saja. Selaku janang (tuan rumah), Padang harus mempersiapkan
akomodasi dan sarana prasarana lainnya untuk menyambut agenda besar itu
“Hotel – hotel akan
penuh, bahkan sampai ke hotel pun bintang dan homestay sederhana akan penuh.
Dampaknya tentu perputaran uang akan meningkat sehingga ekonomi masyarakat
terdorong dengan sendirinya,” ujar walikota.
Menyambut itu semua, lanjut
Mahyeldi, sarana dan prasarana objek wisata tahun ini mulai dibenahi. Di
sekitar tempat – tempat perbelanjaan juga diciptakan suasana bersih dan nyaman.
“Semua dinas terkait
harus turut memberikan sentuhan inovasi terkait program – program Pemko Padang
agar momen kegiatan besar benar-benar membawa manfaat yang besar pula,”
tukuknya.
Terkait Hari Keluarga
Nasional (Harganas), penyelenggaraannya dinilai tepat di Padang. Pasalnya,
Pemerintah Kota Padang sudah memiliki program yang konsern terhadap ketahanan
keluarga yang digencarkan sejak 2017 lalu. Program yang diinisiasi Walikota
Padang Mahyeldi itu disebut Program 18-21.
“Kita sudah punya
program 18-21 yang sudah digencarkan pelaksanaannya. Program ini sejalan pula
dengan Kementerian Agama yang mencanangkan “magrib mengaji” serta program
“kembali ke meja makan” dari BKKBN,” jelas Mahyeldi.
Apa itu Program 18-21 ?
Walikota Mahyeldi menjelaskan, semua keluarga diajak berkumpul di rumah mulai
18.00 (menjelang maghrib) sampai dengan 21.00 atau beberapa saat selepas shalat
isya. “Ayah atau ibu mengajak putra-putrinya shalat berjamaah, di masjid atau
di rumah masing-masing. Sepanjang waktu itu, gadget dijauhkan dan televisi
dimatikan,” terang Mahyeldi.
0 Comments