JURNALISTSUMBAR------------MENTAWAI – Saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah stunting (gizi buruk kronis). Setidaknya 9 juta atau lebih dari sepertiga jumlah balita (37,2%) di Indonesia menderita stunting.
Dengan jumlah penderita sebesar itu, Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Kamboja (41%), Laos (44%) dan Timur Leste (5%) yang mengalami masalah sunting di kawasan Asia Tenggara.
Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Lahmuddin Siregar menyebutkan, persoalan kesehatan di Mentawai saat ini adalah gizi masyarakat dan soal stunting yang di bahas di tingkat nasional.
“Di mentawai sendiri persoalan stunting cendrung mengalami penurunan dari tahun ketahun,” kata Lahmuddin di Tuapeijat, kamis (12/7).
Dikatakan, status gizi pendek dan sangat pendek (stunting) tahun 2015 (39,8 %), tahun 2016 (34,8 %) dan tahun 2017 (31,9 %), artinya program tersebut dilakukan secara berkesinambungan dilakukan secara bergotong royong, sehingga persoalan stunting di Mentawai semakin berkurang.
“Pada tahun 2018 kasus gizi buruk yang ditemukan pada tri wulan kedua, komplikasi 10, murni 6 dan meninggal 2. Jadi persoalan stunting di mentawai cukup baik, secara nasional, mentawai masih di bawah angka 37 %, artinya Mentawai berada di 31 %,” ucapnya.
Lahmuddin menjelaskan, stunting adalah kekurangan asupan gizi pada balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak, stunting juga disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, dari janin hingga usia 24 bulan.
Kondisi ini menyebabkan perkembangan otak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi, dan saat dewasa mudah menderita obesitas, sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.
Lebih lanjut, lahmuddin menjelaskan, status gizi pendek (stunting) menurut tinggi badan dan umur berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2014 (24,6%), 2015 (24,6%), 2016 (21,9%), 2017 (19%), sedangkan status gizi sangat pendek tahun 2014 (15,2%), 2015 (15,2%), 2016 (11,2%), 2017 (12,9%), cakupan target adalah 20%.
“Inginnya, persoalan stunting di Mentawai terus menurun sampai angka yang lebih baik, pada prinsipnya dengan gotong royong target penurunan stunting di mentawai bisa tercapai,” ungkap Lahmuddin.(rajo)
0 Comments