JS--- Hari Kamis 2 Februari 2017 pukul 13.34.14 WIB wilayah Pulau Enggano dan Bengkulu Selatan digoyang gempabumi tektonik berkekuatan M=5,2. Episenter terletak pada koordinat 5,86 LS-102.45 BT, tepatnya di laut pada jarak 41 km arah selatan Pulau Enggano di kedalaman 34 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa di Pulau Enggano dan seluruh wilayah pesisir pantai Bengkulu seperti Tais, Tanjung Kemuning, Kota Manna, Bintuhan, dan Krui mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG BMKG atau III MMI. Goyangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan oleh orang banyak hingga beberapa diantaranya berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Dampak gempabumi pada skala intensitas II SIG BMKG semacam ini belum berpotensi menimbulkan kerusakan dan hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan.
Gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal di zona megathrust akibat subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia dengan laju 60 mm/tahun. Gempabumi ini memiliki mekanisme sumber berupa sesar mendatar (strike-slip fault). Hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kepada warga di pesisir pantai Pulau Enggano dan Bengkulu Selatan dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa di Pulau Enggano dan seluruh wilayah pesisir pantai Bengkulu seperti Tais, Tanjung Kemuning, Kota Manna, Bintuhan, dan Krui mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG BMKG atau III MMI. Goyangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan oleh orang banyak hingga beberapa diantaranya berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Dampak gempabumi pada skala intensitas II SIG BMKG semacam ini belum berpotensi menimbulkan kerusakan dan hingga saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan.
Gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal di zona megathrust akibat subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia dengan laju 60 mm/tahun. Gempabumi ini memiliki mekanisme sumber berupa sesar mendatar (strike-slip fault). Hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Kepada warga di pesisir pantai Pulau Enggano dan Bengkulu Selatan dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
#Rilis Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
Dr. DARYONO, S.Si., M.Si.
Dr. DARYONO, S.Si., M.Si.
0 Comments