JAKARTA.JS--- “Kemlu membuka mindset bahwa ASEAN itu bukan milik elit politik saja namun masyarakat ASEAN. ASEAN adalah kita #ASEANuntukRakyat #UPNVY”, begitu kesan yang ditulis oleh Danty dalam akun Twitter-nya @yudantirs, usai mengikuti Kunjungan Studi di Kementerian Luar Negeri (17/01).
Danty merupakan salah satu dari 79 (tujuh puluh sembilan) mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta yang melakukan kunjungan studi di Kemlu untuk menggali lebih dalam mengenai isu-isu politik keamanan ASEAN yang sedang hangat diperbincangkan di dalam negeri, antara lain Laut China Selatan; terorisme; IUU Fishing; dan keamanan maritim di sekitar Laut Sulu.
Keingintahuan para peserta tersebut terbayar dalam sesi diskusi yang dibawakan oleh Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN dan Direktur Hukum dan Perjanjian Kewilayahan, Kementerian Luar Negeri. Para peserta tersebut memperlihatkan kepedulian dan ketertarikan tinggi terhadap dinamika Politik dan Keamanan di kawasan. Mereka juga menyadari betapa pentingnya Indonesia bagi ASEAN dan pentingnya ASEAN bagi rakyat Indonesia.
Mengenai isu keamanan maritim Laut Sulu, ditegaskan kepada para peserta bahwa Laut Sulu berada di wilayah yurisdiksi Filipina. Namun demikian, Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah menyepakati kerja sama patroli terkoordinasi di sekitar wilayah tersebut untuk lebih meningkatkan keamanan di kawasan.
Selain berdiskusi, para peserta juga berkesempatan untuk mempelajari Gedung Pancasila yang memiliki nilai penting dalam sejarah Indonesia. Shelly Wahyu Aulia (@OnnaShelly), salah satu peserta diskusi, menuliskan dalam Twitter-nya, “Di gedung ini (Gedung Pancasila) mereka berjuang demi Indonesia, di gedung ini aku berkunjung dan belajar untuk mengejar cita cita #ASEANuntukRakyat #UPNVY”.
Danty merupakan salah satu dari 79 (tujuh puluh sembilan) mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta yang melakukan kunjungan studi di Kemlu untuk menggali lebih dalam mengenai isu-isu politik keamanan ASEAN yang sedang hangat diperbincangkan di dalam negeri, antara lain Laut China Selatan; terorisme; IUU Fishing; dan keamanan maritim di sekitar Laut Sulu.
Keingintahuan para peserta tersebut terbayar dalam sesi diskusi yang dibawakan oleh Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN dan Direktur Hukum dan Perjanjian Kewilayahan, Kementerian Luar Negeri. Para peserta tersebut memperlihatkan kepedulian dan ketertarikan tinggi terhadap dinamika Politik dan Keamanan di kawasan. Mereka juga menyadari betapa pentingnya Indonesia bagi ASEAN dan pentingnya ASEAN bagi rakyat Indonesia.
Mengenai isu keamanan maritim Laut Sulu, ditegaskan kepada para peserta bahwa Laut Sulu berada di wilayah yurisdiksi Filipina. Namun demikian, Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah menyepakati kerja sama patroli terkoordinasi di sekitar wilayah tersebut untuk lebih meningkatkan keamanan di kawasan.
Selain berdiskusi, para peserta juga berkesempatan untuk mempelajari Gedung Pancasila yang memiliki nilai penting dalam sejarah Indonesia. Shelly Wahyu Aulia (@OnnaShelly), salah satu peserta diskusi, menuliskan dalam Twitter-nya, “Di gedung ini (Gedung Pancasila) mereka berjuang demi Indonesia, di gedung ini aku berkunjung dan belajar untuk mengejar cita cita #ASEANuntukRakyat #UPNVY”.
#Humaskemenlu