Ticker

6/recent/ticker-posts

Talempong Batu: Dari Legenda hingga Suara yang Menyentuh Jiwa

Oleh : Avina Amanda mahasiswa universitas Andalas Padang 


Talempong Batu, meskipun kurang dikenal dibandingkan talempong logam, menyimpan keunikan budaya dan mistik yang tinggi dalam tradisi Minangkabau. Di Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, berdiri situs Talempong Batu, enam buah batu andesit pipih yang ketika dipukul mengeluarkan nada menyerupai talempong logam. 


Asal-usul Legendaris


Menurut penelitian lokal, Talempong Batu ditemukan sekitar abad ke-12 M oleh seorang pemuda bernama Syamsudin, yang dalam mimpinya diperintah oleh sosok bersorban putih untuk mencari batu-batu bersuara dari hutan. Batu-batu itu kemudian dikumpulkan dan disusun di atas bambu di halaman Balai Adat Nagari. Cerita rakyat menyebutkan bahwa batu ini dianggap keramat dan harus diperlakukan dengan ritual tertentu sebelum dipukul. 


Struktur & Teknik Bermain


Talempong Batu terdiri dari enam batu andesit yang disusun berjajar di atas dua bambu melintang. Masyarakat lokal menyebut bahwa batu-batu tersebut menghasilkan nada berbeda ketika dipukul, menyerupai tangga nada talempong logam. Teknik yang digunakan amat sederhana, memukul tonjolan batu dengan batang kayu kecil. Namun, sebelum dimainkan, harus dilakukan ritual pembakaran kemenyan untuk “mengaktifkan” suara batu, jika tidak, suara yang keluar hanya seperti batu biasa. Kepercayaan masyarakat juga menyebut jika tidak melakukan ritual bisa memicu kutukan atau penyakit. 


Fungsi Budaya & Sosial


Talempong Batu sering dimainkan dalam upacara adat di Nagari Talang Anau: pesta pernikahan, khitanan, pengangkatan penghulu, atau ritual membayar nazar. Bunyi batu dianggap memberi nilai sakral dan menambah suasana magis dalam ritual adat. Situs Talempong Batu juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya dengan nomor inventaris 18/BCB-TB/A/10/2007. Lokasi ini menjadi objek wisata budaya bagi pengunjung yang ingin menyaksikan langsung alat musik batu yang unik ini. 


Tantangan Pelestarian


Meski memiliki nilai historis dan budaya besar, Talempong Batu terancam punah. Generasi muda cenderung memilih alat musik modern, dan pengetahuan teknik memainkan batu tersebut semakin langka. Kurangnya dokumentasi formal dan dukungan institusional memperparah situasi. Untuk melestarikannya diperlukan langkah konkret seperti pendidikan budaya, festival budaya lokal, dan promosi pariwisata adat.


Talempong Batu adalah warisan yang menghubungkan leluhur dengan masa kini melalui suara batu yang “bernyanyi”. Melalui pelestarian dan penghormatan, kita tidak hanya menjaga bunyi batu, tetapi juga menjaga cerita, kepercayaan, dan identitas Minangkabau agar tetap hidup bagi generasi mendatang.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS