Kota Sorong Papua Barat Daya — Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Hari Bidan Internasional tahun 2025, sekaligus HUT ke-1 Pengurus Daerah (PD) IBI Papua Barat Daya, berlangsung meriah dan penuh makna di Hotel Kryat, Jalan Sungai Maruni, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (23/8/2025).
Acara ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya, NS. Hansen Maikel.SU, S.Kep, MA.Kep, yang memberikan dukungan penuh terhadap peran strategis bidan di tengah tantangan kesehatan nasional dan daerah. Dengan mengangkat tema “Peran Strategis Bidan dalam Memenuhi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan di Setiap Kondisi Kritis, Menuju Indonesia Emas – Midwives: Critical in Every Crisis,” kegiatan ini menegaskan komitmen bidan sebagai garda terdepan dalam penyelamatan ibu dan anak.
Ketua PD IBI Papua Barat Daya, Bidan Anita Rohani Wariaka, S.Tr.Keb, S.KM, M.Kes, menegaskan bahwa momentum HUT ke-74 IBI dan ulang tahun perdana PD IBI Papua Barat Daya menjadi saat penting untuk memperkuat peran dan kualitas layanan bidan. “Kami berkomitmen menurunkan angka kematian ibu dan anak di Papua Barat Daya. Dari 1.439 anggota IBI yang terdaftar, kami akan terus mendorong mereka memberikan pelayanan yang profesional, berkualitas, dan beretika,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa bidan tidak hanya menjadi pelayan kesehatan, tetapi juga agen perubahan sosial di tengah masyarakat. Keberadaan mereka sangat krusial, terutama dalam menjangkau wilayah-wilayah yang sulit akses terhadap fasilitas kesehatan formal.
Sementara itu, Ketua Panitia HUT IBI ke-74, Bidan Yulinda Maulana Jitmau, S.Tr.Keb, S.KM, M.Kes, mengungkapkan bahwa rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Maret 2025. Kegiatan tersebut mencakup pelayanan kepada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK), pemantauan tumbuh kembang balita, serta kolaborasi lintas sektor dalam pelayanan KB (alat kontrasepsi implan, IUD, suntik), yang difokuskan di wilayah Kota Sorong dan Kabupaten Sorong.
Puncak acara juga diisi dengan Workshop Bidan Delima, sebagai wadah peningkatan kapasitas dan keterampilan bidan untuk dapat mandiri secara profesional. Program ini bertujuan mencetak bidan berkualitas yang mampu membuka praktik mandiri secara legal dan profesional, guna memperluas akses pelayanan kesehatan yang berfokus pada perempuan dan anak di tingkat komunitas.
“Kami ingin mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Melalui Bidan Delima, bidan bisa membuka klinik mandiri yang memenuhi standar, sehingga masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke puskesmas atau rumah sakit. Tapi, kami tekankan: hanya bidan yang terdaftar dan memenuhi syarat yang boleh membuka praktik,” tegas Yulinda.
Yulinda juga menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap regulasi. Ia menegaskan bahwa praktik kebidanan ilegal yang sempat mencuat di media baru-baru ini bukan bagian dari IBI, karena pelaku tidak memiliki ijazah berjenjang D3 Kebidanan. “Kami tegaskan, IBI tidak akan melindungi praktik yang melanggar hukum. Hanya bidan yang memiliki kualifikasi resmi dan teregistrasi yang bisa kami bina dan dukung,” tandasnya.
Kegiatan puncak juga diramaikan dengan jalan santai sebagai simbol kebersamaan dan kekompakan seluruh anggota IBI, serta komitmen mereka untuk terus bersinergi dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang adil, merata, dan berkualitas.
Dengan semangat HUT IBI ke-74 ini, para bidan di Papua Barat Daya mempertegas peran mereka bukan hanya sebagai tenaga kesehatan, tetapi sebagai penjaga kehidupan. Menuju Indonesia Emas 2045, bidan akan tetap menjadi pelita harapan dalam setiap krisis.
(TK)
0 Comments