Ticker

6/recent/ticker-posts

Skincare dapat Menimbulkan Polutan Laut

 


Skincare dapat Menimbulkan Polutan Laut 

 

Oleh : Emilya Putri

Pekerjaan: Mahasiswa Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Andalas


Skincare dapat menimbulkan polutan laut? Kok bisa? Pada saat ini skincare merupakan produk yang digunakan sebagai alternatif untuk solusi permasalahan kulit wajah, sebuah produk wajib yang dimiliki oleh beberapa wanita ini ramai dibicarakan di media sosial. Seiring pesatnya perkembangan zaman, dimana informasi mudah tersebar luas mengenai pentingnya merawat kulit wajah melalui media sosial. Hal tersebut membuat sejumlah wanita khususnya remaja yang sedang dalam masa pubertasnya sangat tertarik untuk merawat wajah dengan menggunakan skincare. Pada masa pubertas, hormon androgen berkembang pesat yang mengakibatkan meningkatnya produksi minyak pada kulit sehingga amat rentan munculnya jerawat pada kulit. Menurut penelitian, penderita jerawat cenderung dialami oleh para remaja dengan rentang usia 15-24 tahun yaitu, pelajar sekolah serta mahasiswa, dan sering kali dialami oleh remaja putri dengan intensitas pertumbuhan jerawat cukup tinggi.

Pembelian berbagai macam produk skincare pun meningkat, bahkan ada yang menyediakan sebuah platform berisikan berbagai informasi skincare. Di platform tersebut bisa membantu pembelajaran awal untuk sang pemula dalam menggunakan skincare, sharing pengalaman penggunaan skincare, produk terbaru yang ampuh, dan lain-lainnya. Bisa dilihat bahwa sebegitu pentingnya skincare pada zaman ini, sehingga produk skincare pun juga didukung dengan kemasan yang berkualitas karena di dalam formula skincare wajah terdapat bahan yang rentan mengalami kerusakan. 

Industri kosmetika dan perawatan kulit merupakan salah satu sektor yang diprediksi berkembang pesat dengan kecepatan 5,6% dalam satu dekade ke depan terutama bagi green product, menjadikan salah satu sumber antropogenik polutan laut yang berpotensi bahaya. Hal yang menyebabkan tersebut karena bahan yang digunakan sebagai kemasan skincare kebanyakan menggunakan material plastik yang tidak ramah lingkungan, ada yang menggunakan bahan mudah terurai dan sulit terurai. Semakin meningkatnya jumlah produk skincare yang terus terjual, maka jumlah sampah plastik akan semakin tinggi.

 Di Indonesia masih belum menemukan titik keluarnya bagaimana cara meminimalisir limbah plastik, kurangnya perhatian dan penanggulangan yang cepat membuat limbah plastik terus meningkat seiring pertambahannya waktu. Pemerintah seharusnya cepat tanggap menangani hal ini walau plastik adalah material yang mudah didapatkan dan digunakan namun dampak yang diberikan setelah penggunaannya lebih besar kepada lingkungan. Salah satu dampak yang diberikan yaitu di daerah perairan. 

Pada tahun 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut berdasarkan hasil dari International Coastal Cleanup (ICC). Mereka menemukan sembilan dari 10 jenis sampah terbanyak berasal dari bahan plastik. Sampah-sampah plastik tersebut mengancam setidaknya 800 spesies. Hal itu teungkap pada tahun 2016 dari hasil penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konveksi tentang Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) sebanyak 40 persennya adalah mamalia laut dan 44 persen lainnya spesies burung laut. 

Banyaknya hewan laut sekitar 370 spesies telah ditemukan terjerat dalam atau menelan sampah laut di seluruh dunia. Tujuh spesies penyu laut, 14 spesies cetacean, 20 spesies anjing laut, dan 56 spesies burung laut ditemukan terjerat dan mengkonsumsi plastik dalam jumlah besar dan mengakumulasi bahan kimia yang menempel di plastik. Penyu laut saat ini diketahui mengalami penurunan jumlah spesies, contohnya di wilayah Sulawesi didapatkan informasi dari masyarakat setempat bahwa mereka semakin sulit menjumpai jenis penyu di pantai-pantai peneluran. 

Populasi hewan laut yang terancam memanglah bukan hanya satu faktor, namun jika beberapa faktor yang membuat mereka semakin terancam diminimalisir akan berdampak lebih baik untuk kedepannya. Salah satunya limbah plastik yang menyebabkan polutan laut, pada industri perawatan kulit juga menyumbang limbah plastik tersebut. Meskipun setiap industri memiliki penanganannya sendiri untuk masalah limbah plastik, namun hal itu masih belum ada mendukung perubahan untuk mengurangi potensi bahaya yang dihasilkan dari penggunaan skincare terhadap ekosistem maupun organisme perairan.

Oleh karena itu, seharusnya ada pergerakan awal dari sekarang terlebih produk kosmetika dan perawatan kulit yang semakin lama semakin meningkat penjualannya. Salah satu cara yaitu industri skincare dapat memperbanyak tempat untuk pendauran ulang kemasan, seperti di beberapa departement store kosmetik saat ini sudah menyediakan tempat untuk mendaur ulang wadah skincare. Caranya sangat mudah, para pengguna skincare cukup menaruh produk kemasan yang sudah habis ke wadah berupa kotak besar di departemen store tersebut untuk proses selanjutnya akan didaur ulang agar tidak merusak lingkungan selain itu terhindar dari oknum nakal yang menyalahgunakan wadah bekas skincare yang kita buang.

Namun, dibutuhkan juga kesadaran pengguna skincare untuk membiasakan diri mendaur ulang wadah skincare. Masih banyak orang yang malas untuk pergi ke tempat daur ulang dan akhirnya wadah bekas skincare tersebut berakhir di tempat sampah. Solusi lainnya industri kosmetika dan perawatan kulit dapat berinovasi dalam memperbaharui kemasan produk mereka menjadi kemasan ramah lingkungan, tetapi kualitas dan keamanan dari skincare tersebut tetap terjaga. 

Bahan yang digunakan dapat berupa biodegradable karton, botol kaca, dan serat bambu menjadi pilihan alternatif untuk kemasan ramah lingkungan. Bahan biodegradable self-destructive material merupakan bahan kemasan refill pack yang dapat hancur dengan sendirinya dan tidak berbahaya bagi lingkungan, sedangkan botol kaca sampah yang sangat sulit terurai dimana membutuhkan 1 juta tahun tetapi lebih baik jika dibandingkan plastik yang membutuhkan 450 tahun lebih untuk terurai. Semua memiliki kelebihan dan kekurangannya dari solusi alternatif untuk meminimalisir sampah plastik. Namun, jika ada keinginan dan kesadaran untuk menyelamatkan lingkungan berdampak sangat baik kedepannya bagi bumi kita sehingga dapat dihuni dengan nyaman di kehidupan selanjutnya dan makhluk hidup lainnya tidak akan mengalami pertambahan kepunahan populasi. Mari merawat kulit dengan merawat lingkungan juga!

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS