Tradisi -Tradisi Yang Hanya Ada Di Minangkabau

 

Foto ist

Oleh Nisa Aulia

Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Menurut KBBI tradisi merupakan adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Sedangkan menurut Wikipedia tradisi merupakan sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang tersebut menyukai perbuatan itu. Kebiasaan yang diulang-ulang ini dilakukan secara terus menerus karena dinilai bermanfaat bagi sekelompok orang, sehingga sekelompok orang tersebut melestarikannya.

Minangkabau memiliki banyak tradisi yang bisa dibilang cukup unik dan hanya ada di Minangkabau itu sendiri. Walaupun sekarang ini sudah era modernisasi tetapi tradisi-tradisi yang ada masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan. Adapun diantaranya tradisi-tradisi tersebut antara lain yaitu;

1. Upacara Turun Mandi

Upacara turun mandi merupakan suatu tradisi yang dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas kelahiran seorang anak dan juga untuk memperkenalkan anak tersebut kepada masyarakat. Upacara ini dapat dilaksanakan di sungai atau batang aia atupun di rumah. Biasanya setelah acara turun mandi ini selesai dilaksanakan maka akan dilanjutkan dengan syukuran, makan Bersama dan juga doa Bersama.

di Kabupaten Agam saat acara turun mandi ini berlangsung jika anak tersebut berjenis kelamin laki-laki maka bako anak tersebut akan membawakan seekor ayam jantan. Sebaliknya, jika anak tersebut berjenis kelamin perempuan maka bako dari anak tersebut akan membawakan emas, biasanya emas tersebut dapat berupa cincin maupun anting. Biasanya upacara turun mandi ini dilakukan pada saat si anak berusia antara satu minggu hingga usia satu bulan. 

2. Batagak Pangulu

Batagak pangulu merupakan upacara adat untuk mengangkat penghulu yang baru. Tradisi ini biasanya menggunakan seekor kerbau dan biasanya berlangsung selama tiga hari. Proses pengangkatan penghulu ini harus berdasarkan kepada petitih adat Minangkabau maangkek rajo sakato alam, maangkek Pangulu sakato kaum. Pada acara ini melalui petitih tersebut acara pengangkatan penghulu ini harus dihadiri oleh semua pihak termasuk juga pejabat daerah setempat. 

Biasanya sebelum upacara pengangkatan ini dilakukan akan dilakukan musyawarah atau barundiang dengan keluarga besar penghulu, dengan anak kemenakan penghulu, dan juga dengan persukuan setelah itu akan dimasukkan kedalam agenda KAN (Kerapatan Adat Nagari). 

3. Batagak Kudo-Kudo

Upacara batagak kudo-kudo merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara menjamu sanak saudara setelah tiang-tiang berdiri dengan tujuan agar rumah tersebut dibangun Kembali dengan gotong royong. Biasanya yang menghadiri acara ini adalah tetangga dan juga beberapa keluarga. 

Namun, di daerah Kampung Pisang, Kabupaten agam sedikit berbeda, di daerah ini biasanya pada saat mengadakan acara batagak kudo-kudo ini para tukan yang mengerjakan rumah tersebut akan di sediakan makanan pada hari itu. Setelah pekerjaan tukang tersebut selesai, saat mereka akan pulang mereka akan diberikan lagi sejumlah makanan seperti misalnya orang yang memiliki hajatan tersebut membuat makanan berupa gulai ayam, maka para tukang tersebut juga harus diberi makanan tersebut. 

4. Balimau

Balimau merupakan tradisi yang dilakukan orang Minang pada saat akan memasuki bulan suci Ramadhan. Biasanya mandi balimau ini dilakukan di sungai ataupun di tempat pemandian. Kegiatan yang dilakukan sekali dalam setahun ini biasanya juga menjadi momen untuk saling bersilahturahmi antar sesama warga di kampung maupun dengan perantau yang pulang. 

Pada zaman dahulu kegiatan balimau ini dilakukan menggunakan bunga rampai juga beberapa bunga dan daun yang berbau wangi seperti daun pandan. Setelah kegiatan balimau ini selesai dilaksanakan masyarakat akan mengundang salah seorang ustad dan mengadakan doa bersama. Namun pada saat ini beberapa kegiatan tersebut sudah mulai memudar. Sekarang ini kegiatan balimau hanya diisi dengan acara mandi-mandi dan juga jalan-jalan keluarga. 

5. Pacu Jawi

Pacu jawi merupakan tradisi minang yang beasal dari Kabupaten Tanah Datar. Tadisi ini meupakan olah raga tradisional yang dilakukan setiap tahunnya. Permainan ini sekilas mirip dengan Karapan Sapi yang ada di Madura, namu sebenanya kedua permainan ini memiliki perbedaan. Perbedaan kedua permainan ini yaitu Karapan Sapi diadakan di tanah lapang yang kering sedangkan Pacu Jawi ini dilakukam di tengah sawah yang habis dipanen dengan kondisi yang berlumpur. 

Walaupun tradisi ini bernama Pacu Jawi, tetapi sapi-sapi tidaklah di adu untuk perlombaan. Sapi tersebut akan dilepas secara berpasangan dengan diiringi oleh seorang joki dan dalam permainan ini tidak ada yang menang ataupun kalah. Joki tersebut akan menggigit ekor sapi-dapi tersebut agar berlari dengan kencang. Orang-orang yang menonton Pacu Jawi ini nantinya akan menilai sapi-sapi yang dilepas tersebut, biasanya yang mereka nilai adalah ketepatan atau kelurusan jalan sapi tersebut dan juga kecepatan lari sapi-sapi tersebut. Menurut masyarakat setempat kegiatan ini memiliki banyak makna, salah satunya yaitu mengingatkan kepada jalan yang luras dan saling bekerja sama tanpa adanya persinggungan. 

Pacu Jawi ini juga dijadikan ajang untuk menjajakan makanan-makanan khas Minangkabau. Tak hanya itu Pacu Jawi ini juga menarik para foto grafer nasional maupun internasional untuk mengambil foto yang bagus. Bahkan fotografer ini beani ambil resiko masuk ke arena lintasan sehingga terkena cipratan lumpur atau tertabrak sapi.  Tak hanya itu, sekarang ini Pacu Jawi ini tidak hanya sebagai tradisi melainkan juga sebagai festival budaya.

Minangkabau memiliki begitu banyak tradisi, namun sayangnya dari semua tradisi tersebut sudah mulai banyak yang memudar atau bahkan sudah mulai hilang satu persatu. Tugas kita sebagai generasi muda untuk melestarikan tradisi-tradisi tersebut agar tetap terjaga kelestariannya.