uci Rahmadania Putri
Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau
Universitas Andalas
Nagari atau desa adat Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terletak di pinggir pantai Samudra Hindia dan berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Agam dengan Kabupaten Padang Pariaman. Nagari dengan jumlah penduduk 13.951 jiwa dari 3.054 kepala keluarga yang tersebar di tujuh jorong ini memiliki potensi kelautan dengan hasil ikan dan objek pariwisata di sekitar pantai serta memiliki kebun sawit cukup luas.
Pemandangan pesisir pantainya khas, masih asri, berpasir putih dengan garis pantai yang luas dan kontur wilayah yang cukup landai berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Di sini juga terdapat fenomena alam yang menarik di mana terdapat laguna seperti danau berawa-rawa berisi air asin yang terpisah dari laut dan terhalang gundukan pasir pantai dan batu karang. Tak hanya itu, nyiur melambai pepohonan kelapa yang rindang di sepanjang jalan dan pantai, hingga pohon pinus yang ditanam sepanjang tepi pantai tumbuh menjulang tinggi dan tertata apik sehingga memanjakan mata. Di sepanjang jalan menuju Objek Wisata, misalnya, Pasia Tiku, terdapat puluhan pedagang yang berjualan kuliner khas seperti sala ikan dan peyek, juga gulai kepala ikan dan gulai ikan hiu. Nagari ini memang mempunyai ragam wisata kuliner pesisir yang khas, seperti kuliner berbahan dasar ikan. Di sekitar objek wisata juga terdapat industri rumah tangga ikan asin dengan harga yang cukup murah.
Pasia Tiku merupakan salah satu destinasi wisata di Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pasir yang landai, ombak dan aktivitas nelayan di tempat ini membuat suasana semakin asyik. Pantai ini masih terlihat asri. Ada dua pulau yang berada tepat di pantai tersebut, yakni Pulang Tangah dan Pulau Ujung. Kedua pulau tersebut tidak berpenghuni dan merupakan salah satu tanah ulayat. Pantai Tiku merupakan salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Agam dan kini telah menajdi perhatian masyarakat dari berbagai daerah. Pantai ini sangat cocok sebagi lokasi bersantai atau tempat liburan dengan keluarga. Pantai Tiku membentang sekitar satu kilometer. Pohon cemara yang tumbuh di bagian barat pantai membuat pantai ini terlihat eksotis.
Di Pantai Tiku, tumbuh deretan pohon cemara laut. Di bawah pohon cemara yang sudah cukup tinggi itu, para pedagang kaki lima membuka lapak daganganya dengan berbagai macam makanan dan minuman. Wisatawan yang datang pagi, bisa ikut andil membeli ikan di pantai Tiku yang jernih. Ikan yang dibeli, bisa langsung di bawa ke warung yang ada untuk dibakar. Pihak pengelola warung, sudah menyediakan bumbu masak untuk ikan yang dipanggang. Nasi putih hangat yang terbungkus daun pisang, sudah tersedia. Wisatawan bisa menyantap ikan panggang yang baru saja dilelang di tepi pantai. Ikan segar hasil pencarian nelayan rasanya jauh lebih sedap dan terasa lebih manis dibanding setelah ikan masuk ke pasar. Di Pantai Tiku wisatawan juga bisa berenang di sana. Ombak yang menghempas menjadi mainan untuk anak-anak yang memanjakan dirinya berkejaran di pantai.
Dengan menyewa kapal nelayan, wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Tengah dan Pulau Ujung dalam perjalanan 20 menit dari Pantai Tiku. Pulau Ujung lebih menarik lagi dari Pantai Tiku, dengan air yang jernih sehingga ikan terlihat berenang di sela batu karang. Pulau ini tanpa penghuni, namun ada rumah kaum adat sebagai tanda kalau pulau ini adalah tanah ulayat. Di Pulau Ujung ini ditumbuhi ratusan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Di sana juga ada mercusuar. Pulau ini luasnya sekitar 8 hektar. Jika berkeliling dengan jalan kaki, tak sampai 40 menit sudah sampai ke titik awal kita melangkah. Di pantai ini, terlihat belum tersentuh dengan apik sebagai objek wisata. Semak belukar terlihat di sana. Tidak ada fasilitas apapun di pulau itu apalagi wahana water sport.
0 Comments