Ticker

6/recent/ticker-posts

Wako Padang " Baminantu" Pimpinan Media Tak Diundang

www.jurnalissumbar.id ( PADANG )


Puluhan pimpinan mass media di Kota Padang sangat menyayangkan sekaligus mengkritik inisiatif Bagian Humas Pemko Padang meminta karangan bunga untuk resepsi pernikahan puteri sulung Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, sementara permintaan karangan bunga sama sekali tidak menyertakan undangan resmi kepada masing-masing pimpinan mass media untuk menghadiri resepsi pernikahan puteri sang walikota. Ironisnya lagi, jika pimpinan mass media berkenan memberikan karangan bunga, biaya sebesar Rp150 ribu untuk satu paket karangan bunga akan dibebankan kepada masing-masing mass media melalui pemotongan pembayaran iklan dan pariwara dari Bagian Humas Pemko Padang terhadap masing-masing mass media.

"Menurut kami, menjadi lucu saja jika ada permintaan karangan bunga dari pihak yang menyelenggara resepsi pernikahan, sementara pihak Bagian Humas sama sekali tidak menyertakan undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan tersebut kepada kami. Jadi kami ini dianggap apa?," ungkap salah seorang pimpinan koran mingguan di Kota Padang, ihwal inisiatif Bagian Humas Pemko Padang meminta karangan bunga yang dirasakan sangat-sangat tidak populer dan cenderung membuat rekan-rekan mass media tersinggung bahkan berkecil hati.

* Tidak Etis & Memalukan
Menurutnya, sangat tidak etis bahkan sangat memalukan jika ada permintaan pemberian karangan bunga kepada masyarakat, apalagi penyelenggara resepsi pernikahan adalah seorang pembesar, dalam hal ini Walikota Padang. Patut dipertanyakan, apakah permintaan karangan bunga tersebut murni dari Mahyeldi Ansharullah selaku Walikota Padang, atau semata inisiatif Bagian Humas Pemko Padang yang memanfaatkan aji mumpung?
Pemimpin Redaksi Media Online www.nusantaranews.net, Nal Koto, ketika dikonfirmasi ihwal permintaan karangan bunga untuk pesta pernikahan puteri sulung Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, membenarkan bahwa pihaknya dimintai karangan bunga oleh Bagian Humas Pemko Padang.
"Selaku mitra Pemko Padang, kami tentu tidak keberatan memberikan karangan bunga. Apalagi ini adalah untuk sosok yang sangat kita hormati, yakni Walikota Padang yang baminantu. Namun yang patut disayangkan, permintaan karangan bunga tersebut sama sekali tidak menyertakan undangan kepada kami untuk menghadiri resepsi pernikahan puteri bapak walikota. Lucu memang, karangan bunga diminta, sementara kehadiran kami di pesta pernikahan puteri walikota sama sekali tidak diharapkan," ungkapnya.
Seperti halnya Nal Koto, sederet pimpinan mass media cetak dan online di Kota Padang juga merasakan kondisi serupa.

* Tak Diundang, Tak Ada Karangan Bunga!
"Tidak pun secara resmi pakai surat undangan, diundang lewat telepon atau via SMS pun oleh walikota atau pihak panitia maupun Bagian Humas Pemko Padang, kami selaku mitra akan upayakan hadir!. Faktanya, kehadiran kami memang tidak diharapkan, karena tak ada undangan dalam bentuk apapun juga. Lalu, untuk apa kami memberikan karangan bunga? Sikap kami, menolak memberikan karangan bunga karena tidak ada undangan resmi untuk moment ini," timpal Dicky Osmond, Pemred Media Online www.dirgantaraonline.com.
Berdasarkan skedul, Minggu (19/10/2014) ini digelar resepsi pernikahan puteri sulung Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah di Palanta kediaman resmi Walikota Padang Jalan A. Yani No. 11 Padang. Segala persiapan dilakukan oleh panitia yang melibatkan persatuan keluarga besar dari kampung Ibu Walikota Harneli Bahar, serta paguyuban - paguyuban masyarakat yang ada di Kota Padang.
Beberapa SKPD di lingkungan Pemko Padang juga ikut membantu dalam kepanitiaan. Namun Mahyeldi mengakui bantuan tersebut hanya berupa persiapan saja tidak ada yang sifatnya menyalahi aturan. "Jika ada yang beranggapan kami memanfaatkan SKPD, itu dugaan yang salah. Saya juga sudah laporkan ke KPK terkait acara pernikahan anak kami ini, dan siap diperiksa jika ada pelanggaran," tegasnya.
Adapun rangkaian acara "Alek Baminantu" keluarga H.Mahyeldi Ansharullah dan Hj.Harneli Bahar dengan keluarga H. Zainal Umra dan Hj. Yufnidar Ayub ini juga akan melalui ritual - ritual menurut tradisi Minangkabau. Bagi calon Anak Daro (mempelai wanita) sendiri, pada Jumat (17/10/2014) malam akan melewati ritual yang disebut "Malam Bainai". Dimana sang calon pengantin akan dipingit serta diperlakukan seperti ratu.
Nasir Ahmad selaku Ketua Panitia Penyelenggara Acara Pernikahan Diniy dan Hafiz ini menjelaskan, rangkaian acara dimulai dengan prosesi malam bainai pada Jumat malam. Acara diisi oleh ibu - ibu majelis ta'lim melaksanakan pembacaan ayat suci Al Quran, kemudian pelaksanaan shalat Isya berjamaah, dilanjutkan dengan dzikir dan membacakan Asmaulhusnah. Setelah itu baru melakukan prosesi malam bainai bagi calon mempelai wanita.
Sabtu (18/10/2014) pelaksanaan akad nikah. Sebelumnya calon mempelai pria dijemput dan langsung menuju Masjid Sahara bersama rombongan.
Rangkaian prosesi akad nikah didahului dengan khotbah nikah, lalu ijab dan qobul, sikhlak taqlik, penandatanganan buku nikah, penyerahan mahar dan penyerahan buku nikah. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian nasehat pernikahan oleh Tifatul Sembiring.
"Selesai prosesi akad nikah kedua mempelai diantar rombongan menuju rumah A.Yani 11 untuk istirahat sejenak. Setelah itu kedua mempelai duduk bersanding, sementara rombongan keluarga besar kedua mempelai makan bersama dengan anak - anak yatim dihibur dengan musik tradisional," ujarnya.
Pada acara resepsi, Ahad ini, diprediksi akan hadir sepuluhribuan tamu termasuk tamu VIP Gubernur dan para Kepala Daerah se Sumatera Barat serta beberapa dari luar daerah.
"Dalam jamuan resepsi nanti para tamu akan disuguhi musik gambus dan nasyid serta musik tradisional Talempong,"pungkas Nasir Ahmad.
(ede/rel/foto: derius utama) 
BeritaLima Cyber Media Group » www.beritalima.com • www.sumateratime.com • www.satuwarta.com • www.potretdesa.com

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS