Jurnalistsumbar.com---------PADANG -- Penetapan 10 Zulhijjah atau Hari Raya Idul Adha di Indonesia pada Rabu, 22 Agustus 2018 berbeda dengan Arab Saudi yang jatuh pada Selasa, 21 Agustus 2018. Pakar Ilmu Falaq UMSB Firdaus,AN pun angkat bicara.
Pakar Ilmu Falaq UMSB, Firdaus,AN mengatakan Persoalan perbedaan Hari Raya Idul Adha bukan terletak pada sama tidak dengan Arab Saudi namun Persoalan ada pada penetapan ijtimak awal bulan, bagi kalangan mufalaq penting pada saat penentuan awal bulan itu. Jika metodenya berbeda maka penentuan awal bulan juga berbeda dan juga letak geografis juga mempengaruhi proses tersebut.
Menurutnya, kemudian harus juga dibedakan antara Hari Arafah dangan Puasa Arafah, jika hari arafah berkumpulanya calon haji melaksanakan ibadah wukuf sebagai syarat pelaksanaan haji sedangkan puasa Arafah adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 9 Zulhijjah 1439 H.
Lanjutnya, Agenda wukuf di Arafah akan berlangsung pada hari Senin 20 Agustus 2018. Terjadinya perbedaan Idul Adha 1439 H antara Indonesia dan Arab Saudi karena perbedaan mathlak (tempat terbitnya bulan baru atau hilal).
"Melihat posisi geografis Indonesia berada di sebelah timur Arab Saudi. Sehingga secara waktu, matahari terbenam lebih dulu di Indonesia. Saat mata hari terbenam di Iran Jaya pada hari Sabtu 11 Agustus hilal masih di bawah ufuk, satu jam lagi magrib pula di Sulawesi terus Kalimantan hilal masih dibawah ufuk, satu jam kemudian magrib di Jawa terus Sumatera ternyata hilal juga masih dibawah ufuk. Empat jam kemudian masuk magrib di Saudi ternyata hilal sudah di atas ufuk dua derjat lebih, artinya Saudi lebih duluan tanggal satu Zulhijahnya karena hilal sudah wujud atau tampak," imbuh Firdaus yang juga Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumbar.
Lanjutanya, Di Indonesia karena bulan belum wujud bulan Zulqaedah digenapkan 30 hari sehingga tanggal satu Zulhijjah 1439 bertepatan 13 Agustus 2018. Hasil sidang di Saudi pun menetapkan hilal bisa dirukyat sehingga diputuskan tanggal satu Zulhijjah 1439 H bertepatan 12 Agustus 2018.
"Bagi yang akan menjalankan puasa sunnah Arafah, tidak perlu bimbang untuk melaksanakannya sesuai ketetapan pemerintah Indonesia. Sebab, waktu puasa dan shalat ditetapkan secara lokal berdasarkan kondisi negara masing-masing. Karena itu, tidaklah tepat jika ada yang memahami perbedaan itu terjadi karena Indonesia waktunya lebih cepat empat jam daripada Saudi sehingga Indonesia mestinya lebih dulu ber-Idul Adha," tegas Girdaus yang juga Tim Badan Hisab dan Rukyah PW Muhammadiyah Sumbar, Sabtu (18/8/2018).
Kapan Puasa Arafah, katanya, di Indonesia puasa Arafah hari Selasa tanggal 21 Agustus 2018 dengan alasan pada hari itulah tanggal sembilan Zulhijjah. Adapun alasannya sebagai berikut : Nabi SAW sudah terbiasa puasa tanggal sembilan Zulhijah sebelum menunaikan ibadah haji berdasarkan hadis nabi:"Rasulullah SAW berpuasa pada tanggal sembilan Zulhijah, hari Assura (10) Muharam dan tiga hari setiap bulannya," (HR Abu Daud) jadi Nabi SAW berpuasanya bukan karena wukuf di Arafah, sementara praktek wukuf yang lengkap pada saat Rasulullah berhaji pertama dan sekaligus terakhir disebut juga haji Wadak.
"Bagaimana puasa Arafah di negeri yang jauh dari Mekah kalau puasanya disamakan dengan waktu orang negaranya jauh dari Arab Saudi seperti India, Jepang, Amerika dan termasuk kita Indonesia karena waktunya jauh berbeda. Misalnya saat wukuf di Arafah pukul 12 sampai pukul enam WAS sementara di Irian Jaya baru enam senja, orang selesai wukuh sudah jam12 malam di Irian Jaya atau Papua.
"Berandai-andai, jika terjadi musibah di Tanah Suci sampai di Arafah misalnya kebakaran atau badai topan sehingga tidak bisa orang wukuf, maka puasa tanggal sembilan Zulhijah tetap dilakukan walapun tidak ada orang berwukuf," papar Firdaus.
Sebelumnya Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jauh sebelum Ramadhan 1439 H sudah mengeluarkan Maklumat resmi tentang awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah, ketetapan 10 Zulhijjah sama dengan keputusan sidang isbat. Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal satu Zulhijah bertepatan 13 Agustus 2018. Sementara Saudi menetapkannya bertepatan 12 Agustus 2018. Hal inilah yang menyebabkan Idul Adha 1439 H di Indonesia berbeda dengan di Saudi. (rel/rajo)
0 Comments